#3

1 0 0
                                    

IPA 2 adalah kelas yang paling dikenal dengan kegaduhan nya, sekarang pun kelas itu terdengar seperti tengah mengadakan konser, benar-benar menggangu kelas yang lain.

Suara meja yang sepertinya tengah mereka pukul dengan diikuti iringan lagu yang tengah mereka nyanyikan sangat membuat kelas sebelah yang sedang mendapatkan tugas mencatat dari guru itu merasa terganggu dan emosi pada penghuni IPA 2.

Brak

Pintu yang tiba-tiba ditendang hingga berbenturan dengan dinding membuat semua orang terkejut.

"Eh buset, lo jagoan dari mana?" tanya Lili gadis yang memiliki rambut pendek merasa terkejut bercampur kesal dengan orang itu.

"Kelakuan temen-temen lo itu udah kaya dihutan. Ini sekolah bro, lo kasih tau dong temen-temen lo jangan diem aja kaya orang dongo" sentak seorang lelaki bertubuh tinggi dengan warna kulit eksotis, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, mata yang terlihat sangat tajam, rahang menyiratkan ketegasan dengan bibirnya yang tebal mampu menghipnotis para kaum hawa.

"Ray sorry kita semua gak tau kalo kelas lo lagi belajar," ujar Justin.

"Lain kalo gak usah pake nendang pintu kali Ray, bisakan ngomong baik baik," ucap Aleta yang tengah duduk dikursi depan.

"Bodo amat," jawab lelaki itu acuh.

Lelaki itu segera meninggalkan kelas IPA 2, membuat Aleta dengan teman-temannya tidak lagi mengadakan konser dadakan.
____________

Membosankan itu yang saat ini tengah Aleta dan teman-temannya rasakan, bermain game tidak membuat mereka merasa terhibur.

"Kantin yuk," ajak Justin.

"Punya duit emang?" tanya Vano menatap remeh Justin.

"Anjir ngeremehin gue yah lo," jawab Justin sembari mengambil dompet yang ada di saku celananya.

"Widih merah semua Van," seru Aleta saat melihat mata uang Soekarno Hatta itu berbaris rapih didompet Justin.

"Baru ditransfer bokap semalem," kekeh Justin.

"Yaudah kuy nunggu apa lagi," Aleta sangat semangat jika diajak ke kantin apalagi ditraktir.

"Cepet banget kalo udah nyangkut makan," kata Justin mengacak rambut Aleta.

"Ih Justin rambut gue berantakan," kesal Aleta yang langsung mengejar Justin.

Namun baru saja Justin hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu terbuka.

"Mau kemana Justin?" tanya seorang pria paruh baya yang tengah berdiri didepan pintu.

"Ini pak mau bukain pintu buat bapak, tapi udah keduluan," alibi Justin membuat Aleta dan Vano menahan tawa melihat ekspresi wajah Justin.

"Telat, udah sana duduk." titah pak guru.

"Iya pak," jawab Justin yang langsung duduk disamping Aleta.

"Selamat siang anak-anak," sapa pak guru yang diketahui bername tag Rudi Muhammad itu.

"Siang pak," balas semuanya.

"Hari ini kelas kalian kedatangan siswa baru pindahan dari Surabaya, tar bapak langsung panggil aja orangnya yah," jelas pak Rudi.

"Nak silahkan masuk," titah pak Rudi pada seseorang yang berada didepan pintu kelas IPA 2.

Semua mata tertuju pada seorang lelaki yang sekarang berdiri didepan mereka. Aleta mengenal lelaki itu, ia lelaki yang Aleta lihat di ruang guru saat ia mengambil absen dan agenda pagi tadi.

"Cowok itu," gumam Aleta.

~bersambung

Aleta,Rayyan&KeenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang