Tugas Terakhir

690 21 0
                                    

Anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun itu bersembunyi di bawah tempat tidur, tepat setelah mendapat perintah dari ibunya limabelas menit yang lalu. Wajahnya pun berubah tegang disertai dengan sedikit napas memburu saat ia melihat dua sosok orang bertopeng mendobrak pintu kamarnya keras. Menakutkan. Bahkan ia dapat melihat begitu jelasnya ketika sang ibu berdiri tak berdaya saat sebuah pistol hitam mengutuk pergerakannya.

“Jangan sentuh anak saya!!!” teriak wanita paruh baya itu saat salah satu dari kawanan penjahat tersebut berjalan mendekat ke arah ayunan bayi.

“Diam! Sedikitpun anda kembali bersuara, saya tidak akan segan-segan membunuh anda dan semua orang yang ada di sini.” ancamnya keras.

Lantas penjahat itu kembali mencari sesuatu di dalam sana, yang mungkin menjadi alasan utama mereka mendatangi rumah keluarga tersebut secara tidak terhormat. Mereka beraksi seenak mereka tanpa peduli dengan si pemilik rumah yang kini sangat ketakutan dan tertekan. Todongan pistol di dekat pelipisnya cukup membuat wanita paruh baya itu seakan mati berdiri.

“Ini dia yang kita cari,” desis si penjahat satu seraya memberi kode kepada rekannya.

Lantas yang diberi kode hanya bisa tersenyum menang sambil tetap menodongkan pistol ke arah kepala wanita tadi. Rasanya tak sia-sia mereka malam-malam datang untuk beroperasi setelah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Rumah tersebut benar-benar kaya raya.

Brak!!!

Dalam sekejap, brankas yang terkunci pun terbuka mudah hanya dengan satu pukulan keras dari sebatang besi. Puluhan emas batangan, jutaan uang, serta berkas-berkas penting milik keluarga tersebut langsung berpindah tangan dalam hitungan detik saja.

“Sudah semua?”

“Beres. Ayo kita pergi!”

“Bagus!” balas ucap penjahat yang masih setia membekap wanita paruh baya itu ditemani pistol kecilnya.

Lalu ia segera bergegas sambil melepaskan bekapannya perlahan. Namun tetap dengan kondisi tangannya yang masih tak lepas menodong ke arah wanita tersebut.

“Tolooonnnggg!!!” teriak wanita tersebut seketika. Dan. . .

JEDAR!!!

Sebuah tembakan dengan sengaja penjahat itu bidikan ke arah dada wanita itu, tentu saja demi menyelamatkan dirinya yang mungkin akan mengundang kedatangan warga sekitar. Lantas mereka segera berlari cepat tanpa mempedulikan wanita tersebut. Sebelum semuanya terlambat mungkin.

Klutuk!

“MAMAAAAAAAAA!!!”

Seakan sudah tak kuat lagi untuk menahan rasa sesak di dadanya, anak laki-laki yang tadi bersembunyi itu berteriak hebat. Keluar, berdiri dan berlari mendekat ke arah ibunya yang sepertinya sudah tidak berdaya lagi. Air matanya pun seketika pecah.

“Mama bangun, ma! Mama bangun!”

“Mama jangan tinggalin Alvin! Mama jangan tinggalin Alvin sama Angel! Mama bangun, Ma! Mama bangun!”

Semakin histeris, anak laki-laki kecil bernama Alvin itu menggerak-gerakkan tubuh ibunya. Gemuruh petir yang keluar bersamaan dengan pecahnya tangisan sang bayi itu semakin menggenapkan suasana miris yang terjadi di kamar tersebut.

“Mama. . .”

Kembali, Alvin melirih. Kali ini suaranya melemah, juga karena tak ada respon dari ibunya yang memang sudah tak bernyawa lagi. Lantas ia menunduk dan bersimpuh di dekat tubuh kaku wanita paruh baya yang berlumuran darah itu. Persendian tubuhnya kini seakan ikut mati juga bersama sang ibu. Lemas. Tak bertenaga sedikitpun.

SWEAR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang