Setelah jam makan siang berakhir, Hyunjin langsung keluar menemui Pak Minjun di halaman asrama. Laki-laki itu sudah berada di sana dan menyambut kedatangan Hyunjin dengan senyum cerah.
"Sudah siap?" tanya Pak Minjun. Hyunjin mengangguk pelan dengan kepalanya yang tertunduk dalam-dalam.
Setelah itu, Pak Minjun mulai mengeluarkan sehelai kain berbentuk persegi panjang yang terlihat seperti kain penutup mata. Tanpa berkata apa-apa lagi, laki-laki itu langsung memasangkan kain itu pada Hyunjin sehingga kini yang dapat dilihat oleh Hyunjin hanyalah kegelapan.
"Apa...perlu ditutup seperti?" tanya Hyunjin pelan. Pak Minjun menganggukkan kepalanya walaupun anggukan itu tidak dapat dilihat oleh Hyunjin.
"Tujuannya supaya kamu tidak tahu jalan menuju ke tempat hukumanmu," jelas Pak Minjun.
Setelah itu, Pak Minjun mulai berjalan menuntun Hyunjin ke arah hutan. Hyunjin berjalan perlahan-lahan sambil berpegangan erat pada lengan Pak Minjun karena ia tidak dapat melihat pemandangan yang ada di depannya. Sesekali ia berhenti saat kakinya teratuk sebuah batu besar lalu kembali melanjutkannya.
Dalam keadaan mata yang tertutup, Hyunjin bisa tahu bahwa sekarang ia sedang berada di dalam hutan. Tanah berbatu dan jalan yang naik-turun itu sama persis dengan yang ia lalui saat outbound tadi. Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kemana Pak Minjun akan membawanya? Apa jangan-jangan ia akan ditinggal seorang diri di dalam hutan itu dan dibiarkan menjadi makanan untuk hewan-hewan buas? Membayangkannya saja membuat Hyunjin bergidik ngeri.
"Tunggu di sini dulu." Pak Minjun tiba-tiba menahan tubuh Hyunjin agar berhenti melangkah lalu meninggalkannya sebentar.
Krieettt
Dari bunyi yang Hyunjin dengar, sepertinya Pak Minjun baru saja membuka sebuah pintu yang terbuat dari besi – entah pintu sebuah rumah atau sebuah ruangan. Setelah itu, Pak Minjun kembali menuntun Hyunjin masuk ke dalam tempat itu.
"Kuserahkan dia pada kalian. Lakukan tugas kalian seperti biasanya. Aku akan menjemputnya lusa." Pak Minjun menyerahkan Hyunjin kepada seseorang lalu berjalan meninggalkan tempat itu.
Ketika Hyunjin hendak membuka penutup matanya, tiba-tiba saja kedua lengannya diikat ke belakang dengan sebuah tali lalu tubuhnya dijatuhkan ke tanah dalam posisi tengkurap sehingga Hyunjin tidak bisa berkutik sama sekali.
"SIAPA KALIAN?!! LEPASKAN AKU!" Hyunjin meronta-ronta dengan kuat agar bisa terbebas dari kuncian orang itu. Namun tenaga orang itu jauh lebih kuat dari Hyunjin. Ketika orang itu mulai menginjak punggungnya, Hyunjin bisa merasakan berat tubuh orang itu yang begitu besar. Sepertinya orang itu memiliki berat dua kali lipat dari tubuh Hyunjin.
"Diam dan nikmati hukumanmu...." bisik orang itu dengan suara berat dan rendah.
Setelah itu, penderitaan terbesar Hyunjin selama hidup 17 tahun dimulai. Hyunjin belum pernah merasakan rasa sakit itu seumur hidupnya. Beberapa kali ia berteriak dan meraung untuk mengekspresikan rasa sakit yang ia terima. Air mata mengalir begitu saja tanpa dapat ia bendung. Bahkan Hyunjin yang biasanya tangguh dan tak kenal takut ketika melawan seseorang, sekarang hanya bisa merintih sambil memohon belas kasihan dari orang yang menghukumnya itu.
Hyunjin sudah tidak tahu ada berapa banyak pukulan dan cambukan yang mendarat di tubuhnya. Bahkan Hyunjin juga tidak tahu ada berapa banyak orang di tempat itu. Pukulannya dilayangkan bertubi-tubi dan tanpa henti. Sudah beberapa kali Hyunjin kehilangan kesadarannya dan ketika itu terjadi, orang-orang itu mencoba untuk membangunkannya secara paksa dengan menyiramkan air pada wajahnya. Kadang-kadang mereka membangunkannya dengan cara sedikit ekstrem yaitu menyayat ujung jari Hyunjin menggunakan pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins : Run Away
Mystery / ThrillerIni kisah tentang Hwang Twins yang mencoba untuk melarikan diri dari hukuman mereka