Mark Lee : Maraka.
"hoamm... selamat pagi Hari Mingguu!"
Yup, hari ini adalah hari yang paling aku tunggu. Hari dimana aku akan menghabiskan waktuku untuk bermalas-malasan, tidak mandi seharian, dan moodku tentunya akan sangat bagus hari ini.
Oh iya, aku lupa bahwa sahabatku sejak SD itu akan datang. Tidak ada yang spesial sih, karna hampir setiap hari dia datang ke rumahku. Namanya Maraka, aku sering memanggilnya sipanse karena dia banyak bicara, tapi sangat pintar. Rumah kami berdekatan, hanya berjarak 20 meter dari rumahku. Dia juga sangat dekat dengan keluargaku, bahkan dia memanggil mama dengan sebutan yang sama denganku.
Tok tok tok
"masuk aja sipanse." aku tahu itu dia, karena orang rumah tidak pernah mengetuk pintu kamarku melainkan akan selalu berteriak memanggil namaku. Pintu kamarku terbuka, memperlihatkan laki-laki dengan jaket biru dan rambutnya yang berantakan. Pasti dia baru bangun tidur, kebiasaan.
"good morning bocah crewet. Biar gue tebak, lo semalem pasti ngimpi dikejar anjingnya Lucas kan?"
Sedetik kemudian, bantal tidurku berhasil 'mencium' wajahnya dengan keras. "enak aja, gue ngimpiin gue lagi makan eskrim matcha tauk." Maraka terkekeh lalu duduk di tepi kasurku sambil mengeluarkan kantong plastik hitam dari saku jaketnya.
"wah eskrim!" gila, sepertinya Maraka bisa melihat mimpi orang lain. Buktinya, sekarang ditanganku terdapat eskrim favoritku, rasa matcha. "ini masih pagi, tapi bodo amat deh. Makasih sipansee"
Maraka juga ikut makan eskrim di atas kasurku. Bedanya, dia makan ice cream rasa semangka kesukaannya. "habis ini sarapan bubur ayam yuk, sekalian ada yang mau gue omongin."
Aku yang tadinya sibuk dengan ice cream di tangan, langsung menatap mata Maraka penuh selidik. "hayo, ada bahan gibahan baru- aduhh." Maraka memang kurang ajar, dia menoyor kepalaku ke belakang hingga aku tertidur di kasur. Untung tidak terbentur tembok.
"ini masih pagi bocah tolol, gak usah sok-sokan nabung dosa ya!
Keadaan perutku sekarang serasa ingin meletus. Bagaimana tidak, satu porsi bubur ayam, teh hangat, sate telur, dan jagung rebus telah dipaksa masuk ke dalam mulutku. Maraka sudah gila, dia tidak akan pernah membiarkanku makan dengan porsi sedikit. Menyebalkan, padahal aku sedang diet.
"are you done?" ucap Maraka setelah menyenggol lenganku pelan. Apa itu tadi, dia berbicara dengan Bahasa Inggris? Oke, ini tandanya dia akan berbicara dengan serius. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban, dan membenarkan posisi dudukku untuk menghadapnya.
"well, um. I actually have something to tell you." dia hanya memainkan kukunya, tanpa melihatku.
"what is it?"
"well, she confessed to me." dia terkekeh pelan. Aku aku tidak salah dengar? Jadi, selama ini sahabatku menyukai perempuan lain? "lo.. punya crush?"
Dia mengangguk pelan, lalu menatap mataku sebentar. " I actually have a crush, and she just confessed her feelings yesterday."
Pikiranku buyar, otakku tiba-tiba seolah mengingatkanku pada semua kenangan yang telah kami buat. Kenangan tentang Maraka yang selalu mengantarku ke sekolah, membelikanku ice cream matcha jika moodku jelek, tertawa dengan keras, mengusap kepalaku, mencubit pipiku, dan kenangan lain yang pastinya sangat indah.
Aku terlambat. Aku terlambat untuk menyampaikan perasaanku padanya. Iya, aku sudah menyukainya sejak lama dan hanya menjadi rahasia karena aku tidak mau Maraka menjauhiku. Aku hanya bisa tertunduk, dan menggumamkan satu kalimat dengan pelan.
"I thought I could call you mine, but I don't."
"what are you mumbling about?"
"ah, nothing. So, she confessed to you? Do you like that girl too?"
"of course I like her too. I've had feelings for her since a year ago and she finally likes me back! Isn't that amazing?" Lihat, Maraka sangat bersemangat menceritakan orang yang dia sukai. Aku seharusnya ikut senang, tapi kenapa jantungku seakan berdetak dengan kencang? Bodoh, seharusnya aku menyatakannya sejak dulu.
"Maraka, pulang yuk. Gue udah gerah nih, pengen mandi hehehe."
Ini Hari Minggu, dan seperti biasa aku bangun lebih siang. Saat aku membuka mata, entah mengapa mataku terasa berat dan panas. Setelah terduduk di tepi ranjang, aku baru menyadari bahwa aku menangis. Hey, kenapa pikiranku langsung tertuju pada Maraka? Entahlah, mungkin aku merindukannya.
Aku memutuskan untuk pergi ke dapur dan mengambil segelas air. Tenggorokanku sangat kering dan perlu dibasahi. Saat membuka pintu kulkas, tiba-tiba ada tangan yang melingkar di perutku erat. Wangi shampoo juga perlahan masuk ke indra penciumanku.
Kubalikkan tubuhku dan terkejut karena ada Maraka di hadapanku. "good morning princess, mimpi indah tadi malam?"
Apa ini yang disebut deja vu?
"Maraka apa sih peluk peluk!" dia kebingungan dengan perkataanku barusan. Apa mungkin ucapanku salah?
"loh kenapa babe? Kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu suka dipeluk." wtf, kapan aku mengatakannya! "gak usah peluk peluk, kita cuma sahabatan ya sipanse!"
Tiba-tiba dia tertawa dengan keras. Kakinya seolah tidak bisa menopang tubuhnya sehingga seolah Maraka ingin terjatuh. "babe stop, ini masih pagi. Jangan ngelucu dulu dong."
Loh, aku salah?
"kamu lupa ya, seminggu yang lalu kita resmi pacaran sayang, kamu bukan sahabat aku lagi, tapi kamu princess aku sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐂𝐓 𝐀𝐒 𝐘𝐎𝐔𝐑-
Fanfiction!!ᴅɪꜱᴄʟᴀɪᴍᴇʀ!! 𝘴𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘩𝘢𝘵𝘪, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘟𝘖𝘟𝘖