Serendypity

18 6 0
                                    


Seorang Wanita duduk dipinggir ranjang single bed berukuran 1 x 4, Chariva Dinakara Emiola farzeen adalah nama Wanita itu, ia sedang mengumpulkan nyawanya dari tidur lelapnya semalam. Tubuhnya masih terasa sakit untuk bergerak mengingat kecelakaan yang terjadi akibat seorang pria kemarin malam.

{Author pov: kecelakaan apa tuch :)}

Kemarin malam~~~~~~

"Guys gue izin pulang duluan ya, masih ada tugas kuliah belom kelar semangat ya kalian."

"Baru kemarin izin, udah izin lagi aja, yang gini nih calon calon orang korupsi bansos." Sahut Fuchsia.

Fuchsia adalah salah satu karyawan dicafe borahae, ia memang tidak suka sejak pertama kali kedatangan Chariva yang hanya ingin bekerja paruh waktu disana, entah apa alasannya.

"Jaga mulut lo ya! apa mau pita suara lo gue donorin biar suara lo gak di denger lagi sama pemerintah? toh juga gue kalau ambil izin ada kosekunsinya gak menghilang bak ditelan bumi tanpa rasa tanggung jawab." Tegas Chariva

Setelah merapikan barang bawaannya dan berganti pakaian ia menuju keluar café untuk segera pulang, rasa lelah dan permasalahan yang tak kunjung usai sedaritadi berputar dikepalanya membuat ia merasa pusing dengan langkah gontai ia berjalan menuju motornya, baru saja ia melajukan motornya tanpa disadari sebuah mobil melaju kearahnya dan menabrak motor yang sedang dikendarainya. Chariva hanya bisa mendengar suara orang teriak minta tolong setelah itu semuanya menjadi gelap.

Bisa dipastikan Chariva Langsung pingsan dan dibawa kerumah sakit terdekat. Setibanya dirumah sakit Chariva angsung menerima pertolongan dari dokter dan setelah beberapa jam Chariva menunjukan tanda-tanda kesadaran. Dzemila sahabatnya yang sedaritadi menunggu dengan rasa khawatir mulai membuka suaranya.

"Gimana Va rasanya."

"Rasanya vanilla atau rasa yang pernah ada..."Sambil menunjukkan senyum mengembang.

"Emang nih orang bener-bener minta disantet."Dengan wajah kesal.

"Ya lagian lo lebay banget gw juga cuma ketabrak doang dan yang paling penting gue gak kenapa napa."Bantahnya.

"MATAMU GAPAPA APANYA LO SEKARANG ADA DI RUMAH SAKIT CHARIVA GILA KALI YA MAKANYA LO TUH KALAU DISURUH JAGA DIRI NURUT CHARIVAAAA....siapa?..ya."

Omelan itu berhenti saat pintu bangsal rumah sakit itu di ketuk oleh seorang pria berparas tampan dan cukup tinggi, penampilan maskulinnya dengan wangi parfum yang cukup tajam mengikuti setiap langkahnya mampu membius siapapun yang ada didekatnya termasuk Dzemila, tapi terkecuali dengan Chariva.

"Sorry ya gw gak sengaja nabrak lo, lo baik-baik aja kan sekarang?"Tanyanya datar."

"Asal lo udah tangung jawab sih gw oke oke aja, gw juga udah maafin lo kok, lagian mana ada juga yang sengaja bikin celaka orang."

"Kalau tanggung jawab itu pasti, gw udah bayar semua biayanya dan itu ada sedikit buat biaya pengobatan nanti kalau lo keluar dari sini." Menunjuk paper bag yang ada di atas nakas.

Netranya mengikuti arah tangan penuh urat yang sedang menunjuk sesuatu disana dan betapa kagetnya Chariva saat melihat sebuah paper bag yang sangat besar berisi setumpuk uang didalamnya.

"Bentar deh ini lo gak salah ngasih uang gw sebanyak itu? Itu bisa buat biaya hidup gw 7 tahun kedepan??"Menautkan alisnya yang penuh dengan tanya.

"Menurut gw itu setimpal dengan kesalahan gw yang buat lo masuk rumah sakit kayak gini, sorry ya gw gabisa lama lama disini semoga lo cepet sembuh dan sekali lagi sorry."

Pria itu kemudian berlalu meninggalkan bangsal rumah sakit itu yang berisi dua sejoli didalamnya.

"Anjir sumpah ini banyak bangetttt, lo harus liat!!."Menunjukkan isi paper bag yang ada di genggamannya.

Suara itu memecah lamunan Chariva sejak kepergian pria itu.

"Sumpah suara lo lebih gede daripada toa masjid tau gak."

"Bodo amat...tapi ini serius banyak banget gw belom pernah liat uang cash sebanyak ini, memang orang kaya bisa melakukan segalanya dengan uang ya bestie."

"Gw harus balikin ini besok, gw bakalan ambil seperlunya gw aja buat biaya beli obat."

"Sungguh mulia hati bestie ku ini bukan....membuat diriku terharu."

"Drama bangett hidup lo gw liat liat, mending lo pulang deh udah malem ntar lo dicariin lagi sama your bubu ahahaha."

"Ledek aja teroooosssss, yaudah gw balik telfon gw ya kalau ada apa apa."

"Iyaaaa bawellll..."

Setelah sahabatnya tak lagi menampakkan wajahnya ia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya ke alam mimpi.


Terimakasih ya sudah menyempatkan membaca, gimana ceritanya, boleh di review ya jangan lupa vote dan follow ya terimakasih:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih ya sudah menyempatkan membaca, gimana ceritanya, boleh di review ya jangan lupa vote dan follow ya terimakasih:). 

Be Cut OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang