Happy Reading!!
Kini Jennie sudah kembali ke rutinitas paginya setelah menghabiskan waktu liburan seminggu di Amsterdam bersama anak kesayangannya dan Rosé yang juga bersama anaknya. Walaupun akhirnya mereka berpisah karena tempat pulang mereka yang tak lagi sama. Rosé dan anaknya pulang ke Seoul sedangkan Jennie dan anaknya pulang ke Melbourne.
Jennie menatap beberapa hidangan yang sudah tertata diatas meja termasuk beberapa makanan yang sudah masuk kedalam sebuah kotak bekal yang dia siapkan untuk anaknya. Setelah selesai mengurusi sarapan dan bekal untuk anaknya, Jennie dengan segera menuju kamar anaknya yang biasanya pada jam ini anak itu sudah bangun dan sudah mandi. Sungguh mandiri anak itu.
Begitu sampai didepan kamar anaknya, Jennie membuka kamar itu dengan pelan sambil memanggil nama anaknya, "Dave.." Panggil Jennie pelan. Ya, anak itu adalah Dave, David Kim lebih tepatnya. Anak dari seorang Jennie Kim yang kini sudah berusia 7 tahun.
Benar saja, Dave sudah mandi dan kini masih mengenakan bathrobe kecil yang sangat pas ditubuh mungilnya. Anak itu sedang berpegangan pada sebuah lemari yang terbuka dengan tangan terulur keatas hendak mengambil sebuah seragam yang terletak dibagian atas sehingga anak itu kesulitan untuk menggapainya.
Jennie yang melihat itu dengan cekatan mendekati Dave dan mengambilkan baju seragam anaknya itu. "Kenapa tidak memanggil Mommy, hm?"
"Dave bisa mengambilnya sendiri, tapi tiba-tiba lemarinya menjadi tinggi" anak itu banyak beralasan seperti biasa. Karakternya selalu ingin melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Independent, Jennie berhasil membentuk karakter itu dalam diri Dave.
Jennie hanya terkekeh mendengar jawaban anaknya, mana mungkin tiba-tiba lemari menjadi tinggi dengan sendirinya. Jennie mulai membantu Dave memakai seragamnya dan bersiap karena bis sekolah yang mengantarkan Dave akan segera datang.
Dengan mandiri Dave mengecek segala keperluannya seperti tas, iPad, dan beberapa keperluan lainnya yang harus dia bawa ke sekolahnya.
"Sudah semuanya?" Tanya Jennie memastikan.
"Sudah, let's go, Mommy" Dave memang selalu bersemangat dalam melakukan apapun. Anak itu juga selalu ceria membuat Jennie sangat bersyukur.
Setelahnya ibu dan anak itu keluar dari kamar dengan tangan yang saling tertaut, berjalan hendak keluar sebelum Jennie mengambilkan kotak bekal yang telah dia siapkan tadi dan menyerahkannya pada Dave.
Begitu keluar, keduanya langsung disuguhkan langit pagi Kota Melbourne seperti biasa yang nampak bersih dan tidak begitu banyak polusi. Ibu dan anak itu berjalan dengan pelan dengan tangan yang masih saling tertaut dengan erat.
Tidak terlalu jauh, hanya sekitar 300 meter dari rumah mereka dan bus sekolah yang menjemput Dave sudah terlihat.
"Have fun, Baby" Ucap Jennie setelah menciumi seluruh wajah Dave.
"I love you, Mommy" Balas Dave pada Mommy-nya sambil menunjukkan senyum cerahnya.
"Believe me that I love you more" Kini Jennie juga ikut menampakkan gummy smile-nya. Dan Dave kemudian masuk kedalam bus. Siap berangkat ke sekolahnya.
Sebenarnya bisa saja Jennie mengantarkan anaknya itu sendiri menggunakan mobilnya. Tapi Dave yang meminta agar dia naik bus fasilitas dari sekolahnya agar bisa bersama dengan teman-temannya. Dan tentu saja Jennie langsung menyetujui itu karena dengan begitu Dave akan banyak berinteraksi dengan dunia luar yang bagus untuk anak seusianya.
Setelah bus sekolah itu sudah menghilang dari pandangannya, Jennie dengan cepat kembali ke rumah dan harus segera bersiap untuk berangkat bekerja. International Lawyer adalah pekerjaan wanita itu yang kini berusia 33 tahun. Sehingga tidak heran kalau hidup mereka berdua juga sangat lebih dari kata cukup. Walaupun Jennie adalah seorang single parent sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXILE - [ Taeyong x Jennie ]
FanficI think I've seen this film before, and I didn't like the ending. You're not my homeland anymore, so what am i defending now? #4 jenyong