5.⠀Mayat-Mayat Lain

237 43 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 5MAYAT-MAYAT LAIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 5
MAYAT-MAYAT LAIN

Berhati-hatilah dengan
para maneken, Zul...














PRIA ITU MELANGKAH dengan hati-hati. Aroma gosong dan asap kelabu masihlah menggantung di udara, semakin lama semakin pekat tatkala ia menaiki tangga menuju lantai kedua.

Tangannya tanpa sengaja mengenai permukaan dinding yang diselimuti abu. Ia mengernyit. Ujung jarinya terasa hangat.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Rekan-rekannya telah memenuhi koridor itu. Beberapa terlihat sibuk mengumpulkan bukti, membuat catatan, atau mengecek hal yang lain. Ketika ia mendekat, ada dua tubuh tak bernyawa yang telah tertutupi kain putih. Paramedis bergerak di sekitarnya, tampak bersiap hendak membawa mayat-mayat itu pergi.

"Kami mendapatkan beberapa petunjuk, pak," salah seorang petugas berkata, tatkala pria itu memasuki salah satu unit apartemen. "Kami cukup yakin tempat ini adalah sumber apinya."

"Lalu?" balas pria itu.

Petugas itu terdiam. Usianya pastilah masih sangat muda, tiada keriput yang mewarnai mukanya. Kendati demikian, kerutan itu terbentuk dengan sempurna di dahinya tatkala ia menjawab. "Ada hal yang janggal."

"Mengapa demikian?"

"Dua mayat dalam sebuah kebakaran kecil..."

"Ini bukan kebakaran kecil, Zul," pria itu memperingatkan. "Beruntung tempat ini tidak dibangun dengan kayu sebagai bahan utama."

Mereka berjalan bersama dari satu sisi ke sisi yang lain, memandangi sisa-sisa peristiwa. Ketika mereka tiba di ujung koridor, menjauhi kerumunan orang, keduanya menghentikan langkah.

Pria yang lebih muda, Zul, tampak ragu ingin memulai bicara; ia berulang kali menghela napas, bibirnya bergetar. Arief, pria yang satunya, mengabaikan gestur itu. Ia malah meraih cerutu di dalam saku mantelnya, lalu menyulut dan mengisapnya.

PESTA PARA MANEKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang