03: He Is My Exs

705 61 0
                                    

Aku duduk dengan canggung, pikiran ku masih memikirkan ucapan jeni tentang temannya yang gay dan secara tidak langsung teman yang di maksud jeni adalah Tio.

Mantan pacar ku dulu.

Tapi bagaimana mungkin Tio gay?

Rasanya sulit di percaya.

"Tunggu deh, gue penasaran. Kalian berdua kenal sejak kapan?" tanya jeni.

"Kita satu SMP, dia mantan----"

"Mantan Osis!" aku langsung memotong ucapan Tio ketika dia mau ngasih tau jeni kalo dia adalah mantan ku.

Aku belum siap mendengarkan ledekan jeni, ah gadis itu pasti akan sangat menyebalkan jika tau.

"Maksudnya?" jeni menatapku curiga, aku langsung gelapakan sendiri. Bingung harus bilang apa.

"Maksudnya, dulu kita satu SMP, gue mantan anggota osis dan kebetulan Tio ketua osisnya. Gitu jen" jelasku.

Aku berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlihat gugup.

"Oh, bagus dong. Jadi lo ga usah khawatir lagi sekarang, toh tio temen lama lo" balas jeni.

Aku hanya tersenyum masam, bagus apanya. Justru sekarang itu masalah, gimana bisa aku tinggal satu atap dengan mantanku sendiri.

"Tenang aja, gue ga akan ganggu fio ko" saut Tio.

Jeni tersenyum senang mendengarnya, "Bagus deh, ya udah gue balik duluan ya? Ada urusan"

"Lho ko gitu si jen, terus gue gimana?" tanyaku panik, gimana bisa jeni mau pergi begitu saja.

"Ya kalian diskusiin aja berdua, gue ada urusan lyn. Sorry ya ga bisa nemenin lama, penting soalnya"

Aku hanya menganggukan kepala pasrah, aku juga tak bisa menahan jeni.

Bahkan ketika jeni sudah pergi pun, aku dan Tio hanya duduk saling diam.

Jika di ingat-ingat, Tio tidak banyak berubah. Pria itu masih dengan sifat dinginnya, hanya satu fakta yang masih sulit ku percaya hingga saat ini.

Fakta tentang dia yang gay.

"Fio"

"Ya?" aku terkejut saat Tio memanggil nama kecilku. Tak banyak orang yang tau nama itu, hanya beberapa orang terdekat ku saja yang memanggil ku dengan sebutan Fio.

"Gimana kabar lo?" tanya dia.

"Baik, lo sendiri?"

"Baik, udah lama tinggal disini?" tanya dia lagi, entah apa tujuannya berbasa-basi yang jelas aku yakin saat ini kita berdua sangat canggung.

"Lima tahun, abis lulus SMA gue langsung ke korea buat kuliah"

"Oh, eum uang sewa lo bisa bayar setiap akhir bulan, dan untuk harganya 500 ribu won untuk satu bulan" ucap Tio.

Aku hanya mengangguk saja, mau komentar pun rasanya canggung sekali.

"Kalo lo udah setuju, sekarang gue akan anterin ke kamar lo" Tio kembali membawa koperku.

Aku sendiri hanya mengekorinya dari belakang, rumah Tio benar-benar luas. Desainnya sangat modern meskipun di luar terlihat sangat sederhana.

Tio membawa ku ke lantai dua, "Di sini ada empat kamar, tiga kamar utama dan satu kamar tamu. Kamar utama semuanya di lantai dua dan kamar tamu di bawah" jelas tio.

Kita berdua melwati satu kamar dekat tangga, membawa ku ke lorong kecil yang berakhir di sebuah kamar ujung dekat dengan balkon lantai dua.

"Ini kamar lo" Tio membuka sebuah kamar yang akan ku tempati, kamar yang cukup luas lengkap dengan kamar mandinya. Di sana juga sudah ada lemari dan meja kecil.

Housemate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang