Chapter 04 - Introgasi dan Alibi.

305 44 4
                                    

𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐖𝐚𝐭𝐭𝐩𝐚𝐝'𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫𝐬.

📤 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐧𝐚.

📤 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐟𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧.

📤 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐨𝐣𝐨𝐤 𝐤𝐢𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐧𝐝𝐩𝐡𝐨𝐧𝐞 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐚𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐭𝐢𝐯𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬.

Note's : Banyak typo baik dalam penulisan dan pemilihan kata. Author gak sempet revisi (Malas), jadi Mohon maaf kalau reader rada gak nyaman.

Thank's and see you!

CHAPTER O4 ;
- 𝐈𝐧𝐭𝐫𝐨𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐢𝐛𝐢 -

"Andrew?" Potong Rena tanpa sadar.

"Maaf?"

Runa berkedip dua kali. Astaga kenapa ia bisa keceplosan dan menyebut nama Andrew.

"Runa? kamu baik-baik saja?" Tanya Polisi satunya.

Rena menatap kedua Polisi itu bergantian. Perlu beberapa saat sebelum dia menjawab; "Maaf, tadi saya baca nametag Bapak dan nyebut nama anda secara spontan."

Ia benar-benar tidak pernah membayangkan akan menyebut lelaki didepannya ini dengan sebutan Bapak. Tak pernah sekalipun.

Andrew Rian Rajendra adalah teman sekaligus informan Rena. Awal pertemuan mereka sekitar tujuh tahun lalu ketika Rena mendapat misi menangkap bandar narkoba dipinggiran kota Jakarta Selatan.

Andrew yang saat itu masih anak baru dalam kepolisian tertembak peluru dilengan kirinya karena melindungi Rena dari tembakan si bandar narkoba.

Itu memang terlihat sedikit dramatis. Untuk beberapa orang, malah akan terlihat romantis.

Tapi percayalah, Rena memarahi Andrew habis-habisan setelahnya karena bertindak sok pahlawan sampai rela tertembak peluru demi melindunginya.

Sejak hari itu, Andrew beberapa kali membantu Rena ketika mendapat misi diindonesia. Dan ditahun-tahun berikutnya lelaki itu menawarkan diri menjadi informan Rena. Dari sanalah mereka lebih akrab dan menjadi teman.

Ironis.

Dulu Andrew terkesan seperti bawahannya. Tapi sekarang, Rena duduk dengan Andrew yang mengintrogasinya terkait masalah orang lain, tapi jadi masalah Rena juga karena ia terjebak ditubuh orang itu.

Briptu Arman kembali berbicara. "Baiklah Runa, kita langsung mulai saja. Kamu gak perlu merasa takut atau gugup. Anggap ini seperti sesi tanya-jawab biasa. Saya bertanya dan kamu menjawab dengan jujur, kamu mengerti?"

Rena mengangguk.

Tangannya sedikit meremas baju pasien berwarna mint yang ia kenakan kala Andrew tiba-tiba menutup hasil laporan kesehatan Deruna dan meletakkannya dimeja. Lelaki itu lalu–entah sengaja atau tidak–menatapnya dengan pandangan menyelidik dan menilai.

D E R U N A [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang