AgaLea [1]

311 48 86
                                    

Hey man teman! Masih semangat?

Mari kita lanjut lagi!

****

Di bawah sinar matahari pada jam 10.45. siang yang terasa sangat panas ini Ileana masih menjalankan hukumannya. Setelah selesai membersihkan aula sekolah yang begitu luas sendirian kemudian dilanjutkan dengan mengelilingi lapangan basket sebanyak lima kali putaran.

Di putaran ke tiga Ileana berhenti dengan napas yang memburu. Untuk sejenak, dia membungkukkan badan dan menjadikan lututnya sebagai tumpuan kedua tangannya. Punggung tangan kanannya bergerak mengusap dahi yang sudah dibanjiri oleh keringat seraya menghela napas pelan.

Ini kali pertama Ileana dihukum selama satu tahun bersekolah di SMA Academic High School. Dia merupakan siswi pindahan dari sekolah lain yang pindah ke sekolah elit ini saat menginjak kelas sebelas atas dasar keinginan sang papa.

"Kalau bukan gara-gara mama tadi, gue gak bakal kena hukuman," gumamnya sembari memandang nanar kedua kakinya yang terbalut oleh sepatu.

"AYO, MET! MASIH SISA DUA PUTARAN LAGI! SEMANGAT, JAMET! AYE, AYE!"

Kedua mata Ileana terpejam sesaat kala mendengar teriakan itu, dia menegakkan kembali tubuhnya dan mengalihkan pandangan ke arah Agaska yang sedang berdiri di depan kelasnya, yaitu dua belas IPA 1. Cowok itu melambai-lambaikan kedua tangan dengan antusias ke arahnya seperti orang gila.

"Astoghfirullah...." Ileana mengelus dadanya sabar, melihat kelakuan Agaska yang seperti itu membuatnya malu sendiri. Beruntunglah keadaan sekitar sekolah tengah sepi. "Sabar, Na. Punya pacar yang kelakuannya mirip orang gila harus punya mental baja."

"Capek nggak, Met?!" tanya Agaska dengan berteriak.

"Nggak usah nanya doang! Sini gantiin gue!" tantang Ileana.

"Nggak mau lah, kan yang salah lo sendiri datangnya terlambat-"

"Tadi ada noh dua orang yang terlambat, tapi gak dihukum bareng gue, kenapa?!" serobot Ileana menyela perkataan Agaska.

Ileana tak terima mendapat hukuman yang berat sendirian, sementara dua orang yang datang bersamaan dengannya tadi juga terlambat masih diberi hukuman yang ringan. Itu sangat tidak adil baginya.

"Diem dulu, Jamet. Gue belum selesai ngomong!" semprot Agaska. Kemudian melangkahkan kakinya mendekati Ileana yang masih berdiri di pinggir lapangan.

Tuk

"Aduh!" pekik Ileana saat tiba-tiba dahinya disentil cukup kencang oleh Agaska yang kini sudah berdiri di depannya.

"Mereka, kan cuman datang terlambat, Sayangku, Cintaku. Jadi hukumannya ringan," terang Agaska merasa gemas ingin menyentil ginjal Ileana. Matanya meneliti setiap apa yang cewek itu kenakan dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Nah, lo ini salah banget, Met. Udah terlambat ditambah lagi pakai rok terlalu pendek kayak roknya anak TK," omel Agaska, lalu tangannya terulur untuk meraih ujung rambut Ileana yang berwana lavender sementara di bagian lain masih hitam alami. "Terus ini rambut diwarnai? Perasaan kemarin rambutnya masih warna item semua, deh, Met."

Setelah ini Agaska akan menanyakan alasan mengapa Ileana berpenampilan seperti itu. Karena seharusnya cewek itu tahu dengan larangan apa saja yang ada di SMA ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AgaLea [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang