24 Juli 2014
06:00 AMAwal menjadi sosok yang bermahkota tabu, semua orang menatapku dengan bayangan mata menyeramkan. Umurku masih 13 tahun, namun aku sudah disambut oleh kehancuranku selama tiga tahun kedepan.
Saat-saat dimana bullying masih begitu marak dan kurang diperhatikan oleh beberapa instansi lembaga pemerintahan dan pendidikan. Terutama aku, yang mulai masuk ke jeratan kasus bullying sebagai korban.
Namaku Alena Andara, akan memulai hidupku yang suram di sekolah menengah pertama negeri 01.
Ketika MOS (Masa Orientasi Sekolah) berlangsung.
07:00 AM."Hay! Alena!"
"Hay! Indah, wah ... Rupanya kamu sekolah disini juga?"
"Iya dong!"
"Kamu nggak jadi sekolah diluar kota?"
"Enggak."
"Dih kenapa?"
"Ya aku gak mau aja pisah sama kamu."
"Oh."
"Dih kok oh aja?"
"Berapa banyak waktu yang kuhabiskan denganmu untuk perpisahan, kita sudah membuat banyak kenangan mulai foto-foto, membuat peninggalan prasasti, bahkan aku rela membuang image ku demi menuruti keinginan bodohmu itu."
"Tidak masalah, simpan saja kalau kita benar-benar berpisah. Lagipula aku masih menyimpan foto kita saat gaya konyol."
"Bodo amat! Kubuang foto itu!"
"Eh ... Jangan dong ... Kau kan sahabat yang baik."
"Ikut baris nggak? ntar dimarahin senior mampus kau!"
"Baris didekatmu boleh kan?"
"Serah."
Aku dan Indah akhirnya bergabung dibarisan murid baru hanya kami berdualah yang terlihat akrab karena hubunganku dan indah sudah dekat sejak usia kami masih 7 tahun, dia adalah teman masa kecilku sekaligus teman SD ku disekolah dasar negeri 01.
Namun naasnya aku dan Indah berbeda kelas saat pembagian kelas dan kelompok. Indah benar-benar merasa kecewa karena keputusan guru dan senior Osis.
"Kok kita gak sekelas?"
"Keputusannya sudah begitu mau apa lagi."
Indah mengkerutkan wajahnya, dia terlihat kecewa karena kami tidak sekelas. Aku pun mengambil inisiatif untuk menghiburnya.
"Tenang ... kan kita masih bisa ketemuan."
"Oh iya ya ..."
Akhirnya Indah tersenyum kembali, aku masih merasa heran melihat Indah yang begitu semangat untuk bersekolah disini. Dia bahkan menentang orang tuanya untuk bersekolah diluar kota, hanya demi bersamaku.
Apakah itu yang dinamakan sahabat?
Ruang Kelas Simulasi MOS
Saat perkenalan diri berlangsung
08:00 AMDidalam kelas itu seluruh murid baru diwajibkan untuk memperkenalkan namanya. Tidak ada masalah saat perkenalan diri namun saat aku mendapatkan giliran rasa canggung mulai menghampiriku, apalagi ketika aku harus dihadapkan dengan orang-orang yang tidak kukenal.
Namun semuanya berjalan dengan lancar, aku masih bisa mengatasi kecanggunganku. Kemudian setelah perkenalan selesai, senior OSIS menyuruh kami untuk membuat kelompok yang terdiri dari lima orang. Aku pun memilih untuk bergabung dikelompok B karena kelompok tersebut memang kekurangan anggota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Kesepian
Teen FictionMenikmati suasana senja setiap hari adalah rutinitas Alena ketika jiwa dan hatinya berpacu dengan kekosongan. Kesepian terus bersamanya bahkan dirinya pun tidak diakui oleh banyak orang karena satu titik kelemahannya. Gadis itu terus berkelana denga...