Ethyl Ether

32 6 1
                                    


Ketika itu aku menghampirinya yang tengah berdiri disamping lemari.
Aku bertanya "Siapa kau? Sedang apa kau disini?"
Namun,tak sepatah katapun terucap dari mulutnya. Dia hanya diam menatapku sembari mengulurkan tangannya padaku.

Lalu,ia mengajakku duduk disepasang kursi dan meja dalam ruang itu. Perlahan kami saling berbincang asik hingga tak sadar membuatku tertidur lelap diatas kedua tanganku yang tertilap.

Keesokannya, aku pergi untuk menemuinya lagi yang tengah berada dalam lubang cahaya yang bersinar terang. Aku memasuki lubang itu. Tampak bak sepasang dua sejoli,ku berjalan menulusuri taman dihiasi bunga-bunga indah didalamnya.

Langkahku melaju disebuah jembatan renta. Ia memegang tanganku dengan erat,seraya berkata "Perhatikan langkahmu," sembari tersenyum hangat. Dengan perlahan ia mulai mendekatkan wajahnya kehadapanku,memperlihatkan kedua mata indah terhiasi air berlinang didalamnya. Mulut manisnyapun mulai mendekati mulut pucatku yang membeku,membuatku memejamkan kedua jendela mataku.

Tak lama,aku kembali mebukakan kedua jendela mataku dengan perlahan. Kumelihat setangkai tulip putih bertengger dalam sebuah vas bunga kaca. Tubuhku terbaring berbalutkan gaun putih yang tak tampak seperti gaun,wajah serta tanganku dihiasi oleh selang kecil yang saling terhubung pada sebuah tabung serta alat yang tengah berdiri tegak disampingku.

"Kini,sudah waktunya...."

Leven ( Your Life )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang