20

687 94 7
                                    

"Awwshh..."

Chaehyun sedikit terkejut mendengar ringisan tersebut, ia membalikan badan dan panik karena darah segar menetes dari jari Dayeon yang tergores pisau.

Tanpa fikir panjang, Chaehyun langsung memasukan jari itu kedalam mulutnya.

"Chae! Jorok ih!"

Tak peduli dengan peringatan tersebut, jari Dayeon baru terbebas setelah benar benar sudah tidak ada darah menetes lagi. "Kamu vampir ya?! Ngisep darah segala."

"Salah sendiri, gak hati hati, sana duduk aja, biar aku yang masak." Balas Chaehyun.

Bukan Dayeon namanya jika memiliki sifat penurut. "Gak deh, mau bantuin, ini kuat tangannya, kamu ajak main game juga bisa!"

"Gak, gak, sana duduk aja."

Mau tak mau, yang lebih muda kembali duduk di ruang tv sembari menonton serial anime yang sedang populer saat itu.

Tanpa disadari, Chaehyun diam diam melirik gadis tersebut dan mengulum senyum tipisnya, masih terasa mimpi dapat hidup sebahagia ini.

"Babyy, I'm coming."

Satu mangkuk sup dan nasi langsung terpapar didepan Dayeon saat ini, terlihat sangat enak sehingga ia tidak sabar untuk memakannya.

"Ini sepiring berdua? Sendoknya juga barengan?"

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Chaehyun meliriknya sekilas. "Emang kenapa? Biasanya juga tukeran liur."

PLAK!

"CHAE!!"

--

"Eh eh, geseran dong."

Dayeon sedikit menggeser duduknya ke arah kanan agar Seeun dan Jihan tidak kesempitan.

Mereka lagi duduk di halte sambil nungguin jemputan, emang ini salah satu keluhan kalo masuk sekolah, nunggu jemputan.

Mana Chaehyun bilang ada jam tambahan lagi.

"Kita ke mall aja, mau gak?"

Prok!

Jihan menepuk tangan sembari menunjukan tangannya kepada Seeun. "Lo traktir?" Gadis itu mengangguk.

Dayeon yang melihat itu tersenyum bahagia. "Mantep kalo dibayarin mah, ngapain nolak."

"Loh? Gak pesan taxi?" Tanya Jihan karena kedua perempuan itu justru berjalan lebih dulu darinya.

"Jalan aja, sejengkal sampe, drama Lo taxi taxi an segala, kos aja belum dibayar."

Tanpa ampun, kepala Seeun langsung mendapatkan jontoran. "Jangan terlalu jujur juga anzing!"

Merasa sumpek dengan perdebatan itu, Dayeon mengambil airpodsnya kemudian menyalakan playlist lagu untuk bersantai.

Namun Chaehyun justru menelfon, padahal tadinya ada kabar bahwa pacarnya itu akan pulang sedikit malam hari ini.

"Hallo? Kenapa Chae?"

Melihat temannya mengangkat telfon, Jihan dan Seeun ikut kepo dan berusaha menguping pembicaraan dari earphone yang digunakan Dayeon, namun bukannya mendapat jawaban, mereka malah terlihat layaknya orang bodoh.

"Enggak, ini lagi pulang."

"Heem, kamu juga hati hati ya, love u too."

"Acieeee, di telfon pacarnyaa~~" Goda Jihan sembari menyenggol nyenggol.

Melihat hal itu, Seeun memperagakan emosi mual. "Endingnya gausah ily ily an juga anjir, gak Inget ada jomblo aja."

"Makanya punya pacar pea."

--

Cklek...

"Heyyy—"

Panggilan Dayeon untung anjing kesayangannya itu terpotong saat melihat seorang wanita berdiri dengan tangan dilipat depan dada, layak seorang pengawal.

"C-chae? kok balik awal???" Tanya Dayeon dengan sedikit nada gugup.

"Saya sekolahnya cuma sampai sore, gak kaya kamu, malem pulangnya, bawa baju lagi." Cecar Chaehyun.

Tanpa ampun, Dayeon langsung di roasting secara live, tidak dibelakang, tapi didepan! Benar benar didepan dirinya. "Aku tadi cuma ke mall bareng Jihan sama Seeun, bener..."

Mendengar jawaban tersebut, Chaehyun hanya diam, kemudian masuk ke kamarnya sembari membawa laptop yang tadi bertengger di meja.

Bukannya tenang, Dayeon justru panik, di dalam benaknya muncul banyak pertanyaan.

Haduhh, dia marah gak ya?

Ini beneran di maafin?

Huhu mau nangis

Tapi bodoamat dengan semua itu, setidaknya ia terbebas sekarang. "Biar deh, mendingan mandi, palingan nanti juga keluar."

Dayeon memutuskan masuk ke kamarnya untuk membersihkan badan agar lebih segar dan nyaman saat tidur.

Namun anehnya, saat kembali ke ruang tengah, tempat itu masih saja kosong, pertanda Chaehyun tidak keluar sama sekali dari dalam kamar pribadinya.

Ngambek beneran?

Tok...tok..tok...

Merasa tidak ada jawaban, Dayeon memberanikan diri untuk menarik gagang pintu kebawah, dan yang ternyata tidak di kunci.

Saat pintu dibuka, terlihatlah Chaehyun yang sedang amat fokus didepan laptop dengan menggunakan kacamatanya. "Ngapain? Sana keluar, jangan ganggu." Usirnya tanpa menoleh.

Dayeon terlihat sebal dan menurunkan sudut bibirnya kebawah. "Kamu marah?"

"Gak."

Kata orang, kamus kata 'gak' itu artinya 'banget'

"Jangan marah dongg, sini aku ciumm~~" Chaehyun justru menahan tubuh pacarnya yang semakin mendekat, memang dasar anak nakal.

"Di-em, aku lagi si-buk." Jelasnya penuh penekanan.

Semakin sedihlah Dayeon, dirinya bersikap seperti anak kecil saat diperlakukan seperti itu. "Biasanya juga seneng kalo aku temenin, jahat."

"Biarin."

Tak bisa menahan emosi, yang lebih muda langsung mendengus kemudian menutup paksa laptop yang masih ada di paha sang pacar. "KAMU—"

Chaehyun tidak jadi berteriak saat tubuh mungil pacarnya itu mendekap tubuhnya dengan erat, sembari mendusel kecil di lehernya. "Iya, gak marah."

Dasar lemah.

Dayeon mendonggak. "Beneran?"

"Bener, sekarang bangun ya, balik kamar terus tidur, besok sekolah."

Yang disuruh justru menggeleng cepat. "Gak mau." Tolaknya mentah mentah. "Disini aja, sama kamu, kan sekalian nenenin."

"Nemenin," Koreksi Chaehyun.

Dayeon hanya menyengir. "Itu maksudnya."

"Gak ada, sana sana balik, terus tidur jangan ngerusuh malem malem, aku gak mau telat karna kamu lagi ya."

Dengan terpaksa gadis itu kembali ke kamarnya kemudian tidur sendirian, hanya di temani dengan pelukan guling kesayangannya itu.

"Rasanya kaya jomblo aja.."

B L U E | ChaedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang