Tak terasa sudah 1 hari aku dan mba ayu menginap dirumahnya pakde,besok kami harus kembali ke pesantren untuk mengikuti pengetesan,andai bisa kabur aku rasanya ingin sekali melakukannya tapi melihat dari perjuangan keluargaku sepertinya aku tidak bisa melakukan nya.Keesokan harinya pagi-pagi sekali kami sudah pamit dari rumah pakde untuk kepesantren sekaligus pamit untuk langsung pulang ke Jakarta.
Dengan berat hati kami meninggalkan rumah pakde, sebenarnya begitu berat keluarga pakde melepas kami karena kami hanya menginap dalam waktu yang sebentar tapi keluarga pakde tak mempermasalahkan itu karena mereka juga paham setelah ini kami harus mempersiapkan banyak hal lagi untuk persiapan. Namun pesan dari keluarga pakde ' jangan sungkan semisal kamu nanti mau pulang kesini 'Disebuah ruang yang tak lain ruang pengetesan ini hanya berisikan 3 calon santri pesantren Miftahul Jannah juga 3 penguji,walau bergetar aku berusaha rileks seperti biasanya, tanganku ku kepal untuk menetralkan,kulihat disamping kanan ku yang lumayan jauh dari tempat dudukku melakukan pengetesan dengan rileks dan pandai,sedangkan disamping kiriku ada calon santri pria yang bermuka datar dan serius,aku ditengah-tengah diantara mereka terus berdo'a dan berusaha biasa saja.
"Hey,kenapa bengong?" Tanya ustdzh putri yang tak lain adalah ustdzh pengujiku
"Gapapa ustdzh"
"Rileks aja, nama kamu Aqilla?"
Tanyanya sekaligus membuka buku besar yang kutahu itu daftar nama-nama calon santri dipesantren Miftahul Jannah tahun ini."Kamu unik ya Aqilla"
"Unik kenapa ya ustdzh?"
"Berbeda"
"Perasaan ustdzh aja mungkin" jawabku malu-malu
30 menit didalam ruangan membuat ku sedikit nyaman dengan ruangan ini begitupun dengan ustdzh putri yang kurasa bijak dalam menyikapi sikap aku yang seperti ini dan tak terasa pengetesanku dan kedua santri yang melaksanakan pengetesan diruangan ini akhirnya selesai, selanjutnya bergantian dengan calon santri yang lainnya.
Dengan hati yang sedikit lega kami keluar dari ruangan tersebut,saat keluar dari ruangan aku tak menemukan mba ayu disana,dimana mba ayu?,saat kulihat diujung lorong ternyata mba ayu sedang teleponan dengan seseorang.
" Qill,udah selesai? Yu kita langsung ke terminal kita pulang ke Jakarta hari ini "
" Sudah "
" Bagaimana kamu nyaman? "
" Pertanyaan aneh, belum juga aku benar-benar disini sudah menanyakan nyaman atau tidak " jawabku kesal dengan pertanyaan mba ayu,tapi justru mba ayu tersenyum menatapku, ' benar aneh '
Selama diperjalanan menuju terminal tidak ada percakapan panjang antara aku dan mba ayu,kami sibuk dengan kesibukan kami masing-masing,lebih tepatnya aku yang lebih sibuk karena bingung terus berkotak-katik dengan pikiranku sendiri ' kenapa ya aku tidak mendapatkan beasiswa itu, padahal aku ingat sekali kalau bu Susi wali kelas ku pernah berkata bahwa mudah bagiku mendapatkan beasiswa itu karena Bu Susi melihat dari nilai raportku dan juga aktif nya aku didalam kelas tapi nyata nihil, ternyata tidak semudah itu '. jujur entah aku masih merasa beasiswa itu ada milikku tapi tidak itu hanya kepedean ku saja "dasar Aqilla bodoh"
" Kamu mikirin apa qill ?, Ko bengong terus ngomong gitu ? "
" Gapapa mba, ini masih jauh sampai terminal nya ? "
" Tidak sebentar lagi "
" Oh,baguslah "
Terminal di Jawa ternyata tidak seramai terminal di Jakarta,disini dingin tidak panas,sepi tidak ramai. Aku duduk sendiri di kursi menunggu Mba ayu yang sedang membeli air untuk bekal nanti di bus,dari kejauhan kulihat mba ayu berjalan cepat kearah ku dengan membawa 2 kantung plastik putih yang dapat kulihat didalamnya beberapa air putih.
" Ayo qill bus nya sudah datang,kamu bawa tas yang ini,biar mba bawa tas yang itu " aku hanya mengangguk atas perintah mba ayu dan berjalan menuju bus yang akan kami tumpangi untuk pulang.
Kulihat dari jendela. Bus,mobil,dan kendaraan lainnya melaju begitu saja melintasi apa saja yang akan dilintasinya,ada yang dengan kecepatan rendah,sedang,bahkan kencang. Seakan semuanya menggambarkan rentetan mimpi,ada yang mengejarnya dengan sedikit sabar,tetap sabar,bahkan sampai ada yang tidak sabar untuk mengejar mimpinya. Hmmm, ntah lah pikiranku kacau hanya itu yang ada didalamnya dan aku merasa difase tidak sabar mengejar mimpiku hingga akhirnya aku harus disabarkan lagi dengan hasilnya, ' iya aku sabar '
Menerima apa yang bukan kita tuju memang seperti ini adanya, berlawanan dengan keinginan juga harapan,apa lagi yang lebih menyakitkan dari kenyataan ?
Berproses pada sesuatu yang tidak tahu alurnya, mengejar pada sesuatu yang tak tahu tujuannya,berpacu adu dengan logika dan hati,sampai mana aku sekarang dalam posisi ini dan sampai mana akhirnya kelak ?Berandai semua berjalan sebagaimana yang ku mau, seindah itu ya berandai-andai,ingin menertawai diri sendiri tapi aku takut orang berpikir aku tidak waras, yang nyatanya memang aku sedikit tidak waras dengan semuanya karena terjadi begitu singkat dan cepat.
Rabu, 27 April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemana kita kelak ?
Подростковая литератураjika bertemu akan berpisah maka kamu hanya singgah,ketika waktu mempertemukan maka waktu juga akan memisahkan dan menggantikan yang lain. Tak perlu bertanya KENAPA? sulit untuk dijelaskan.Tapi tenang kelak kita akan paham tanpa dijelaskan,tak perlu...