LEE JENO - PARTNER OSIS

90 5 5
                                    


"Nih, hafalin"

Aku yang sedang bersiap untuk pulang, sontak terdiam dan menatap lembaran kertas yang tergeletak di atas mejaku. Aku mendongakan kepala dan menemukan wajah Jeno yang terlihat dingin.

"ini apa?" tanyaku sambil mengambil lembaran kertas yang tadi dilempar Jeno.

Dia menarik kursi di sebelahku untuk diduduki dan menatapku tajam. "tiga hari lagi pembacaan visi misi, sama pemungutan suara OSIS, masa lo lupa?"

Ya, aku dan laki-laki dingin ini menjadi kandidat calon ketua dan wakil ketua OSIS di sekolah ini. Siapa ketuanya? Tentu saja Lee Jeno. Sifat angkuhnya seolah selalu membuatku tak bisa berbuat banyak selain menurutinya.

Sekilas, aku membaca kertas yang ada di genggamanku, yang ternyata visi dan misi OSIS yang telah Jeno buat. "lo bikin sendiri? Kok gak ngajak gue diskusi dulu sih?"

Jeno terlihat menyeringai sambil membuang muka. "tugas lo cuma jadi pendamping gue. Selagi gue bisa ngelakuin sendiri, lo cukup diem dan ngikutin alur"

Laki-laki bermarga Lee itu kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkanku sendirian di kelas. Selalu saja begini, Jeno akan menjadi alpha, dan aku hanya pengikutnya.

Hari ini adalah hari pembacaan visi dan misi, serta pemungutan suara calon ketua dan wakil ketua OSIS. Jantungku berdebar sangat kencang, khawatir jika hasil yang akan keluar nanti tidak sesuai harapan.

Aku melirik ke samping, melihat Jeno yang duduk di sampingku terlihat sangat tenang dan tidak berbicara sedikitpun.

Semakin aku memperhatikannya, semakin aku sadar bahwa, rahang milik Jeno sangat runcing, hidungnya mancung, dan matanya sungguh indah. Mengapa partnerku ini sangat tampan?

"gue tau kalo gue ganteng. Fokus aja ke depan, natep wajah gue nanti kalau udah kelar."

Aku tersentak mendengar ucapan Jeno barusan. Cepat-cepat aku melihat ke depan dan merutuki kebodohanku ini.

Setelah aku dan Jeno membacakan visi dan misi, kini saatnya pemungutan suara. Pandanganku tak sedikitpun terlepas dari papan penulisan poin di depan paggung. Poin yang terkumpul terlihat tidak beda jauh. Jantungku sangat berdepar kencang.

"oke, di tangan saya tersisa dua poin yang sama. Terlihat kandidat satu dan dua memiliki poin yang seri. Kita lihat, kandidat mana yang akan mendapatkan dua poin ini". ucap juri sambil mengangkat dua kertas di tangan kanannya.

"pemenang pemungutan suara dengan total 156 suara dimenangkan oleh.."

Juri terlihat mengulur waktu untuk membuat suasana makin tegang di ruangan ini.

"selamat untuk kandidat satu! Lee Jeno dan rekannya telah memenangkan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS tahun ini!"

Sorakan keras sontak memenuhi ruangan aula ini. Tepuk tangan dan ucapan selamat mulai memenuhi pendengaranku. Saking senangnya, aku tidak bisa menyembunyakan senyumku dan bertepuk tangan gembira.

Saat ingin memberi ucapan selamat pada Jeno, tiba-tiba dia memelukku dengan erat di hadapan semua murid dan guru. Tubuhku menegang dan mataku melotot, kaget dengan tindakan Jeno yang tiba-tiba memelukku.

"J-jeno.."

"makasih, makasih udah mau jadi pasangan gue di OSIS". Jeno belum melepas pelukannya. Ia memelukku sangat erat dan menggerakan tubuhnya ke kiri dan ke kanan, tanda dia sangat senang saat ini.

Perlahan, Jeno meregangkan pelukannya, dan berbisik di telingaku, yang berhasil membuatku terkejut bukan main.

"selain pasangan OSIS, gue harap, lo juga bisa jadi pasangan gue. Lo mau kan, jadi pacar gue?"

𝐍𝐂𝐓 𝐀𝐒 𝐘𝐎𝐔𝐑-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang