"kenapa pada diem?" temannya agak aneh hari ini pikir ningning.
karina memutuskan kontak mata dengan gadis di depannya ini, cantik selalu..
gadis didepannya ini masih sama seperti dulu, masih menjadi kesukaan karina.
"kamu kemana aja?"
"bukan urusan kamu juga toh." seberusaha mungkin membalas pertanyaan winter dengan tenang, tidak mau terlihat menyedihkan di depan mata gadis di depannya ini.
hening diantara mereka, giselle memberi aba aba kepada ningning untuk diam sebentar.
"rin, aku bener bener minta maaf-"
"maaf kamu gaakan ngebuat semua balik lagi." potong karina.
"temen mu brengsek win, kamu juga sama."
lara kembali memasuki ulu hati karina, 7 bulan menghindari gadis di depannya ini tidak ada gunanya ternyata. perasaan karina terhadap winter masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah.
yang keluar dari mulut winter hanya maaf. menghela nafas berat, tidak ada gunanya membahas ini pikir karina.
"rin, ini." winter mengeluarkan kertas dari tas kecilnya.
melihat secarik kertas yang dipegang gadis di depan ini, mengharap tangan karina akan menerima undangan itu.
tidak ada respon dari karina, tidak ada pilihan lain selain memberi tau isi undangan itu.
"dateng ke pernikahan aku."
when u love someone but you know they never be yours. pada dasarnya winter tidak akan pernah menjadi milik dirinya, hanya angan angan saja ya ternyata?