3 || PERTEMUAN KEDUA

218 44 178
                                    

SELAMAT SIANG DAN SEMOGA SELALU BAHAGIA💗

- Happy Reading-

Angkasa membaringkan tubuhnya diatas kasur yang berada didalam kamarnya. Mata tajamnya menatap langit-langit kamarnya dengan kedua tangan yang dia jadikan bantalan.

Cowok yang mengenakan kaos putih dan boxer hitam itu sedikit terkejut saat waktu menunjukan pukul 2 pagi. Angkasa mengacak rambut hitamnya saat kedua matanya tak kunjung terpejam.

Dia memutuskan untuk beranjak dan berjalan menuju balkon kamarnya. Angin malam yang berhembus menerpa rambutnya hingga sedikit berantakan. Kedua matanya bergulir, tiba-tiba Angkasa tersenyum miring saat kembali teringat dengan pertemuannya bersama perempuan yang berani melawan dirinya tanpa rasa takut.

Mata hitamnya yang menatapnya dengan sorot yang menantang membuat Angkasa merasakan sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.

Beralih dari itu, Angkasa dibuat emosi dengan pertengkaran kedua orang tuanya tadi. Karena itu, Angkasa membenci mereka.

Angkasa benci semesta.

Dia benci Andromeda dan pekerjaan kedua orang tuanya. Angkasa benci dengan tangisan wanita itu, karena itu mampu merobohkan kebenciannya.

Lamunannya terbuyarkan saat ponselnya bordering nyaring. Kedua kakinya melangkah memasuki kamarnya. Mengambil benda itu. Sebelah alisnya terangkat saat membaca nama yang tertera dilayar.

Venus Aldevaro.

"sorry Pak ketu gue ganggu waktu istirahatnya. Gue cuman mau ngingetin kalo lusa jadwal Zardeon sama Lesvar ketemu, jadi, bukannya kita harus nyiapin persiapannya?"

Beberapa saat kemudian, Angkasa sadar dan teringat jika minggu depan adalah 6 Februari. Tanggal keramat dan sakral untuk dua geng besar di kota Bandung.

"Hm, besok kita bicarain lagi disekolah." Ucap Angkasa dengan suara beratnya.

"seriusan? besok lo sekolah lagi di Batavia?"

Angkasa berdehem sebagai jawaban. "Lo masih di markas?" Dia bertanya saat samar-samar mendengar keributan disebrang sana.

"Gue sama yang lain nginep disini. Eh, cuman langit doang yang nggak."

"Tidur lo Sa! Jangan begadang kalo besok mau sekolah!" Angkasa merotasikan matanya saat mendengar seruan yang berasal dari teman terdekatnya. Awan.

"Bacot! Mendingan lo turu, daripada ngurusin gue!" kemudian Angkasa mematikan sambungannya secara sepihak. Dan kembali merebahkan tubuhnya saat waktu sudah menunjukan pukul 02.15 menit.

* * *

Pagi hari telah tiba, Angkasa berjalan menuruni tangga dengan ransel hitam yang menyampir disebelah pundaknya. Di hari pertama dia kembali bersekolah di sekolah lamanya, penampilan Angkasa sangat jauh dari kata rapih.

Seragam putih yang sengaja dikeluarkan, dasi yang dipasang dengan asal dan tanpa sabuk pada celana abunya.

Angkasa menarik satu kursi yang berada di ruang makan. Tatapannya mengedar dan kemudian mengambil sandwich yang tersedia diatas meja. Selama sarapan, Angkasa hanya sendiri. Tanpa ada Andromeda ataupun Semesta.

Disana hanya ada puluhan pelayan yang sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing.

Dia memang memiliki kehidupan yang mewah.

Tapi, dia tidak memiliki rumah yang sempurna.

Rumah untuk seorang anak adalah keluarga dan kedua orang tuanya. Tapi Angkasa tidak pernah merasakan menjadi seorang anak itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙳𝚄𝙽𝙸𝙰 𝙰𝙽𝙶𝙺𝙰𝚂𝙰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang