mein Mädchen

28 3 3
                                    

"iyaaa, aku sudah tau ini semua ulah mu bukan?" Ucap Haura dengan nada paling malas, Haura yakin jawaban si penelepon ini pasti iyaa.


Haura tersenyum penuh dengan siksaan saat Gema menjawab iya dan Haura bisa pastikan Gema menjawabnya dengan tersenyum senang.

" MR.Gema yang terhormat, saya sepertinya akan mengundurkan diri dari perusahaan yang Mr tawarkan, sebab saya tidak punya pengalaman apapun dalam bidang tersebut." Ucap Haura sambil melihat pesawat terbang dari dalam bandara

haruskah dirinya? haruskah dirinya terbang ke Berlin? dia akan mengulang kejadian itu , kejadian yang membuatnya benci negara kelahirannya sendiri


"Haura , ku peringatkan sekali lagi, jika kau tidak terbang detik ini juga , akan ku tebas kepalamu"  ucap Gema dengan suara seram , namun Haura tidak pernah takut, karena Gema hanya akan bicara namun tidak akan ada tindakannya

"Aku tidak akan terbang!" Ucapnya lalu mematikan sambungan telefon ia dan Gema

Menghela nafas panjang ia mematikan saya telfonnya, Haura tahu Gema akan menerornya.ia paham sifat Gema.Anak itu kalau belum mendapatkan apa yang ia inginkan,akan di kejar sampai dapat.

Tapi tidak kali ini, ia harus mengalah kepadanya.oh salah, kepada takdir tuhan yang sudah berkehendak.

"Jadi, sekarang kita akan kemana?" Ucap Haura seperti orang linglung. Ia tak punya pekerjaan, ia yakin akan dipecat sehabis ini

Tapi Haura akan melamar dimana-pun, ia bersyukur karena dirinya tak harus kembali ke tempat ia lahir

"Aku membutuhkan seseorang untuk menjadi manager ku sekarang, tolong pasang iklan di web" ucap seseorang yang tak jauh dari tempat Haura duduk

"Iyaaa aku tau akan banyak pelamar, tapi aku tidak akan memusingkan itu " ucapnya dengan putus asa

Haura seperti ada jalan keluar , ia akan langsung melamar. Soal Gema yang ia bilang kepadanya bahwa ia tak ada pengalaman? Ah ia bohong soal itu, ia tak akan mau bertemu dengan Gema.lagi.

Saat orang yang tadi menelpon sudah selesai ia berdiri dari tempat duduknya, sesuatu jatuh dari kantong celananya saat ia memasukan handphone

Haura ingin memanggil namun ia tidak mendengar , Ah mungkin ini memang kesempatan ia untuk berkerja disana

Haura mengambil barang tersebut,dan ternyata jam tangan mahal, yaaa keliatan mahal karena bentuknya yang mewah

Haura keluar ingin menyusul orang tadi, namun ternyata ia sudah tidak ada disana , jadilah ia membawanya dahulu

_____

Sisi lain

Gema harus bekerja namun ia malah marah marah membuat Tama hanya bernafas panjang.kalau saja resign dari bos seperti Gema gampang.ia akan resign dari awal

" Bagaimana bisa ia tidak menerimanya!"

"Shit kau Haura!"

"Jadi Tama bagaimana dengan bom yang telah kita siapkan ?!" Tanya Gema tiba-tiba membuat Tama yang sedang minum kopi jadi tersedak

"Ah iya , saya sudah menaruhnya di jam tangan, tentu jam tangan yang sering ia pakai " ucap Tama memperlihatkan GPS dari bom tersebut

"Sebentar.." ucap Gema memperbesar letak GPS tersebut, ia seperti kenal dengan arah jalannya

Namun Gema seperti bingung? Mengapa jam tangannya di Haura? Apakah Haura tidur dengan lelaki itu?! tapi Haura tak mungkin seperti itu!

Persetan dengan Haura dan Janson ia akan memikirkannya nanti sehabis meeting selesai

"Jam 13.00 di ..." Ucapan Tama terpotong karena Gema sudah berdiri dari tempat duduknya  dan mengangkat tangan. Tanda ia harus berhenti berbicara.

"Aku sudah tau." Ucapnya lalu kembali ke kamar untuk siap siap

" Haura liat aku akan mendapatkan mu bagaimana-pun caranya" ucap nya menahan kesal

_____


Gema sudah sampai di perkarangan rumah yang besar, namun tak sebesar punya dirinya ah Gema tak mau kalah

Setelah meeting ternyata ada sesuatu yang ingin meminta tolong padanya?. Saat ia ingin masuk ia disambut oleh maid yang berjajar di sepanjang jalan pintu masuk

Gema langsung duduk tanpa dipersilahkan oleh tuan rumah. sombong memang dirinya

"Jadi? Mulai saja berapa banyak uang yang akan kalian pinjam?" Ucap nya tude point. Sebab ia sudah sangat hafal di luar kepalanya, jika ada seseorang yang meminta tolongmu disaat genting dan sangat tiba-tiba.jawabannya adalah uang.apalagi aku adalah orang sukses

" Maaf Mr.Gema..." ucapan Domingo terpotong karena Gema berdehem

"Oh tidak tidak jangan mengatakan maaf , kita akan menjadi menantu dan mertua .kau tidak usah khawatir"

"Bilang saja kepada Tama berapa yang kau butuhkan, namun jodohkan aku dengan Haura " ucapnya sambil meminum wine yang tersedia di depan Gema


'Bahkan wine ini cukup mahal, kau bahkan bisa membelinya huh'

"Jo-jodohkan?" Tanya Jane adik kandung Haura kaget.

"Ah bagaimana dengan Jane saja? Dia lebih cantik dari H.." ucapan Domingo terpotong lagi

"Ah shit! Aku sudah baik baik datang kesini!" Ucap Gema hampir ingin memecahkan gelas yang ia pegang


"Aku tidak ingin wanita disamping kau Damingo! AKU INGIN PUTRI MU YANG BERNAMA HAURA ALEXIA DAMINGO!" Ucap Gema sinis lalu beranjak dari tempat duduknya. Keluar dari rumah yang membuatnya jadi enggan untuk datang lagi

"Aku yakin dia akan meminjam uangmu untuk berfoya-foya" ucap Tama sambil memberi berkas kepada Gema


"Biarkan, lelaki memang butuh permainan di hidupnya" ucapnya lalu memberi berkas kembali ke Tama


"Dia meminjam cukup besar " ucap Tama mengingat kan

"Uang ku banyak" ucap Gema sombong. Tama hanya bernafas panjang.ia tau kalau Gema mempunyai uang banyak namun meminjamkan uang kepada seseorang Damingo itu sesuatu yang salah


"Jadi kapan kita akan meledakkannya?" Tanya Tama saat ia dan Gema sampai di mobil


" Nanti, aku ingin mengecek sesuatu" ucap Gema memberi lipatan di dahi Tama


"Kau tidak usah tau, ini masalah perempuanku." Ucap Gema lalu membuka handphone yang sedang menayangkan GPS yang berjalan



"Kau sangat bodoh , namun aku tetap mencintaimu.Haura" ucap Gema memperhatikan GPS yang bergerak kesana kemari





Semoga suka🖤😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Contract With BastardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang