Devara : Tentang Kenzo

227 39 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalisa Manoban as Devara Shaqueena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lalisa Manoban as Devara Shaqueena

/-/

Wanita itu mengayunkan kedua tungkainya dengan santai. Surai cokelat sepinggangnya terus bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti irama langkah kakinya yang menggema di koridor rumah sakit yang tengah sepi malam itu. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyum manis. Netranya bergeser kesana kemari untuk mencari ruangan yang hendak ditujunya. Kedua tangannya menggenggam sebuah buket bunga daisy dengan erat.

Devara Shaqueena.

Devara sukses membuat para laki-laki kian segan padanya. Sudah cantik, pintar, karirnya bagus, serta berduit. Sebenarnya Devara orang baik, hanya saja ketika orang-orang tidak berhati nurani semakin gencar mendekat hanya untuk meminta bantuan dan belas kasih dari Devara, Devara muak. Wanita itu jadi berbalik memusuhi banyak orang. Devara melakukan seleksi besar-besaran terhadap orang-orang di sekitarnya.

Saking katatnya seleksi yang dia lakukan, hanya ada sedikit orang yang berhasil dia seleksi hingga tahap akhir. Keluarga besarnya, meski tidak seluruhnya. Lalu dua teman dekatnya. Dan terakhir, dia.

Langkah kakinya resmi berhenti di depan ruangan yang ditujunya. Tidak lantas masuk, Devara mengamati sekitar terlebih dahulu. Wanita itu memanggil seorang suster yang kebetulan lewat, "Suster, saya boleh minta tolong?" Wanita itu menyerahkan buket bunganya dengan senyum lebarnya.

Sang suster menerimanya meski agak ragu-ragu. Devara menunjuk seorang laki-laki yang terlihat dari kaca kecil di pintu, "Untuk dia, tapi jangan bilang dari saya."

"Lalu kalau Mas disana tanya, saya jawabnya bagaimana?"

"Terserah Suster, yang penting jangan sebut nama saya. Oke?"

"Hm-mn, saya juga nggak tau nama Mbak."

Devara tersenyum tidak enak sebelum menunduk kikuk. Wanita itu menyingkir dari depan pintu membiarkan sang suster memasuki ruangan VVIP tersebut. Devara memerhatikan bagaimana laki-laki itu menerima bunga darinya dengan kebingungan seperti yang lalu-lalu. Devara mengucapkan terimakasih dengan tulus kepada suster yang telah membantunya setelah sang suster keluar.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang