22

593 90 10
                                    

"Pengen Starbucks."

"Beli sendiri."

"Rasanya kaya nasi basi."

"Gak peduli, yang penting makan."

Chaehyun sedikit mendengus, Dayeon seperti tidak niat mengurusnya saat dirumah sakit. "Aku boleh balik kapan?"

"Nanti udah bisa, cuma demam biasa juga, kemaren adegan pingsan cuma buat alay alayan doang kan?"

"Dih?"

Suasana tenang untuk sementara, sampai akhirnya bubur yang dimakan Chaehyun habis, sehingga gadis tersebut berdiri untuk pergi ke toilet. "Loh loh? Mau kemana?"

"Kamar mandi, ikut?"

Dayeon tersenyum jail. "Boleh deh."

"Gak gak gak gak gak— dasar orang gila."

--

"Apasi, lebay banget jadi orang, bawa sendiri juga bisa."

Dayeon mengerucutkan bibirnya kesal, ia dengan baik hati ingin membantu mengangkat kan barang barang, tapi pacarnya justru menolak. "Kualat, awas."

"Gak akan."

Klling~

Kling~

Mbok Jihan

Pak
Cewe Lo gimana?

Udah dirumah
Tapi bandel, ngeselin pula
(Delete messenge)

"Ihh apaan sih main tarik tarik, balikin!!"

Chaehyun semakin menjinjit agar Dayeon tidak dapat meraih kembali ponsel tersebut. "Tidur aja, besok gak ada rapat kan?"

"Ada, banyaaakkkk banget, sampe rapatnya 1 Minggu." Balasnya mengasal.

Dengan santai, ponsel tersebut langsung dilemparnya ke sofa, hingga casing yang terpasang lepas begitu saja. "IH?! KOK?!! NANTI RUSAK—"

"Biarin, temenin aku tidur." Tubuh mungil Dayeon langsung terangkat, kemudian ia merasakan empuknya ranjang.

Baru sembuh aja udah mampu gendong.

Grepp...

"Shht, diem dulu, gini nyaman."

Jujur saja, saat ini detak jantung Dayeon tidak bisa di hitung per detik lagi saking cepatnya, hatinya terasa melemah, tubuhnya bergetar, padahal bukan pertama kali bagi mereka berpelukan saat tidur.

Rasanya sedikit, aneh.

Karena tak kunjung mendapatkan posisi nyaman, gadis berambut pirang tersebut membalikan tubuhnya, tepat saat itu, ia menatap wajah cantik yang dimiliki pacarnya.

Serta bibir merah muda yang sudah sangat sering ia rasakan.

"Hm? Kenapa?" Menyadari dirinya dipandangi, Chaehyun membuka matanya.

"Aku, aku gak bisa tidur."

"Pelukannya kurang erat?"

Dayeon menggeleng cepat. "I feels like... different? Gak biasanya kaya gini.."

Yang lebih tua terlihat memikir sebentar, namun pada akhirnya ia mengeratkan kembali pelukan tersebut, bukannya membaik, rasanya justru semakin jadi jadian.

"Kamu laper?" Dayeon menggeleng.

Jadi apa jawabannya?!

"Kayanya, kayanya aku horny."

DEG!!

Dalam ekpresi, Chaehyun terlihat diam, namun pada kenyataannya, gadis tersebut tak bisa berkata kata karena terkejut, cobaan apa lagi ini.

"Emm, kayanya paksain tidur, nanti hilang, soalnya aku gitu."

Si bungsu tercengang sebentar. "Maksudnya 'aku gitu'?"

"Nvm, paksain tidur aja, aku keloni sampe bener bener tidur."

Namun pada akhirnya, semua itu sia sia, walaupun besok Dayeon libur, tapi tetap saja, tidur terlalu malam bukannya hal yang ramah untuk kesehatan, apalagi pacarnya itu baru saja sembuh.

"Kamu tidur duluan aja deh, nanti aku nyusul."

"Gak, kamu tidur, baru aku ikut."

Sampai pada akhirnya, kedua gadis itu tidur bersamaan, entah bagaimana caranya Chaehyun membawa pacarnya itu dengan cepat ke alam mimpi.

--

Paginya, seorang wanita berkulit putih sedang sibuk bermain golf ditemani 2 orang, yakni Ryujin, dan juga Karina.

"Tumben pagi pagi udah kesini, hari Minggu lagi." Sindir Karina pelan, ia sengaja berkata demikian karena sudah lebih 1 bulan Chaehyun tidak mengunjungi lapangan golf.

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya saja. "Bosen, Dayeon masih tidur juga, gak sadar kalo gue pergi."

"Btw, kemaren Yuna cerita, kalo cewe Lo sempet jatuh dari tangga ya?" Jelas Ryujin, ia hanya penasaran apakah gadis tersebut baik baik saja.

"Jatoh dari tangga?"

Seketika ingatan Chaehyun kembali beberapa jam lalu, dimana Dayeon kembali dengan tangannya yang sedikit luka, awalnya ia hanya mengira itu luka gores biasa, namun ternyata...

"Lo gak tau?" Karina menyambung. "kata Winter sih, Dia dibantu sama cowo, terus juga katanya deket banget gitu."

Ryujin memberi isyarat pelototan, karena ucapan barusan adalah kejujuran yang sebenarnya, dimana itu dapat membuat perdebatan kecil antar Chaehyun dan juga Dayeon.

"Dia, dia gak cerita apa apa."

"Pasangan harus kenal sejauh apa buat saling jujur?"

--

Disisi lain, Dayeon terusik dari tidurnya karena suara geteran dari alarm yang berada persis di meja ranjang, cukup menganggu, tapi tetaplah berterima kasih karena sudah di bangunkan.

Tidak ada siapa siapa, apakah ia sendirian dirumah?

"Chae, kamu dimana?"

Sepertinya benar, tidak ada jawaban sama sekali, ia sendirian dirumah pagi pagi, tapi untungnya, semua sudah tertata, dirinya tak perlu lagi menjadi babu.

Drt..drt..drt...

"Oi?"

"Ntar sore temenin ke mall dong, gue pengen cari baju baru, katanya lagi diskon tuh."

"Lah? Yang bener? Boleh boleh, ntar kalo sempet kita jalan dah, jangan lupa traktir."

"Sip sip, ntar sekalian kubawa anak anak lain, biar rame rame."

"Sombong dengan gaya."

"Bapak kau njing."

Bippp~

Dayeon tertawa kecil, memang sahabatnya itu selalu menaikan moodnya dengan cara mentraktir barang barang yang harganya tidak murah.

Sultan.

Cklek...

Seketika ia menoleh ke sumber suara. "Kamu kemana aja? Masa tega ninggalin aku pas lagi tidur."

Tak ada jawaban, pacarnya itu memilih pergi ke kamar sendirian, hal itu membuat Dayeon memiliki beberapa pertanyaan di benaknya, apakah mereka memiliki masalah?

Sepertinya...tidak.

Tok..tok..tok...

"Pintunya kenapa di kunci? Aku juga mau masuk."

"Pergi sana."

B L U E | ChaedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang