2

519 163 36
                                    

asahi menatap malas pada tumpukan koper di hadapannya. kakaknya ini seperti wanita, banyak sekali barang yang hendak dibawanya. membayangkan bagaimana dia harus membantu mengangkut koper-koper itu ke dalam mobil.

"mau pindah ke mana, sih?" tanya asahi pada akhirnya.

yoshinori yang kini tengah berkacak pinggang sembari menghitung koper-kopernya, lantas berkata, "belum nemu tempat yang bagus, tapi sementara nginep ke apartemen kak hyunsuk dulu."

yang lebih muda hanya geleng-geleng kepala. sudah membawa banyak barang, menginap di tempat orang lain pula, asahi rasa ia tidak usah ikut turun saat sampai di apartemen hyunsuk nanti.

"tenang aja, sa. kak hyunsuk orang kaya, pasti apartemennya luas buat barang-barang gue ini," jelas yoshi sambil mengedipkan sebelah matanya.

magadir.

_____

















































mobil hitam itu melesat, membelah jalanan gelap di bawah terowongan yang bisa terbilang agak sempit, hanya bisa dilewati oleh satu mobil saja. yang asahi tau, ini bukanlah jalan menuju rumahnya.

jalanan itu sedikit lembab layaknya terguyur oleh bekas hujan. aneh sekali, padahal jalanan ini memiliki atap.

shush!

sedikit terkejut, asahi menolehkan kepalanya pada jendela mobil yang tidak disambut oleh apa pun selain kegelapan.

ia yakin barusan tadi ada sesuatu yang melintas di samping mereka.

"kita ke makam mashiho dulu, ya," tutur yoshi dengan mempercepat laju mobilnya.

dan seketika, asahi merasa lehernya dicekik kuat.









TIN! TIN!

dua kakak beradik itu spontan menoleh ke samping, di mana mobil merah yang tadi membunyikan klakson kini melintas menyamakan kecepatan dengan mobil yang mereka kendarai.

jendela mobil itu perlahan turun, menampilkan cengiran tengil yang terpampang pada wajah seorang park jeongwoo. jangan lupakan kim doyoung di sampingnya yang tengah menyetir.

"bang," sapa pemuda park itu ramah.

yoshi yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. "iya, hati-hati."

usai kata itu terucap, mobil merah itu pun melesat dengan cepat mendahului mereka, pergi meninggalkan terowongan yang sudah dekat ujungnya.

"temen-temennya haruto gak jelas semua, ya?" tanya yoshi pada asahi yang masih diam sedari tadi, sekadar agar suasana tidak begitu hening karena kondisi sekarang cukup menyeramkan.

sedangkan sang lawan bicara tak menjawab. pita suaranya seakan tidak bekerja seiring dengan bertambah kuatnya cekikan yang ntah berasal dari mana. lehernya perlahan menimbulkan bekas merah tanpa ia sadari.

asahi tidak kuat, rasanya sakit sekali. ia seperti ingin mati saat itu juga.

semakin lama cahaya semakin terlihat, pertanda bahwa ujung terowongan akan tiba. sebentar lagi mereka akan keluar dari terowongan gelap ini.

dan saat itu juga asahi baru sadar, bahwa terowongan ini benar hanya bisa dilintasi oleh satu mobil saja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

iii. midnightWhere stories live. Discover now