terserah

6.1K 742 94
                                    

siang ini haechan lagi selonjoran di depan tv sambil ngelusin perutnya yang makin membesar karena udah memasuki usia empat bulan. gatau kenapa, rasanya nyaman aja elus-elus perutnya.

"adek, kamu kangen papa ngga?" tanya haechan pada perutnya.

"tapi papamu kan masih kerja." haechan menatap tayangan kartun dengan bosan. wajahnya kusut sekali karena belum sempat mandi sejak pagi.

jangan salahin haechan! dia mager mandi cuma bawaan bayi kok. biasanya mah dia paling rajin mandi.

"papamu pulangnya malem, tau! jangan kangen dulu!" katanya lagi, kali ini sedikit berteriak. entah benar-benar berbicara pada bayi di perutnya atau hanya monolognya yang sedang bingung, tidak tahu ingin melakukan apa.

lagipula sejak hamil, renjun banyak melarang haechan melakukan ini-itu. dia juga mengambil cuti kuliah sampai melahirkan. dia kan jadi bosan. keluar pun harus dengan izin renjun.

hei, haechan itu cuma hamil!

"yauda kalo kamu maksa." katanya sambil mematikan tv. terdengar helaan nafas berat sebelum haechan beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya.

berdoa saja renjun tidak marah.

haechan berdiri di depan gerbang kantor renjun sambil menatap bangunan tinggi itu penuh takjub.

gila gila. suami kecilnya itu ternyata mengurus tempat sebesar ini.

memang selama dua tahun menikah, haechan cuma pernah sekali datang ke tempat ini. itu saat renjun baru lulus kuliah--yang ia percepat tak sampai 4 tahun karena ingin segera bekerja--dan diperkenalkan sebagai pewaris baru perusahaan keluarga. namun gedung kantornya tahun lalu tidaklah sebesar ini. mungkin sudah dilakukan renovasi, tapi haechan tidak tau.

"uwaah, keren!" ujarnya sambil berjalan masuk.

tapi langkahnya terhenti karena seorang satpam menghadang jalannya.

"adek nyari siapa?" tanya satpam itu dengan wajah datar. dia adalah satpam baru yang sudah bertugas sekitar 4 bulan. dan pengalamannya mengatakan, jangan membiarkan sembarangan orang masuk kantor. apalagi haechan yang hanya memakai baju kebesaran dan celana pendek selutut, tidak terlihat seperti pekerja kantor sama sekali.

"mau ketemu renjun, pak." jawabnya dengan polos. satpam itu mengernyit bingung.

ngapain anak ini mau bertemu bosnya seenaknya?

"adek sudah buat janji?" tanya satpam itu lagi, mencoba sabar.

"harus banget ya pak?" tanya haechan sambil mengusap pelipisnya yang mulai berkeringat. di luar sini panas banget, tau. haechan ingin cepat-cepat masuk!

"kalau tidak ada janji ya tidak bisa. sebaiknya adek pulang saja." kata satpam itu sambil memberikan jalan pada haechan agar pergi dari sana.

"dih kok ngusir sih?!" katanya kesal. haechan kan niatnya mau ngasih kejutan ke renjun dengan datang tanpa memberi tahu. eh ternyata tidak dibolehin.

"apa mau saya panggilin taxi?"

"ga!" katanya setengah berteriak. haechan pun mengambil ponselnya dan mulai men dial nomor renjun. cukup lama sampai telponnya diangkat.

"ya, halo?"

"njun, aku ga dibolehin masuk!" adunya tanpa membalas salam renjun.

"ha?" renjun mengernyitkan dahinya, bingung dengan ucapan haechan. emang haechan mau masuk ke mana?

"ish! aku di depan kantormu!" katanya sambil menghentakkan kaki. matanya melirik sinis pada satpam yang masih menunggunya pergi. "panas njun~ tapi sama satpam ngga dibolehin masuk!"

sweet • renhyuck (lagi diusahain)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang