Author Point Of View
"Ya! Dan ini acara yang kita tunggu sedari tadi! Yang menjadi murid dengan nilai ulangan tertinggi dan terbaik adalah...," gantung pembawa acara itu.
Oh! Betapa penasaran-nya perempuan itu dengan lanjutan kata - kata pembawa acara tersebut. Dan betapa ingin dia menjadi murid dengan nilai yang terbaik itu.
"...Hazel Brynna! Di persilahkan bagi adinda Hazel Brynna untuk memberi kata - kata sambutan atau motivasi belajar kamu yang dapat menginspirasi kami semua agar bisa menjadi seperti kamu."
Aku terdiam. Bukan karena itu bukan namaku. Tidak - tidak. Itu namaku. Aku terdiam karena aku masih cukup kaget dan shock, dan masih belum bisa mencerna nya.
Kring! Kring!
"Oh uh, bermimpi lagi, eh?," kata gadis bernama Hazel yang sudah berumur 16 tahun itu.
Hari ini adalah hari pertama Hazel bersekolah di salah satu SMA elite yang berisikan murid - murid pintar. Pastinya.
SMA itu adalah sekolah yang sudah dia harapkan. Sekolah disini, tergolong cukup mahal untuk Hazel.
Beruntunglah dia menjadi murid dengan nilai tertinggi dan terbaik satu angkatan, dan memang beasiswa adalah sebagai hadiah penyemangatnya.
Kalian pikir mimpi yang dimimpikan Hazel tadi hanyalah bunga tidur?
Tidak, tidak.Itu benar adanya.
Mungkin karena Hazel terlalu senang, dan masih belum bisa menyangka kalau dia bisa menjadi murid dengan nilai terbaik, dan mendapatkan beasiswa.Apalagi, masuk ke SMA elite, favorit kebanyakan anak - anak di sekolahnya dulu.
***
Hazel Point Of View
Aku melihat pantulan diriku di depan kaca yang ada di rumahku. Pantulan di kaca itu, menampilkan seseorang perempuan yang tidak lain adalah diriku.
Rambut di ikat tujuh menggunakan pita yang warna - warni berbeda, karton yang di bentuk kerucut, dan di gunakan sebagai penutup kepalaku. Topi.
Dan, tak lupa juga kardus bertuliskan biodata kecil yang dilingkarkan di leher ku, menggunakan tali rafia hitam. Ya, itulah pantulan yang aku temukan di kaca itu.
Orang yang melihat penampilan ku sekarang, pasti sudah ketahuan sekali, kalau aku akan mengikuti masa orientasi sekolah, yang ada di SMA baruku.
Ck, seperti orang gila saja. Ucapku. Membatin
Aku melangkahkan kaki ku ke depan gang, dan menunggu bus yang menuju ke sekolah baruku, di halte.
***
Langit sudah semakin terang, tetapi Hazel belum juga tiba disekolah, sedari tadi ia hanya menunggu angkutan umum yang bisa mengantarnya kesekolah.
Tapi lain halnya dengan hari ini, angkutan umum terasa sedikit sekali karena belum satu pun angkutan umum yang lewat.
"Duh gimana nih? Nanti kalo telat pasti diomelin, udah dandanan kayak orang gila gini lagi," gumamnya sambil berdecak.
Bagaimana tidak hari ini adalah Masa Orientasi Siswa wajar saja kalau dandanan nya seperti orang gila.
Kulihat bus sekolah mulai menghampiri ku. Oh Tuhan, betapa senangnya diriku.
Kulangkahkan kaki ku memasuki bus sekolah itu, kulihat bus sekolah ini sepi sekali dan hanya berisikan tiga manusia besertaku.
Dan aku duduk bersama perempuan berkacamata tebal itu, ku lihat dari seragamnya sama dengan seragamku, berarti ada kemungkinan ia satu sekolah denganku.
Dandanannya sama sepertiku, seperti orang gila.
"hai... namamu siapa?" Tanyaku kepadanya,
"Oh, hmm... Gita." Jawabnya.
"Oh, salam kenal ya." Ucap ku dengan ramah sambil mengulurkan tanganku.
Dan ternyata ia menjabat tanganku,"Kamu, telat juga?" tanyaku padanya,
Dan ia hanya mengangguk, dan kurasa ia orang yang susah untung bergaul, mungkin.***
Badanku terasa lengket sekali hari ini, bagaimana tidak, gara - gara aku telat kakak - kakak senior itu munyuruhku membersihkan taman yang cukup besar ini.
Kulihat di parkiran ada lima anak laki - laki yang sedang berkumpul, dan menurutku mereka sedang berbincang - bincang,
Eits.. Tunggu dulu, ada satu cowok yang menarik perhatianku,
Oh Tuhan, tampan sekali laki - laki itu, terimakasih telah menciptakan manusia setampan ia. Bisikku
"Cie... ada yang lagi jatuh cinta nih?," ucap seseorang yang mampu membuat ku terlonjak.
Dan ternyata seseorang itu adalah Gita, eh tunggu! Ku kira dia anak yang pendiam, seperti ada yang aneh.
"Eh? Bukannya kamu orang yang pendiam ya? Aku kira kamu orang yang susah untuk bergaul, eh sekarang sikap kamu kayak gini, jangan - jangan kamu punya kepribadian ganda ya? Hayo ngaku," tanyaku kepadanya dengan nada serius.
Ia berdecak,"Ck, apasih? Gue bukan manusia yang memeliki kepribadian ganda tau, tadi itu gue lagi panik makanya gue diem," ucap nya sambil memuturkan bola matanya,
Aku hanya tertawa kecil mendengar penjelasannya, ternyata apa yang aku fikirkan belum tentu seperti itu, dan kurasa, ia teman yang baik.
Tak kusadari ternyata diam - diam ada yang sedang memperhatikan ku, di saat aku menoleh kepadanya ia langsung membuang muka, huft dasar aneh. Batinku
Tbc
****
Hai haii maaf ya aku updatenya lama, soalnya badan aku lagi kurang sehat gitu deh.
Btw, lagi stuck banget nih heheheOH ya makasih ya, yang udah mau baca cerita aku sama ngasih votenya. Okay sekali lagi makasih.
Jangan lupa Vote and Comment nya ya!
-Redstar
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Brokenheart
Teen Fiction"Cupu lo!" "Lo gak berhak sekolah di sini!" "Dasar miskin!" Bayangkan saja, kata - kata itu sudah seperti makanan sehari - hariku. Selama hampir setengah hari di sekolah, selama itu juga aku di caci seperti itu. Ah ya! Dan jangan lupakan juga si pem...