𝟏 - 𝐦𝐞𝐣𝐚

217 27 25
                                    

❝ 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤 | 𝐬𝐨𝐨𝐧𝐡𝐨𝐨𝐧 ❞

.

.

.

pagi ini, cuaca diluar terlihat cerah. suasana yang seharusnya digunakan untuk bersantai serta berbahagia, justru tampak berkebalikan dengan sepasang ayah dan anak disebuah meja makan yang masih saja beradu mulut tanpa menyentuh satupun makanan yang tersaji dihadapannya.

"ayah mau nikah lagi? ayah pikir aku bisa semudah itu buat ngelupain ibu?"

sang ayah menghela napas gusar. "dengar nak, ayah tidak pernah melakukan hal itu, karena ayah sendiri juga masih cinta banget sama mendiang ibumu. tapi ayah juga mau kamu punya seorang ibu yang selalu ada disampingmu. kamu mengerti maksud ayah, kan?"

si anak tampak tidak mau menyerah, "haha, 'yang selalu ada disisiku'? terus gimana sama mendiang ibu? emangnya ibu ga pernah ngejaga aku dari atas?! ayah jangan ngeremehin kasih sayang ibu ke aku!"

pria paruh baya itu melepas kacamatanya kemudian memijat pangkal hidungnya. beliau adalah lee jongsuk, pria kaya raya yang tak pernah akur dengan putranya, lee jihoon. sungguh, ia sangat menyayangi putra semata wayangnya itu dan menginginkan yang terbaik untuk dirinya dan masa depannya. hanya saja karena pola pikir keduanya yang berbeda membuat mereka tak jarang berselisih satu sama lain hingga menyebabkan telinga para maid yang bekerja ditempat tinggal tersebut lelah karena mendengar kericuhan mereka setiap hari.

"lee jihoon.. you know that i love you, right?"

pemuda yang memiliki mama 'lee jihoon' itu hanya membuang muka lalu mendengkus pelan.

"ayah cuma mau kamu bahagia, okay? just like that. simpel kan? jadi kamu hanya perlu menuruti apapun perkataan ayahmu."

jihoon menggebrak meja makan dengan keras, "caramu salah, orang tua! aku muak sama ayah!"

tanpa berkata-kata lagi, lelaki berparas manis itu menarik tas ranselnya dengan kasar dan melangkahkan kakinya keluar dari kediamannya. untuk kesekian kalinya, jongsuk menghela napas berat. ini masih pagi dan ia sudah mengawali hari bersama anaknya dengan sesuatu yang buruk.

jihoon yang baru saja masuk kedalam kelas langsung melempar tasnya kesembarang arah dan duduk dibangku yang berada dipojok belakang. seluruh teman sekelasnya saling memandang dengan raut bingung kearahsosok mungil yang menyandang sebagai ketua kelas itu datang ke sekolah dengan mood yang sepertinya kurang bagus.

melihat sahabatnya yang tampak lesu tak bertenaga, choi seungcheol pun langsung menghampirinya. diikuti dengan chwe vernon dan kim mingyu dibelakangnya. "lo kenapa?"

jihoon menenggelamkan wajahnya diatas lengan yang ia tekuk, "gapapa. cuma capek dikit."

mereka bertiga yang tahu persis bagaimana kehidupan jihoon pun ikut mendudukkan dirinya disekitar bangku jihoon. mingyu mengusap punggung jihoon dengan lembut, "bokap lo kenapa lagi?

jihoon menarik napas dalam, "katanya mau nikah lagi."

tangan mingyu yang tadinya mengelus punggungnya seketika berhenti, mata ketiga insan tersebut membulat horror, "..nikah?"

"hm," jihoon menaikkan kepalanya memperlihatkan wajahnya yang kusut. "katanya, itu buat kebahagiaan gue. buktinya apa? dia kira sekarang gue bahagia? gak, anjir. gak sama sekali. udah gitu tadi pas ngomong berasa gada beban, kesel gue."

seungcheol merengkuh tubuh ringkih itu mencoba menyalurkan energi untuknya, "ji.. gue boleh ngasih pendapat pribadi ga?"

"hm, keluarin aja apa yang mau lo omongin."

𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤 || 𝐬𝐨𝐨𝐧𝐡𝐨𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang