00

4.4K 318 35
                                    

[Revisi]

...

Aku berjalan pelan di trotoar hendak ke supermarket untuk membeli kebutuhan ku yang sudah habis, karena memang dekat dengan kos-kos an yang ku tinggali jadi aku lebih baik berjalan saja. Aku berhenti memandang jalan raya hendak menyebrang, menunggu sepi kendaraan agar lebih aman.

Ku rasa sudah sepi, aku melangkah kan kakiku melanjutkan jalan ku, saat aku hampir sampai di trotoar sisi lain bunyi klakson nyaring menghentikan langkahku dan melihat ke kiri. Sebuah truk terlihat melaju cepat dan sedikit oleng seperti tak terkendali, dengan perasaan sedikit panik aku kembali melanjutkan langkah ku dengan berlari tetapi terlambat.

Aku tertabrak oleh truk itu, sakit, rasanya ternyata sesakit ini ya, haha. Dengan pandangan kabur aku melihat banyak orang yang menghampiri ku, beberapa juga ada yang memanggil polisi dan ambulans, sepertinya.

Ah, benar-benar deh, aku tidak menyangka akan mati seperti ini, seperti ibu. Ya, tapi aku senang sepertinya akan bertemu beliau nantinya, ku harap. Karena sudah tak kuat, aku menutup mataku.

...

Aku kira aku sudah mati tetapi ntah kenapa aku masih merasa seperti melayang. Entah aku yang sudah buta atau memang gelap disini sungguh gelap tak ada pencahayaan apapun, aku juga tidak bisa merasakan tangan, kaki, dan tubuh lainya jadi hanya bisa merasakan bahwa aku melayang, dan juga tidak bisa mengeluarkan suara. Aku tak tau ini dimana dan tak tau apa yang harus ku lakukan jadi aku hanya diam.

"Rio" ku mendengar suara yang khas orang dewasa memanggil namaku. Tetapi aku tak melihat wujud atau apapun itu.

Siapa? Aku tak bisa melihat, sungguh rasanya sangat tidak menyenangkan, gelap, dan dingin.

"Aku dewa Astrid, dewa yang mengantarkan jiwa yang belum waktunya untuk mati ke kehidupan kedua. Oh ya, ini di ruangan antar dimensiku." Ucap dewa tersebut sambil memperlihatkan wujudnya sedikit demi sedikit dan menampakkan wujud rambut putih, mata biru langit, dan memakai baju putih disertai biru, kulitnya yang putih pucat dengan cahaya di sekelilingnya memancarkan kehangatan.

Indah. Hanya satu kata itu yang terlintas di benak ku, jadi dia adalah Dewa?

Oh tapi tunggu, kehidupan kedua?

"Iya anakku" ucapnya seperti mengerti apa yang ku pikirkan, tapi tak heran sih jika dia benar-benar seperti yang dikatakannya.

Apakah aku harus terlahir kembali? Padahal aku sudah berpikir bahwa hidup ku berakhir dan akan bertemu ibu.

"Apakah kamu tidak mau terlahir kembali?" tanya Dewa itu.

Aku berpikir sejenak, sebenarnya hidupku sedikit.. Menyedihkan. Ayah yang tak menyukai ku sehingga sering menyakitiku hingga kedua orang tua ku cerai dan aku mengikuti ibu, tentu saja. Tetapi tak lama setelah itu ibu meninggal, ter-tabrak sebuah truk seperti yang ku alami. Aku benar-benar terpuruk, apalagi dengan keadaan sosial yang menjauhiku.

Pada awalnya aku memang depresi hingga ingin mengakhiri hidup ku, tetapi setelah kupikir lagi aku sadar dan mencoba untuk bangkit. Usaha ku memang tidak sia-sia awalnya, aku memiliki banyak teman, pekerjaan yang bersahabat dengan kondisi tubuhku, dan sudah tidak bersedih lagi dengan kematian ibu ku.

Disaat aku bahagia, ada yang tidak suka dengan ku, dia melakukan fitnah hingga aku kembali dijauhi oleh sosial. Akhirnya aku menjadi pribadi yang tertutup dan cuek kepada sekitar, aku tidak peduli apapun kecuali kepada diriku sendiri.

Dan hari ini, aku akhirnya mati. Aku berharap dapat bertemu dengan beliau dan mengucapkan banyak terima kasih dihadapannya secara langsung. Aku belum berterima kasih kepadanya karena telah memberiku semangat, kasih sayang, pelukan, dan kehangatan sebelum dia meninggalkan ku sendirian di dunia.

Untimely death || Second life [SlowUp] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang