BAD WIFE 1

833 30 0
                                    

Hanya 1 bab saja yang aku up di sini, 14 bab selanjutnya ada di nihbuatjajan.com dan KaryaKarsa. Cuma sampai 15 bab dan sudah tamat.
Terima kasih yang berkenan membaca.
💋💋💋

Gemala baru saja turun dari mobilnya, ia baru selesai mengerjakan tugas kuliahnya. Ini adalah semester akhirnya, ia tak sabar ingin melepas label mahasiswinya.

Bi Inung berlari tergesa dengan wajah paniknya.

"Kenapa, Bi? Kayak habis lihat hantu aja," seloroh Gemala.

"Non ... kabar buruk! Oma pingsan!" jelas Bi Inung terbata.

Gemala segera berlari memasuki rumah besarnya. Di dalam para pelayan sudah panik dan mengerumuni Oma-Tuti Sudimoro yang tergeletak di sofa panjang ruang tamu.

"Oma kenapa? Kenapa bisa pingsan?" tanya Gemala pada pelayan di situ.

Tidak ada jawaban, semuanya memasang wajah bingung dan takut.

"Kalian kenapa?! Oma kenapa?!" teriak Gemala tak sabaran.

"Non ... Oma dapat telepon ... kalau mobil Tuan Edward mengalami kecelakaan beruntun di Tol Kebon Pala," jelas salah satu pelayan dengan suara terbata.

Gemala tidak tahu, mana yang harus dia tangani. Keadaan Omanya atau perasaan tak percayanya saat mendengar kabar kecelakaan mobil ayahnya.

***

Tangis Oma pecah di ruang jenazah. Gemala yang berada di RS. Umum yang menangani para korban kecelakaan beruntun datang bersama Tuti Sudimoro dan sopir pribadinya. Ia hanya bisa berdiri kaku di samping tubuh ayahnya yang terbujur kaku.

Mereka datang bersama setelah Tuti Sudimoro siuman dari pingsannya. Pihak kepolisian meminta kedatangan mereka untuk memastikan, bahwa korban yang tewas adalah benar keluarganya.

Tuti Sudimoro menjerit histeris setelah kain putih yang menutupi wajah korban tersingkap. Itu adalah anaknya, Edward Sudimoro dan Aliyah Sudimoro-sang menantu.
Gemala terkejut, tetapi air matanya tidak bisa keluar. Ia masih yakin, ini hanya sebuah mimpi buruk. Sebentar lagi ia bangun dan pasti akan melihat kedatangan ayah dan ibunya.
Ayah dan ibunya sedang di perjalanan pulang dari liburannya yang singkat.
Gemala sangat yakin.

Setelah pengurusan kepulangan jenazah selesai, Tuti Sudimoro langsung mempersiapkan pemakaman untuk mereka. Seluruh kerabat yang mendengar berita duka ini juga tidak percaya dengan meninggalnya Edward dan Aliyah Sudimoro.

Kecelakaan beruntun di Tol Kebon Pala menelan 33 korban jiwa. Penyebabnya adalah truk bermuatan kayu mengalami rem blong, hingga menabrak mobil-mobil yang berada di depannya dan muatan kayu-kayu besarnya berjatuhan ke belakang dan sisi kanan dan kiri truk hingga menimpa beberapa mobil yang berada dekat situ.

Sang sopir truk hanya mengalami luka ringan, dan ia dijatuhi hukuman penjara atas kelalaiannya.

Hingga pemakaman selesai, Gemala hanya membisu.

Beberapa bulan kemudian, Gemala resmi lulus dari Universitas. Ia fokus membantu Sang Oma di perusahaan dalam pengurusan Mal milik keluarga Sudimoro. Begitu banyak masalah bermunculan, dan tak pelak, Gemala juga sempat melakukan kesalahan dalam penandatangan beberapa kontrak, sehingga Sudimoro Company mengalami kerugian.

Tuti Sudimoro juga sepertinya sudah mencapai batas. Ia tidak sanggup lagi menangani perusahaan, usianya sudah tidak muda lagi. Otaknya tidak mampu bekerja sekeras dulu. Hingga keputusan sepihak ia ambil.

Menjodohkan Gemala dengan Kaivan, direktur proyek di Sudimoro Company.

"Gemala, ini Kaivan. Oma akan menjodohkan kamu dengan Kaivan. Ini bukan permintaan, tetapi perintah yang terpaksa Oma lakukan," jelas Oma pada Gemala.

Hari ini adalah pertemuan pertamanya dengan Kaivan. Gemala dengar, Oma dan Kaivan membuat perjanjian dengan pernikahan ini. Perjanjian yang Gemala tidak ketahui isinya apa. Gemala tidak banyak bicara, ia hanya mendengarkan semua ucapan Oma.

Setelah mendengar semua penjelasan dari Oma, ia pamit keluar dari ruangan Oma dan berlalu dari sana tanpa berniat menyapa Kaivan, calon suaminya.

Semua berlalu begitu cepat. Pernikahan dilangsungkan dengan meriah, untuk menutup mulut para pengusaha lain yang mendengar rumor tentang pernikahan kontrak ini.

Setelah pesta yang meriah berakhir, Gemala meminta agar ia dan Kaivan tinggal di rumah peristirahatan milik orangtuanya. Walau Tuti Sudimoro sedikit keberatan, tetapi ia tetap menurutinya. Ia berharap, Gemala dan Kaivan bisa lebih dekat satu sama lain.

Begitu sampai di rumah tempat yang akan mereka tinggali, Gemala segera masuk kamarnya.

"Kamarmu di ujung sana, ini kamarku. Kita suami-istri hanya di depan Oma saja. Selebihnya, kita tidak saling kenal," ujar Gemala membelakangi Kaivan sebelum ia memasuki kamarnya.

Kaivan hanya diam mendengarkan Gemala selesai bicara dan menghilang dari balik pintu kamarnya.
Pria itu segera membawa kopernya masuk ke kamar.

Kaivan tidak akan menyalahkan Gemala atas tindakannya itu. Siapapun, pasti tidak akan suka jika dipaksa menikah dengan seorang asing.

***

Gemala kelaparan di kamarnya. Asisten rumah tangga besok baru akan tiba. Ia ketiduran hingga sore dan baru saja selesai mandi. Cacing di perutnya sudah mulai mengamuk.

Gemala berjalan ke dapur, hanya ingin mengambil susu di lemari pendingin. Namun di sana, Kaivan sudah duduk di meja makan. Dengan menu tersaji di atas meja. Sepertinya ia menunggu Gemala.

"Duduklah. Kita makan bersama," ujar Kaivan.

"Aku akan memesan makanan." Gemala berniat kembali keluar dari ruang makan. Ia tak berminat lagi dengan susunya setelah melihat wajah datar pria aneh itu.

"Makanan dari mana itu? Apa dia juga delivery?" tanya Gemala pada dirinya sendiri.
Ia lantas menggeleng cepat.

Buat apa ia penasaran dengan pria asing itu?
Tidak penting!

Gemala mencari ponselnya dan mulai membuka aplikasi delivery makanan. Memilah menu makan malam yang akan ia santap malam ini dengan kesendiriannya.

***

Hingga dua bulan pernikahan Gemala dan Kaivan berjalan, mereka masih saja merasa asing.
Bukan itu saja, Gemala juga gemar keluar malam bersama seorang teman wanitanya yang Kaivan tidak sukai. Kaivan mendapat kabar dari pengawal yang ia pekerjakan untuk mengawasi Gemala. Tentu saja tanpa sepengetahuan istrinya itu. Kaivan yakin, jika Gemala mengetahui ini, pasti gadis itu akan mencak-mencak.

Tentu saja kelakuan Gemala yang sering keluar-masuk klab, tidak diketahui oleh Tuti Sudimoro. Kaivan sangat menjaga berita yang Tuti Sudimoro terima, terutama tentang Gemala. Ia tidak ingin membuat Tuti Sudimoro khawatir.

Sudah beberapa kali Gemala hampir dilecehkan oleh pria-pria hidung belang di klab malam, untung saja gadis itu selalu diselamatkan oleh pengawal Kaivan. Gemala tidak tahu soal ini, karena gadis itu selalu mabuk hingga tertidur.

Malam ini, Kaivan menghampiri pengawal yang ia tugaskan untuk mengawasi Gemala. Dengan hanya memakai kemeja yang kancing atasnya sudah terbuka dan bagian lengan digulung hingga batas siku, ia duduk di pojok bersama si pengawal. Sambil meminum Tequila pesanannya. Memantau Gemala yang sudah mabuk dan dengan asyiknya menari di atas meja bar.

Melihat Gemala sungguh menguji kesabaran. Rasanya, saat ini ia ingin menarik rambut panjang Gemala dan menyeretnya untuk pulang. Namun, tentu saja itu hanya sebuah keinginan gila. Bisa-bisa ia dituntut oleh Gemala dengan tuduhan KDRT.

💋💋💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang