My first short story.
Enjoy the story ❤️
🍫🍫🍫
Protected by Indonesian law (copyright law of the Republic of Indonesia No. 19 of 2022).
There is no part in this book that can be taken, imitated, diplomatic, reprinted without the author's permission. This work is a fiction, all stories are purely author imagination. If there is a common background, place and name, it is purely accidental.
⛔⛔⛔
Aku benci dia!
Benci melihatnya tertawa!
Benci melihatnya bahagia!
Benci melihat wajahnya yang semakin hari semakin cantik tak terbantahkan!
Aku sangat membencinya!
Elena Qadrina Malik, usianya masih 24 tahun. Cantik, dengan mata bulat obsidian berwarna cokelat gelap, rambut panjang tergerai lurus indah dengan warna senada obsidiannya.
Tubuhnya proporsional, tapi ia bukanlah seorang model. Ia tidak cakap dalam hal berlenggak-lenggok layaknya seorang model. Sifatnya ceria, selalu membuat orang di sekitarnya bisa ikut tersenyum dan tertawa bersamanya.
Ya, senyumnya, tawanya menular.
Itu positif.Kami dulu satu sekolah di SMA yang sama dan berteman dekat, bahkan sangat dekat.
Hingga akhirnya, ia mengutarakan perasaannya kepadaku disaat kelulusan kami. Aku terkejut.
"Daniel...aku...aku...aku suka padamu. Sejak awal aku sudah jatuh cinta padamu. Tapi, aku takut merusak persahabatan kita. Makanya, hari ini terakhir kita sebagai anak SMA, aku memberanikan diri mengatakan ini padamu," ucapnya dengan begitu terbata tetapi netra coklat gelapnya tetap tidak ragu menatap tepat di netraku.
Ada jeda setelah ia mengatakan hal itu.
"Jadi...bagaimana?" tanyanya kemudian.
Aku terkesiap setelah mendengar pertanyaannya.
"Maaf, aku enggak bisa," jawabku lugas.
Elena diam memandangi wajahku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Oh, baiklah. Terima kasih Daniel, selama ini sudah selalu berada di sampingku. Aku bahagia dan selamat tinggal." ia tersenyum dan berlalu dari pandanganku.
Sejak itu, hubungan kami seperti orang asing. Kami satu universitas, tapi ia menjauh. Sesekali kami bertemu tanpa sengaja, tapi kami bagaikan orang asing.
Ia hanya tersenyum, tidak pernah berniat menegurku. Akupun enggan menegurnya terlebih dulu.
Sampai akhirnya beritanya kudengar, orangtuanya mengalami kebangkrutan dan Elena tidak meneruskan kuliahnya lagi.
Aku sempat datang ke rumahnya yang dulu, namun saat aku kesana, rumahnya sudah kosong. Kabarnya, keluarganya menjual rumahnya dengan harga sangat murah untuk menutupi kebangkrutan perusahaan ayahnya. Dananya tentu saja untuk membayar pegawai di perusahaan mereka.
Miris sekali.
Aku sedikit menyesal mengetahui kabar berita mengenainya. Aku harap ia baik-baik saja.
Sampai akhirnya empat tahun kemudian, kami dipertemukan kembali. Tapi dengan situasi yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short StoryKumpulan cerita pendek yang berisi tentang romansa. Romansa yang ada hanya di kepala kita.