Bibit kebencianku bermula saat ibuku dipaksa mendekam di penjara hanya karena ia seorang penyanyi yang gemar menyanyikan lagu genjer-genjer. Ibuku tidak pernah melalui pengadilan. Ia ditangkap dan ditahan begitu saja.
Saat ibuku dibebaskan, negara tidak pernah mau meminta maaf. Kau tahu, mereka selalu berkelit bahwa tidak perlu meminta maaf kepada simpatisan yang bertanggung jawab atas terbunuhnya enam jenderal dan satu perwira pada 1965 silam.
Maaf—kau tahu, memang tidak akan mengembalikan belasan tahun yang dihabiskan oleh ibuku dalam pembuangan. Tapi, setidaknya itu dapat membuat sedikit lega bagi para korban pembuangan yang tidak pernah melalui putusan salah di pengadilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1998: Ode Biji Tumbuh
Historical FictionSeekor kecoa terbang--dan mendarat tak mulus. Harapan dan manusia, seringkali mirip seperti, kecoa terlentang: sekeras apapun berusaha, tak jarang sia-sia(l) belaka.