02: Datang & Pergi

8 1 0
                                    

"Kantin kuy!" Ajak Angelin yang di angguki oleh syahren , Bunga dan Wulan.

"Gabung aja sama kita." Seru Jehan.

"Emang kalian ke warung Om kari ?" Tanya Bunga. Jehan , Surya , Haris dan Rey mengangguk serempak.

"Leggo! Gue mau makan mie kuah. Udah lama banget gue ga makan mie." Sorak Syahren yang lebih keluar kelas dan disusul yang lain .

"Aw!" Teriak Syahren tiba-tiba.

"Kenapa Ren?" Tanya Wulan. Syahren memutar badan dan menyipitkan mata menyelidiki siapa yang tadi menarik rambutnya.

"Rey lo kan yang narik rambut gue? Rese banget tangan lo." Tuding Syahren kesal mencubit lengan Rey hingga lelaki itu meringis kesakitan dan mengelus tangannya.

"Kalian udah jadian , ya?" Tebak Wulan.

"Ekhm . Otw ." Jawab Rey merangkul Syahren.

"ANJAY! REY UDAH GEDE TERNYATA." Sorak Jehan. Syahren diam mengulum senyumnya , salah tingkah.

"Kurang keras apa lagi itu kode. Gas poll Ren." Angelin mengompori.

"Tinggal keputusan Rey nya gimana . Gue mah udah sportif . Gue udah jujur sama dia seminggu yang lalu." Jelas Syahren enteng.

"Gila Lo guercep juga ternyata," puji Surya memberikan cap dua jempol pada Syahren.

"Wait!" Seru Haris tiba-tiba meminta perhatian.
"Kalau lo sama Syahren. Geby mau lo apain Rey?" Lanjutnya.

Geby? Geby Amerta?

Suasana mendadak diam , awkward moment. Syahren sibuk dengan pikirannya sendiri sembari menatap Rey meminta jawaban. Namun lelaki itu tidak buka suara dan meluruskan pandangan ke jalan.

"Lo merusak suasana aja sih." Bunga mencubit pinggang Haris.

"Ya maaf. Gue kan cuma nanya."

***


"Geby yang di maksud Haris itu . Geby Amerta 9G ?" Akhirnya Syahren memberanikan diri untuk bertanya pada Rey. Mereka sedang ada piket kelas hari ini.

"Iya. Geby teman sekelas gue saat kelas 7." Jawab Rey sembari menaikkan kursi ke atas meja.

"Geby itu teman kecil gue, tapi kita sudah lama ga komunikasi. Akhirnya ketemu lagi di SMP ini." Ujar Syahren.

"Kalau misalkan Lo suka sama dia . Ga papa jadian aja. Lo harus perjuangan cinta lo, Rey."

Syahren tidak tahu lagi bagaimana perasaannya sekarang. Sakit sih, tapi dia tidak mau egois. Syahren tidak mau karena dirinya Rey tidak memperjuangkan perempuan yang dia suka. Syahren juga sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan musuhan dengan seseorang hanya karena cinta.

"Kalau gue di banding Geby emang jauh banget sih. Geby cantik . Lah gue? Dekil . Geby itu feminim dan gue tomboy. Dia juga satu hobi kan sama lo? Sesama gamers. Gue ga tau apa-apa tentang game ."

Gue kok jadi kayak menyedihkan begini sih? Ujar Syahren di dalam hati.

Rey tidak menanggapi ucapan dari Syahren. Dia tetap fokus menyelesaikan tugas piketnya.

"Lo udah selesai nyapu nya?" Emang ya Rey itu suka sekali mengalihkan topik. Syahren hanya bisa mendengus pasrah dengan kebiasaan Rey yang menurutnya sangat menyebalkan. Syahren bisa saja mempertahankan obrolan di awal , tapi ia tidak mau menganggu privasi Rey.

"Dikit lagi."

"Yaudah. Gue tungguin."

"Oke."

Akhirnya tugas piket kelas selesai . Rey dan Syahren berjalan beriringan. Suasana kali ini sangat berbeda dengan biasanya. Diam , sepi dan senyap . Di tambah suasana sekolah yang sudah kosong.

DATANG DAN PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang