Setelah Minju berpamitan, suasana didalam ruangan Karina cukup canggung. Sebenarnya hanya Yeji yang merasakan kecanggungan itu. Dalam hatinya ia mengumpati dirinya sendiri karena menolak ajakan sang kekasih.
"Kenapa Ara kakak bawa ke sekolah?" Winter membuka suara bertanya kepada Karina.
"Saya kira kamu sariawan, di kelas tadi kamu diem aja" kekeh Karina saat mengingat Winter hari ini begitu pendiam didalam kelas dan selalu menatapnya sinis saat tidak sengaja bersitatap dengannya.
"Harusnya kakak tanya ke diri kakak sendiri kenapa aku bete banget hari ini" ketus Winter
"Ya kan kamu emang salah, kalau saya ngga begitu ke kamu yang ada nanti teman-teman kamu malah curiga. Emang kamu ngga masalah kalau teman-teman kamu curiga gitu?" balas Karina mengangkat sebelah alisnya.
"Dengan kakak minta aku buat simpan tas aku aja anak-anak udah curiga"
Karina terdiam.
"Udahlah terserah. Jawab pertanyaan aku tadi!" Gertak Winter.
Karina menghela nafasnya lalu meminta Yeji untuk keluar dari ruangannya. Tanpa menunggu perintah dua kali Yeji pun langsung bergegas pergi meninggalkan sahabatnya bersama sang Istri.
Istri. Iya Winter sudah berstatuskan seorang istri dari Karina Yoo. Pernikahan karena perjodohan itu sudah berjalan satu setengah tahun lebih dan acara pernikahaan mereka pun diselanggarakan secara tertutup karena status Winter yang masih seorang siswi pelajar. Dan pernikahan itu hanya diketahui oleh keluarga besar dan sahabat terdekat saja.
Baru enam bulan yang lalu Winter masuk ke sekolah ini diawal semester kelas 3, setelah dirinya kembali dari Australia. Karina yang merupakan anak pemilik sekolah tidak masalah jika istri kecilnya bersekolah disini. Winter sempat merasa keberatan karena harus berdekatan dengan Karina, namun karena berbagai macam bujuk rayu dan ancaman yang Mommy nya berikan dengan terpaksa Winter menurutinya.
"Ara tiba-tiba rewel karena ngga enak badan sehabis imunisasi kemarin, mba E bingung nenanginnya gimana, mama juga tiba-tiba ada meeting penting tadi pagi di kantornya. Ya saya terpaksa minta mba E bawa Ara kesini biar saya bisa jagain dia" jelas Karina panjang lebar.
"Kenapa kakak ngga kabarin aku?!"
"Saya ngga mau bikin kamu panik tengah malam"
"Maafin aku kak tadi malam aku malah nginep dirumah mommy, aku ngga tahu kalau Ara lagi sakit" ucap Winter penuh penyesalan. Ia berjalan mendekati Ara yang masih tertidur pulas, lalu berjongkok disamping sofa menatap wajah tenang sang putri.
"Ngga apa-apa, lagian kan kamu kemarin nemenin mommy yang lagi sakit. Rumah mommy juga jauh masa kamu harus pulang pergi doang, yang ada nanti kamunya kelelahan dijalan sayang" Karina tersenyum menenangkan Winter, tanpa sadar tangannya mengusap lembut rambut istri kecilnya.
Ga tau aja semalam gue ngapain.
"Maafin mama ya sayang" bisik Winter menciumi tangan mungil Ara yang ia genggam.
Karena perlakuan sang Mama yang terus menciuminya, si kecil mulai merasa terusik tidur nyenyaknya. Ara mulai menggeliat membuka mata kecilnya dan mengerjapkannya beberapa kali dengan bibir mengerucut lucu. Winter tersenyum gemas pada bayi itu dan menciumi lagi pipi gembul Arabella dengan gemas.
"Gemes banget anak mama"
Karina yang sedang membereskan beberapa pekerjaannya tersenyum lebar melihat interaksi istri dan anaknya. Pemandangan favoritnya saat berada di rumah.
"Ara baru tidur loh yang malah kamu gangguin" ucap Karina memperingati Winter walaupun sia-sia karena kini Ara sudah beralih ke dalam gendongan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE
FanfictionAku tidak menyangka perubahan dalam hidupku akan datang secepat ini. Kehadirannya yang tidak terduga dalam sekejap berhasil mengubah seluruh kehidupanku - Aku sadar diri, tidak semudah itu baginya untuk menerima kehadiranku dan menerima akan perubah...