haechan memandangi minji yang sejak tadi mondar-mandir di dapur untuk memasak sup rumput laut. tangannya dengan cekatan memasukkan bahan-bahan ke dalam panci sesuai takaran, mengabaikan tuannya yang duduk dengan bibir cemberut dan sekotak donat di depannya.
"sudah selesai belum?" tanyanya sebelum kembali menggigit sepotong besar donat di tangannya.
"belum. anda bisa lihat kalau saya baru saja mulai memasak." jawabnya dengan sopan tanpa mengalihkan perhatian dari sup yang tengah dibuatnya.
"kamu gatau aku udah laper?!" sentaknya dengan mulut yang masih penuh.
apa dia lupa kalau dia sedang mengunyah makanan saat ini? minji ingin julid, tapi takut haechan menangis. bisa bahaya kalau dia mengadu pada renjun.
"anda bisa menghabiskan sekotak donat itu untuk mengganjal perut." sarannya.
haechan menatap dua donat yang tersisa di dalam kotak kardus itu. dua lagi sudah masuk ke perutnya. bibirnya kembali dimajukan, mendadak tida rela donatnya habis.
"tapi donatnya mau habis, kan sayang kalau dimakan."
minji merasa kesabarannya sudah di ujung tanduk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
minji menghela nafas berat. menghadapi keponakannya yang baru lima tahun saja tak sepusing ini. rasanya susah sekali menahan emosi di depan haechan. renjun pasti orang yang penyabar sekali karena bisa kuat hidup satu atap dengan haechan.
"minji!"
"iya, tuan."
"aku jadi ingin makan nasi goreng kimchi."
tuhkan!
"lalu sup ini bagaimana?"
"kok tanya aku? kan yang masak kamu!"
TAPIKAN YANG MINTA DIBUATKAN INI ITU ANDA!
kira-kira begitu jeritan hati minji
lagi-lagi ia menghela nafas berat, "baiklah, akan saya buatkan nasi goreng kimchi. sup ini untuk makan siang saja." putusnya.
ia matikan kompor begitu supnya jadi, lalu berbalik untuk mengambil bahan-bahan nasi goreng dari kulkas. sepertinya ia tidak akan terlalu banyak menambahkan kimchi karena ini masih terlalu pagi untuk memakan makanan pedas.
"eh, tunggu! siapa bilang kamu harus masak itu?"
minji mengerutkan dahinya bingung atas kata-kata haechan. kalau bukan dia ya siapa lagi?
