"Ayo pergi!" Ucap Gema dengan muka kesal yang di tahan. Haura perempuan itu hanya duduk sambil menundukkan kepalanya mungkin alkohol yang tadi ia minum sudah mulai bereaksi sekarang
"Fuck you bicth" ucap Gema lalu ia langsung mengangkat tubuh Haura seperti karung bekas , membuat sang empu teriak kaget
"Hey! Aku manusia!"
"Jika kau manusia, seharusnya kau menjawab pertanyaanku dari tadi, ku ingatkan sekali lagi , jika kau ingin menolak, bicaralah dengan ayah mu , bukan mendiami semua orang seperti ini! Bicth" ucap Gema panjang lebar sambil berjalan ke arah mobilnya
" Aku tak ingin membuat ayah ku kecewa, namun aku juga tak ingin menikah denganmu! " Ucap Haura yang mulai linglung , oh ayolah dirinya masih kuat
"Lepaskan aku, aku masih ingin minum, itu sangat manis! Aku tak bisa membiarkan nya hilang!" Ucap Haura sambil menatap Gema yang duduk di sampingnya, mereka sudah sampai mobil dan Haura sudah duduk di samping Gema yang siap untuk mengantarkannya pulang
" Kau mabuk, Ca"
"Tidak tidak , aku masih kuat. Oh ayolah aku ingin minum" ucap Haura mulai dengan sisi yang lain , Haura yang asli akan sangat cuek terhadap Gema , namun jika Haura yang mabuk, dirinya akan sangat sangat manis terhadap Gema
" Ah ayolah Gema!"
"Kau harus pulang"
"Aku ingin hmmpp" ya Gema mencium nya , dirinya sudah menahan untuk tidak,namun birahi nya sudah tak tahan.Bibir merah ranum itu sudah banyak bicara
"Gem hmmp"
Gema melepaskan ciumannya dengan Haura , perempuan itu sudah kehabisan nafas
" Tidur , besok kau harus bekerja Ca"
"Aku masih ingin minum" ucap Haura pelan dan kesal , seperti anak kecil yang meminta sesuatu namun tak diizinkan lalu ngedumel sendiri
" Ca, jangan seperti itu, shit! "
"Aku ingin minum! "
"Jika kau bicara lagi maka kau tidak akan pulang ke rumahmu hari ini!"
"Aku juga tidak ingin pulang " ucap Haura sambil menatap sendu Gema
"Kau harus pulang!"
"Ah, kenapa kau suka sekali seperti ini!" Ucap Haura kesal sambil membuang muka ke arah jendela
"Seperti ini? Seperti apa?" Tanya Gema tak mengerti maksud Haura
"Memaksa ku, lalu setelah aku mau kau menghempas ku"
Gema tersenyum miring, ada apa dengan dirinya? Mengapa ia menanggap perkataan Haura tadi sebagai pujian? Harusnya dirinya kesal bukan? Iya dirinya harus kesal!
"Kenapa kau menghina ku?" Tanya Gema dengan muka sangar yang di buat-buat
"Lalu mengapa kau tadi bertanya Gema Mahendra! Aku kesal denganmu! SANGAT! sampai-sampai aku harus menikah denganmu!" Ucap Haura sambil memukul-mukul dada bidang Gema, pelan bagi Gema
"Hmmm?" Gema tak mengerti ucapan Haura
"Lili menyukai mu bodoh! Bedebah! Dasar laki-laki tidak peka! keparat kau! Aku membencimu! Namun mengapa aku juga mencintaimu! Katakan padaku jika kau juga mencintai ku Gema!" Ucap Haura sambil menarik baju Gema agar wajah Gema mendekat
Gema tersenyum miring setelah mendengar ucapan Haura tadi , ah ternyata Haura bukannya tidak mencintai dirinya, namun Haura tidak enak kepada temannya Lili.
"Jika bulan terus menerangi wajah indahmu seperti ini , maka aku lah yang akan menang banyak, karena bulan hanya menerangi sedangkan aku yang menikmati" Gema tersenyum melihat wajah cantik Haura di bawah sinar bulan
Hope you will like the story 🫂
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract With Bastards
Romance"Itu pilihanmu," katanya, melangkah begitu dekat denganku sehingga bibir kami hampir bersentuhan. "Lakukan apa yang saya katakan atau dapatkan pilihan lain." Hatiku terdiam saat aku menatap matanya yang dalam, gelap, dan berbahaya... Di dunia di...