Chapter 05 - Axel dan Teka-Teki.

205 35 1
                                    

𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐖𝐚𝐭𝐭𝐩𝐚𝐝'𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫𝐬.

📤 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐧𝐚.

📤 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐟𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧.

📤 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐨𝐣𝐨𝐤 𝐤𝐢𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐧𝐝𝐩𝐡𝐨𝐧𝐞 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐚𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐭𝐢𝐯𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬.

Thank's and see you!

CHAPTER 05 ;
- 𝐀𝐱𝐞𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐤𝐚-𝐓𝐞𝐤𝐢 -

Rena menatap Dokter Bayu yang sedang memeriksa denyut nadinya. Itu tatapan jengah dengan sedikit sorot malas.

Rena sudah benar-benar pulih sejak lama. Mengapa butuh 2 minggu penuh ia dirawat dengan segala pemeriksaan intensif terlebih dahulu sebelum mmendapat kalimat 'Kamu diperbolehkan pulang hari ini' dari Dokter sialan ini.

"Kayaknya memang sudah pulih total."

Dokter itu menyuruh seorang perawat memberikan suntikan vitamin pada Rena.

Sembari menulis sesuatu pada papan catatan yang ia bawa, Dokter Bayu mengatakan jika Rena baru boleh pulang besok pagi karena harus menunggu surat izin pulang yang wajib ditanda tangani Edward terlebih dahulu.

Rena tidak peduli.

Dapat pemberitahuan jika akan segera pergi dari sini saja sudah cukup membuatnya bersyukur. Ia muak pada bau menyengat obat, dinding putih meyilaukan, dan para perawat yang menghakiminya dengan tatapan iba maupun mencemooh. Manusia dengan segala prasangka-nya memang sangat menjengkelkan.

Merepotkan.

"Baiklah, semua pemeriksaan sudah selesai. Saya hanya berpesan setelah kamu pulang dari sini, istirahat yang cukup dan jangan memaksakan otak kamu untuk mengingat sesuatu. Biarkan semuanya mengalir saja, dengan alami." Kata Dokter itu dengan senyum cerah seperti biasa.

"Untuk obat dan suplemen vitamin juga harus rutin diminum. Tepat waktu. Kalau ada keluhan, langsung ngomong ya."

Setelah Dokter Bayu dan antek-anteknya keluar, Rena berjalan menuju jendela. Duduk dikusen dengan kedua kaki yang ia peluk, Rena menatap hamparan kota Jakarta dari balik jendela lantai lima ruang rawatnya.

Jalanan Jakarta seperti biasa, padat dan ramai. Lampu jalan sudah menyala terang walau Jam baru menunjukan pukul 17.35 WIB. Padahal mentari belum sepenuhnya menenggelamkan diri. Ada beberapa pedagang makanan dan penjual jajanan malam yang sudah buka lapak dipinggir jalan, lalu disudut lain terlihat taman yang diisi keramaian anak-anak yang bermain.

Jakarta ya...Sudah cukup lama.

Terakhir Rena kesini sepertinya dua atau tiga tahun lalu. Rena tak terlalu ingat. Lagipun Rena ke Jakarta hanya untuk mengambil beberapa file dari informannya.

Sekarang ia kembali kesini. Dengan identitas dan raga yang berbeda.

Miris sekali.

Ceklek.

D E R U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang