01 : Datang & Pergi

7 2 0
                                    

Apakah mengungkapkan perasaan itu harus laki-laki dahulu? Bagaimana kalau perempuan yang pertama mengatakannya? Apakah melawan hukum alam? JIka memang melawan hukum alam yang menyangkut pautkan kalau perempuan itu untuk di kejar dan harus menunggu maka Syahren akan melanggarnya sekarang. 

"Rey!"

Reyhan Mahesa yang sedang mendrible bola basket menoleh karena panggilan dari Syahren yang menggema dilapangan SMP Bahkti. Syahren tersenyum lebar mendekati Rey berharap rasa gugup di hatinya memudar. Hari ini Syahrena Alaska Hura sudah mengambil keputusan besar yang menurutnya adalah keputusan paling benar untuk kepentingan hatinya. 

"Udah beli minumnya?" Tanya Rey. Syahren menggeleng, Rey menatapnya bingung karena gadis itu permisi untuk membeli minum beberapa saat yang lalu

"Rey! Gue mau ngomong sesuatu penting banget. Ini menyangkut paut hidup gue kedepannya."  

Rey yang mendengar itu sedikit kaget, "Apa tuh? Berarti Penting dong?"  Syahren mengangguk mantap.

"Rey gue suka sama lo. " Lima kata itu lolos keluar dari mulut Syahren. Rey diam menatap Syahren kaget bercampur bingung . Namun, beberapa detik setelah itu Rey memutar tubuhnya dan melempar bola masuk kedalam ring yang berjarak cukup jauh dan mencetak three point. 

"Gue menang. Sembilan enam." Rey meninggalkan Syahren yang masih di lapangan untuk duduk di bawah pohon ceri yang tumbuh di tepi lapangan. Syahren yang merasa di acuhkan menyusul Rey dan menjitak kepala lelaki itu dengan kesal.

"Gue lagi ngungkapin perasaan ,lo malah pergi. Gue serius suka sama lo Reyhan Mahesa anak bapak wiyanto." Tegas Syahren supaya lelaki yang ada di depannya ini tidak selalu menganggap ucapannya bercanda.

Rey menepuk tanah yang ada disampingnya meminta Syahren duduk disana. Gadis itu ikut manut . Perasaan Syahren yang tadinya gugup, overthinking dengan jawaban Rey di gantikan dengan perasaan kesal setengah mati. Rey selalu susah untuk di ajak serius. 

"Gue juga suka sama lo." Jawab rey akhirnya. 

"Lo serius?" Tanya Syahren sumringah. Rey mengangguk dan mengulurkan tangannya mengacak rambut Syahren.

"ca? Kalau dipikir-pikir siapa sih yang ga suka sama lo." Syahren bingung dengan maksud ucapan Rey barusan. 

"Maksud lo? Asal lo tahu aja yang ga suka sama gue itu banyak . Contohnya geng Mutia. Sumpah itu anak minta gue bunuh kadang-kadang." Geram Syahren sembari membayangkan konflik adu mulut yang biasa terjadi antara dirinya dan geng mutia. 

"Lo sih, mereka di ladeni." Syahren memperhatikan Rey  yang meneguk air dari botol minum birunya. Ada hal yang perempuan itu tanyakan pada dirinya yaitu kenapa dia bisa jatuh cinta pada Rey yang sebenarnya jauh dari kriteria cowok idamannya.  Ternyata benar cinta itu hadir karena terbiasa bersama dan nyaman.

Syahren dan Rey menjadi teman sekelas semenjak kelas 9 awal. Syahren kenal dengan Rey hingga dekat karena Jehan , teman kelasnya dari kelas 7. Rey adalah sahabat Jehan dari kecil.

"Jadi rey?" Tanya Syahren. 

"Mari kita pulang gue anterin." Rey bangkit menyandang tasnya.

"Ih bukan itu." Kesal Syahren," hubungan kita maksudnya." 

"Fokus ujian. Dua hari lagi ujian nasional. Ayuk pulang! Lo mau tinggal disini?" 

" YAudah," Syahren Pasrah mengemasi barang-barangnya, " Kalau ga jadian ga papa . Gue ga mau maksa seseorang juga. Kita kan tetap sahabatan juga kok."Syahren tersenyum singkat dan mengangkat kedua alisnya sebelum berjalan sejajar di samping Rey. 

"Hm" 

D&P

Semenjak kejadian Syahren mengungkapkan perasaan pada Rey. Dia belum menemukan titik temu dari hubungan mereka. Apakah ini cara Rey menolaknya dengan halus?

Seperti yang Syahren katakan waktu itu Syahren tidak akan memaksakan perasaannya . Soal balasan itu adalah urusan Rey.

Ujian nasional akhirnya selesai. Seluruh murid SMP Bakhti menghirup udara segar karena tidak ada lagi ujian yang akan mereka hadapi.

"Jadi kawan-kawan gue tadi dapat pesan dari buk Yulia bahwasanya hari ini akan diadakan rapat tentang jalan-jalan sekolah." Ujar Surya di depan kelas. Dia ketua kelas 9C.

"Jadi kita jalan-jalannya kemana Sur?" Tanya Wulan.

"Nah betul , kemana ?" Tambah yang lain.

"Pantai sih kalau sesuai hasil rapat angkatan kemarin." Jawab Syahren.

"Asik gue bisa nikmatin sunset sama Yuka. " Sorak Angelin kegirangan.

"Bucin!" Teriak satu kelas.

"Biarin emang kalian jomblo mulu perasaan dari kelas 7." Cibir Angelin.

"Lo kapan?" Tanya Rey dengan suara rendah yang entah di tujukan untuk siapa. Syahren yang kebetulan duduk disampingnya melirik lalu memberi kode yang artinya 'siapa?'

Rey menunjuk Syahren.

"Lo mau gue bucinin?" Tanya Syahren balik. Rey diam dan pura-pura fokus dengan rapat. Salting karena jawaban Syahren yang diluar prediksinya.

Syahren yang gemes mengulurkan tangannya mengacak rambut Rey hingga berantakan. Ia menahan tawa dengan ekspresi kesal Rey.

"Mau ga gue bucinin?" Ulang Syahren.

"Kayaknya ada kapal yang mau belayar nih." Seru Haris melirik Syahren dan Rey yang duduk di depannya.

"Kapal? Lo mau naik kapal Ris?" Tanya Jehan polos. 

Haris berdecak, "maksud gue itu ada yang bakalan jadian nih."

"Siapa woi?"

"Anjrot udah pada mau jadian aja ini isi kelas ."

" Gue ga mau kalah . Gue juga bakalan cari pasangan buat jalan-jalan."

"Nih!" Haris menunjuk kedua orang di depannya siapa lagi kalau bukan Syahren dan Rey. Syahren yang menjadi pusat perhatian cuma bisa tersenyum. Berbeda dengan Rey yang menyibukkan diri dengan handphone.

"Kita satu kelas ngeship kalian, tapi jangan lupa pj nya wahai sahabat." Kata Surya mewakili.

Syahren manggut-manggut menanggapi dan terus mencuri pandang pada Rey yang terbawa suasana.

"Kabari kalau udah mau ngajak gue pacaran dan siap gue bucinin." Bisik Syahren di telinga Rey membuat lelaki itu tambah diam dan salah tingkah. 

Reyhan Mahesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyhan Mahesa

DATANG DAN PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang