✨FARID 3✨

499 42 12
                                    

Malam ini lebih tepatnya di taman alun-alun kota, Alena sedang duduk di salah satu kursi dengan sahabat kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini lebih tepatnya di taman alun-alun kota, Alena sedang duduk di salah satu kursi dengan sahabat kesayangannya. Dinginnya angin malam ini membuat Alena memasukkan tangannya di dalam saku Hoodie yang ia kenakan, tetapi dengan gerakan cepat sang sahabat menggenggam tangan Alena dengan lembut sehingga membuat Alena merasakan sedikit kehangatan.

"Ka" Alena menoleh kearah sang sahabat lalu melanjutkan perkataannya. "Lo kangen gak sama iky" ucap Alena hati-hati.

Raka kini menoleh sekilas kearah Alena, ia tersenyum getir. "Lo tau Na, gue sama Riky terlahir dari rahim yang sama bahkan didalam waktu yang bersamaan juga"

"Tumbuh bersama, sedih, bahagia, menderita kami pun tetap bersama. Tapi sayang kematian Riky dan gue enggak di waktu bersama"

"Ka" tegur Alena.

"Kehilangan dia membuat gue terluka Na, bahkan jiwa gue ikut mati saat Iky pergi ninggalin gue untuk selamanya, lebih parahnya jiwa gue mati sampai sekarang"

"Setiap gue ngaca gue selalu terbayang-bayang sama kejadian tiga tahun lalu, darah itu, dan lirihnya selalu buat gue gak bisa tidur nyenyak. Bayang-bayang itu selalu menghantui"

Dengan gerakkan gesit Alena memeluk Raka dengan erat. Raka menangis dalam diam begitu juga dengan Alena. Kepergian seseorang berhasil menghancurkan kekuatan mereka. Alena sadar, bukan ia manusia yang sangat terpukul atas kematian tunangannya, melainkan kembarannya, Raka.

"Lo tau Na, kita semua hancur karena kepergiannya, tapi gue lebih dari itu Na"

Alena semakin mengeratkan pelukannya. Untuk saat ini hanya Alena yang menjadi sandaran buat Raka, oleh karena itu Alena selalu menyiapkan bahunya untuk sandaran sang sahabat.

"Lo tau ka, gue juga sama terlukanya. Lo kehilangan kembaran lo dan gue kehilangan tunangan guw. Jiwa lo mati sedangkan disini hati gue yang mati"

****

Pagi itu Alex beserta istrinya memasuki ruang inap Farid. Tari selaku istri dari Alex berjalan mendekati brangkar dengan tatapan iba.

"Hai" sapa Tari lembut.

Farid tersenyum sekilas, setelah kejadian dia menahan lengan Alena, Farid langsung tersadar dari koma nya. Hal itu lah yang membuat sahabat-sahabatnya bingung begitu pula dengan para dokter.

Tari menatap semangkuk bubur beserta obat yang terletak di atas lemari.

"Udah makan belum?" Tanya Tari yang dibalas gelengan oleh Farid.

"Bunda suapin ya?" Tawar Tari yang di angguki Farid.

Tari mulai menyuapi Farid dengan penuh kasih sayang . Satu suapan, dua suapan semuanya berjalan baik-baik saja, sampai akhirnya di suapan ketiga Farid menggelengkan kepalanya saat sendok yang berisi bubur tersebut sudah berada tepat di depannya.

FARIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang