Endorfin

22 6 6
                                    

Hari dimana mentari menyingsing seorang pria gila tengah duduk terkulai lemas menghadap mentari yang mencoba membangungkannya. Kedua mata monoloidnya hanya menatap konyol sang mentari. Pikirannya seolah telah berhenti disatu tempat yang sama,isi otaknyapun terpenuhi oleh jejak-jejak penyiksaan bunga delima. Mentaripun dibuat menyerah dengan sikapnya,lantas ia pergi meninggalkan pria gila itu dengan tamparan kilat cahaya yang dibawanya.

Ethan,ya... Benar. Pria gila itu bernama Ethan. Nama indah yang tersemat pada dirinya amatlah tak pantas disandang olehnya. Karena itu,aku lebih senang menyebut dirinya Pria gila. Kini pria itu terlihat mencoba menyadarkan dirinya yang tanpa daya. Kedua tangannya meraih kepala dan menjambak rambut gimbal yang kini terlihat bertambah gimbal. Ethan tak mampu membawa dirinya mencabut akar dari satu bunga yang sudah layu dalam pikirannya. Apalah daya... Ethan hanya membiarkannya,membiarkan waktu hingga bunga itu kering dan jatuh kebawah,jatuh lebih jauh dan lebih dalam hingga dia tak bisa mengingat keberadaannya lagi.

Pria itu berkata pada dirinya sendiri bahwa menunggu adalah hal tepat untuk dilakukannya saat ini. Mata konyolnya kini menatap kosong kearah ombak yang tengah melambai menertawai keadaan dirinya. Riakan sang ombak membuat otaknya memutar ulang kembali momen perpisahan dengan setangkai bunga kering yang masih menancap kuat dihatinya.

Ia melihat bunga itu sedang berjalan jauh... Sekali,sangat jauh hingga Ethan tak bisa menangkap sedikitpun bayangan bunga itu. Tak menyerah,pria gila itu terus mencoba dengan sangat keras untuk menangkapnya. Akan tetapi,bunga itu terlihat semakin kecil dan kecil dari pandangannya.

"Hhhh... Konyol sekali hidupmu Ethan"

Tubuhnya terjatuh. Pria gila itu kini menatap kosong langit rumah dengan deraian air mata yang mulai membasahi pelipis matanya. Ethan takut jika ia akan melupakan bunga yang telah menabur duri dihatinya itu.

"Kemarilah..."

Ethan mulai bangkit dari keterpurukannya. Dengan langkah sempoyongan,pikirannya mengarahkan tubuhnya pada sebuah meja bar berhiaskan botol-botol wine yang telah menantinya. Tangannya mulai menuangkan cairan merah itu kedalam gelas kaca dan meneguknya dengan iringan teriakan suara lirih dari mulutnya.

"Akhhh....(Hiks hiks hiks)"

Ethan terus meneguk cairan merah itu hingga membuat dirinya kembali mabuk. Mabuk dengan emosi-emosi terbungkus. Ia tampak seperti sudah melupakan bunga yang telah mengering itu. Tapi... Nyatanya ia semakin lemah.

"Hhh... Naas sekali."

Sebenarnya,sudah berulang kali Ethan mencoba melihat orang lain bahkan mencoba segalanya. Tapi tanpa bunga itu,ia tak mampu melakukan apapun. Awalnya... Ethan merasa senang dengan pesta yang berlebihan yang ia lakukan setiap malam. Karena hal itu membuatnya lelah dan terlelap tidur dengan mudah."Aku merindukanmu, aku merindukanmu!!!" Ucap pria gila itu dalam tangisnya.

Bahkan saat ia berjalan di jalan itu ia masih mencari keberadaannya. Memeluk erat tubuh lemahnya,lalu iapun menangis. Ethan terlihat pudar seperti bintang yang kehilangan cahayanya. Bunga itu adalah alasan keberadaannya saat ini. Pria gila itu mabuk dengan kenangan-kenangan lagi.

"Menyebalkan!"

Saat ia terbangun disetiap pagi ia selalu bangun dengan rasa sakit yang menggila karena mabuk. Menjengkelkan bukan? Aku tak tahan lagi melihat kelakuan buruknya itu.

"Dasar keparat!!!"

Kutuangkan semua amarahku dengan terus menerus menampar seluruh memori indah yang dimilikinya ke wajah hampanya hingga ia tak sadarkan diri dan hanya terdiam tak berdaya. Waktu terus berlalu dengan cepat. Kini Ethan berharap bahwa ia bisa kembali pada waktu yang sedang berjalan dan meminta maaf memaafkan dirinya sendiri agar lebih peduli dan menyayangi dirinya sendiri.

-
-
-

*Cinta itu memang gila... Sangat gila hinga membuat seseorang menjadi gila pada Cinta. Bahkan,ketika cinta itu pergi ia tetap mampu bahkan dapat membuat orang itu semakin gila karena kehilangannya. Sebesar apapun cinta itu tetaplah untuk "Waras"  terhadap Cinta. *

-
-
-

*Inspirasi cerita BtoB-Drunk didukung oleh temanku 😄

Leven ( Your Life )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang