My Shy Girlfriend (BoBoiBoy Ice)

[6/10]

Untung saja (Name) datang …

___________,,,__________

Pada jam istirahat seperti biasa (Name) ingin mengajak Ice untuk makan bersama. Akan tetapi pemuda itu dari pagi tidak terlihat eksistensinya sama sekali. Kembarannya bilang kalau Ice sakit. Kemarin rasanya masih sehat-sehat saja.

Jadi begitu bel pulang berbunyi (Name) langsung menemui Blaze dan mengatakan kalau ia ingin ikut dengannya sekalian menjenguk Ice.

“Enggak usah terlalu khawatir, (Name). Besok juga anak itu bakalan sembuh, kok,” ucap Blaze dengan santai.

(Name) hanya mengangguk. Syukurlah kalau sakit Ice tidak parah, tapi memang sekarang ini ia murni ingin melihat keadaan kekasihnya itu.

“Ice! Pacarmu datang, nih!” seru Blaze begitu sampai rumah. “Yah.. Palingan dia lagi tidur. Kamu langsung masuk kamarnya aja.”

“O-oke..”

Mendapat izin dari Blaze, (Name) memberanikan diri masuk ke dalam kamar Ice. Begitu pintu terbuka hawa dingin langsung menyeruak.

'Ini kamar apa kulkas? Dingin banget. Pantesan aja bisa sakit.’

“Permisi ….”

Terdapat gumpalan di balik selimut yang (Name) yakini itu adalah Ice. Saat membuka kain penghangat tersebut ternyata mata Ice sudah terbuka.

“Whaa— kamu enggak tidur?”

“Aku memang lagi nggak bisa tidur. Kepalaku pusing …,” kata Ice dengan suara lemah.

(Name) merasa kasihan. Biasanya Ice begitu mudahnya ia tertidur, tapi sekarang ia malah kesulitan tidur. Tangan (Name) dengan sendirinya bergerak mengusap kepala Ice.

“Tidurlah.. A-aku akan menamimu sampai terlelap.”

Tentu saja perlakuan lembut dari sang gadis membuat Ice semakin rileks. Namun sebelum ia jatuh tertidur, ia menarik (Name) ke atas kasur dan langsung mendekapnya.

“I-I-Ice.. Le-lepas..”

Sayangnya perkataan (Name) tidak didengarkan oleh Ice karena pemuda itu sudah terlelap tidur.

.

.

• Bonus •

“(Name), aku bawain cami— lah? Dia malah ikutan tidur. Eits, foto dulu ah, mumpung Ice tidurnya lagi mangap.”

__________,,,___________

… Blaze berisik, aku enggak bisa tidur.