#2

8 1 0
                                    

Setiap orang punya cara perlawanannya masing-masing. Aku sering mengutuk Orde Baru lewat puisi-puisiku. Kabar buruknya, Orde Baru kebakaran jenggot dengan puisi-puisiku.

Mereka tentu saja tidak mau terus-terusan mencium bau hangus dari jenggotnya yang kebakaran. Mereka berusaha memadamkan api itu. Caranya adalah dengan mengejarku, berusaha menangkapku, dan menghilangkanku.

Kabar baiknya, sampai saat ini aku selincah kancil dalam menghadapi terkaman buaya. Aku tahu, cepat atau lambat, buaya tersebut akan segera menerkam kancil. Tinggal menunggu waktu saja.

Dalam upaya lompatan dari satu tempat persembunyian ke persembunyian lain, aku tidak pernah berhenti menulis puisi. Puisi-puisi tersebut, aku harap bisa jadi memoar pelarian dalam hidupku. Selayaknya catatan Anne Frank dalam serangan Nazi.

1998: Ode Biji TumbuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang