Chapter 3

400 53 20
                                    

-Hold your horses
"Agak stress mendekati gila, tapi ga papa."

Malem-malem begini masih ada yang open jastip nggak, sih?

Kalau ada, aku mau nitipin si Yelli supaya langsung dikirim ke planet tetangga. Abisnya ngeselin banget anak ini!

"Jadi lo kabur ke sini cuma gara-gara dikejar si Yasa, cowok yang baru lo gaet seminggu yang lalu itu?"

"Kok pacar sih? Kan gue udah bilang, dia sekarang udah jadi my ex!" katanya seenak jidat sambil memperhatikan kuku-kukunya yang mengkilap.

"Basically dia good boy sih, tapi dia bucin banget ah. Gue mau lunch sendiri dibilang nggak romantis, window shopping sendirian dia juga marah-marah karena nggak gue ajak. Terus kalo malem telponin gue mulu, mana lama lagi. Bisa budek kuping gue dengerin speaker hp mulu!"

"Ya terus masalah utamanya apaan? Kok bisa putus?" tanyaku yang belum sepenuhnya konek.

Yelli memutar bola matanya malas. "Ya lo kan tau, Lin. Gue males sama cowok yang terlampau setia gitu."

"Terus lo mau lakik modelan gimana ? Yang tukang selingkuh kayak Mas Aris di Layangan Pegat gitu?!" ucapkan kesal, sekaligus tak habis pikir.

"Ya nggak gitu juga elah! Maksud gue tuh ya biasa aja sih. Nggak usah muncul di depan kosan tiba-tiba sambil bawa makanan, nggak usah telpon atau kirim chat mulu cuma buat nanyain makan atau lagi ngapain. Nggak usah ngajak jalan, apalagi pas weekend. Itu harinya gue molor sepuasnya ya! Ya pokoknya-"

"Kalo gitu lo ngapain punya pacar Yeliiii?" potongku yang sudah sangat gemas dengannya.

Cewek itu tampak berpikir sebentar. "Eum ... apa ya? May be biar ada yang bisa gue bawa ke kondangan. Abis bosen memburu rendang di kondangan sama lo mulu."

Aku menggeram kesal, tapi ya itu fakta sih. Jangankan pergi kondangan, dari zaman awal peradaban kuliah kita memang kemana-mana berdua. Udah kayak panci dan kerak nasi yang sulit untuk dipisahkan.

Baru-baru sehabis lulus aja nih kita jarang ketemu gara-gara Yelli balik ke rumah orangtuanya di Senopati.

"Tapi kan si Yasa baru lo pacarin seminggu yang lalu."

"Ya tinggal nyari yang lain, susah amat sih. Please deh, nggak usah sok burnout kalo abis putus tuh. Memeperibet drama idup aja."

Untung itu bukan aku. Nggak tau deh kalau kalian, hehehe.

"Lagian gue bosen ah mantan gue karyawan semua. Whic is ya gitu-gitu aja walaupun di kantor gede. Sekali-sekali lah pengen jalan sama bos. Pasti sensasinya beda."

Aku mendengus geli. Gini nih kalo kelebihan asupan cerita wattpad! Halunya to the moon.

"Ho'oh tenan, Yel. Emang beda sensasinya, karena kepala lo bakal digeprek sama bininya si bos gara-gara ketaun jalan sama lakinya."

"Ih lo ini nethink mulu sih sama gue! Siapa juga yang mah jadi pelakor coba? Gue mah haram ya jadi golongan cewe terendah dengan kasta pelakor. Ewh!"

"Lah tadi lo bilang mau jalan sama bos?"

Yelli berdecak gemas. "Emangnya bos zaman sekarang pada tua semua apa? Maksud gue tuh yang muda gitu loh, yang fresh tampangnya, yang belum punya gebetan. Gue juga ogah lah jalan sama om-om perut buncit, brewokan dan punya selera humor bapack-bapack!"

"Yakin? Kalau isi dompetnya kartu atm premium gimana?"

"Eum ... ya bisa lah kita bicarakan secara baik-baik," ujarnya, lalu tertawa puas di akhir kalimat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TwirlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang