06: Mulai Gelisah

782 55 0
                                    

"Bagus! Ini pertama kalinya kamu buat cerita yang sangat menarik!" bu anggi tersenyum puas dengan karya baru ku.

Aku hanya ikut tersenyum kecil, untu karya itu aku harus membayar mahal.

"Jadi cerita saya kali ini lolos bu?" tanyaku.

"Lolos! Saya pastikan kali ini kamu berhasil"

Aku hanya mengangguk dan kembali ke tempatku.

Aku masih harus menulis bab selanjutnya, yang artinya aku harus terus melakukan hal-hal intim dengan tio.

Seperti semalam, rasanya aku benar-benar malu memikirkan apa yang aku dan tio lakukan meskipun kami tidak berhubungan secara langsung tapi tetap saja itu terlalu intim untuk kami yang berstatus sebagai Mantan Kekasih.

"Mikirin apa?" Nayla memang selalu memperhatikan gerak gerik ku.

"Engga, cuma lagi mikirin bab selanjutnya buat cerita gue" balasku.

"Katanya lo udah putus ya sama doni? Jeni cerita sama gue, bener lo di selingkuhin?" tanya Nayla.

Aku sudah menduga jika jeni akan menceritakannya pada nayla, mereka berdua jika sudah bergosip memang sangat bersemangat.

"Iya"

"Terus lo apain dia? Lo hajar kan?"

"Dikit"

"Terus lo tinggal di mana sekarang?"

"Di rumah tio"

"Tio?"

"Temen smp gue"

"aah, bagus deh. Sekali-kali lo harus sedikit bebas sama cowo"

Aku tau kemana arah ucapan nayla, gadis itu memang memiliki otak yang sangat jorok. Terlalu banyak menonton film dewasa bersama pacarnya membuat nayla sangat menyebalkan jika sudah membicarakan hal vulgar.

"Udah ngapain aja?"

"Ga ngapa ngapain, tio homo"

"ish! Ga seru"

"Bagus dong, artinya gue aman tinggal sama dia"

Engga sama sekali!

Justru aku selalu dalam bahaya jika bersama tio, godaan dia benar-benar ga main-main.

"Lo goda dia aja, kali aja dia sembuh kalo sama lo"

Ck! Justru tio yang selalu menggodaku!

"Ga minat! Udah ah gue mau ke mini market buat belanja"

Nyala mengerutu dia menatap ku yang siap pergi dengan pandangan kesal. "Enak banget jadi komikus, ke kantor cuma ngasih hasil bisa pulang kapan aja. Ah gue lembur mulu!"

Aku tersenyum meledeknya, nayla itu salah satu editor junior. Jadi tugasnya di kantor lebih banyak daripada aku.

"Udah nikmat aja, gaji lo lebih gede dari gue. Udah ya gue balik, bye!"

Aku benar-benar meninggalkan nayla ketika gadis itu menunjukan jari tengahnya padaku. Aku hanya terkekeh tanpa menghiraukannya.

.

.

Di mini marker, aku membeli beberapa daging dan sayuran. Pagi tadi Jamal memberiku uang untuk belanja, katanya dia mau makan rendang malam ini.

Saat sedang berkeliling, aku bertemu dengan doni dan pacar barunya.

Pria itu sepertinya senang melihat ku, terbukti dengan dia yang berprilaku sok mesra di hadapanku.

Housemate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang