‧͙⁺˚*・༓☾1☽༓・*˚⁺‧͙

63 23 18
                                    

——————
"Yosh besok kita akan berangkat ke Tokyo, siapkan semua perlengkapan kalian masing-masing," Pengumuman Pelatih Ukai kepada semua anggota club voli putra.

Merekapun menjawab dengan bersamaan, dan bubar setelah diberi intruksi dari Pelatih Ukai.

"Hey bereskan peralatan ini dulu!" Suruh [Name] sambil berteriak.

"Hahaha iya, tolong bersabar [Name]," Ucap Koushi dengan tawa renyahnya.

"Shoyo! Ayo kita angkat tiang ini!!" Seru [Name] pada sosok bersurai orange yang sedang mengelap keringat.

"Oh, AYOOO!" Seru Shoyo yang tidak kalah riang. Mereka berdua dengan riangnya mengangkat tiang itu sampai gudang penyimpanan —padahal netnya belum dilipat.

"Asahi, ayo segera angkat yang satunya. Mungkin dia akan mengangkatnya jika dibiarkan lagi," Ucap Daichi sambil mendekat ke arah Asahi sambil melirik ke arah [Name] pergi tadi.

"Oh ayo."

"HAAAHH? Kok diangkat, padahal aku ingin mengangkatnya," Rengek [Name] saat melihat tiang voli diangkat oleh Daichi dan Asahi.

"Hahaha, kau kalah cepat [Name]," Ucap Daichi senatural mungkin.

"Lipat net ini bersamaku saja [Name]!" Ajak Yuu —yang lebih sering disapa Noya— sambil mengangkat net.

"Tidak mau, blee. Kau pendek," Seperti biasa, [Name] selalu menciptakan percikan permusuhan dengan Noya. Padahal tinggi [Name] hanya sedikit lebih tinggi dari Shoyo, tapi dia sangat gemar mengejek Noya pendek.

"Kau... Kau hanya lebih tinggi sedikit dariku!!!" Teriak Noya kesal, dia pun mulai mengejar [Name] untuk melampiaskan kesalnya. Tapi mereka malah kejar-kejaran mengelilingi lapangan gym.

"Noya berhenti. Kita harus cepat membereskan ini dan segera pulang," Tegur sang kapten dengan tegas.

"[Name] tolong berhenti. Kita juga harus mengumpulkan bola-bola ini dan segera pulang. Ini sudah gelap," Ucap Kiyoko kepada [Name].

"Kata siapa ini masih siang," Sangkal [Name] dengan penuh gaya.

"Baru saja kau sendiri yang bilang," Tsukishima ikut menyahut dengan suara pelan, tapi tetap dapat didengar oleh telinga tajam [Name].

"Haa? Apa? Bilang sekali lagi yang keras dasar Tsukishima!" Balas [Name] dengan kesal.

"[Name], ayo," Ucap Kiyoko dengan wajah serius.

"Haa, baiklah,""—untung gelangku tidak menjadi objek ancaman," Lanjut [Name] dalam hati.

•••

"OHHH!!! Jangan-jangan, itu Skytree!?!!!" Teriak Noya dan Tanaka bersamaan.

"Tidak, itu hanya tower biasa," Ucap salah satu anggota club voli Nekoma.

"GHAHAHAHAHAHA," Tawa sang kapten club voli —Kuroo Tetsuro.

Rasanya [Name] mengenal orang yang sedang tertawa itu. Seperti seseorang yang ada di ingatannya.

"Kiyoko-san, dia siapa?" Tanya [Name] sambil menunjuk ke arah Kuroo.

"Dia kapten Nekoma, namanya Kuroo Tetsuro," Jawab Kiyoko yang dapat membuat [Name] terkejut. Tentu saja dia dapat mengatasi keterjutannya dengan cepat.

"O-oh. A-apa posisinya?"

"Dia middle blocker."

"Yaa, soalnya dia tinggi," Batin [Name] menjawab.

•••

"Oh, manager kalian memang ada 3 orang?"

"Ya. Saat ini ada 3 orang," Jawab Daichi kepada Kuroo.

"Tapi saat itu hanya ada 1."

"Saat itu Yachi yang anak kelas satu belum menjadi manager kita. Sedangkan [Name] sedang ada acara keluarga jadi dia tidak ikut kegiatan ekskul. Jadi hanya Kiyoko yang hadir sebagai manager Karasuno," Terang Daichi.

"[Name]? [Fullname]? Dia sekarang jadi manager Karasuno ya? Haaa, dia semakin cantik saja," Kuroo membatin sambil sedikit menyunggingkan sedikit senyum.

"Begitu ya."

•••

"Hey, manager-chan," [Name] menoleh ke arah suara berasal.

"Ada apa? Apa ada yang kau lupakan?" Tanya [Name], karena dia masih berada di gym yang hampir sepi untuk mengambil barang yang tertinggal.

"Ah itu, aku meninggalkan bantalan kakiku. Apa kau melihatnya?"

"Hanya itu saja?... Ternyata kau memang melupakannya," [Name] membatin sambil tersenyum.

"Aku tidak melihatnya. Kalau begitu aku permisi," Ucap [Name] dengan senyuman yang tak luntur.

"Tunggu."

[Name]pun menghentikan langkahnya, tapi badannya tidak berbalik menghadap Kuroo.

"Gelang milikmu indah, dan cantik seperti orangnya," Ucap Kuroo sambil tersenyum.

•••

"Segeralah mandi Kur—" Ucap Yaku terhenti saat melihat Kuroo yang tengah melamun.

Kuroo sedang duduk —dengan satu kaki dilipat dan satunya lagi dipakai untuk menyangga tangan— di depan jendela yang menampilkan langit gelap yang indah. Tangan yang berada di atas lutut itu sedang memegang gelang yang mirip dengan milik [Name] pakai.

"Hey, kau kenapa?" Tanya Yaku sambil ikut duduk di sebelah Kuroo. Kuroopun tersadar dari lamunannya, dan menoleh ke arah Yaku.

"Bisa dibilang aku kenapa-kenapa," Jawab Kuroo dengan tawa yang sedikit terpaksa.

"Karena apa? Tentang latihan hari ini?"

"Bukan. Latihan hari ini menyenangkan. Menang kalah sudah biasa," Jawab Kuroo sambil menunduk dan mengganti posisi duduknya menjadi duduk bersila. Gelang di tangan Kuroo mencuri perhatian Yaku.

"Apa itu? Gelang?"

"Ini cincin. Ck, sudah jelas ini gelang," Jawab Kuroo dengan kesal.

"Kemari, aku ingin lihat," Yaku menyodorkan tangannya hendak mengambil gelang itu.

"Tidak. Aku tidak mau," Tolak Kuroo yang langsung menyembunyikan gelang itu.

"Ha? Kau kenapa? Aku hanya ingin lihat," Ucap Yaku tak terima.

"Tidak. Untuk yang satu ini jangan. Ini benda penting," Yaku makin heran dan mengerutkan keningnya.

"Benda penting? Dari siapa? Kaisar Jepang?" Tanya Yaku yang sedikit bercanda di kalimat akhir.

"Tidak sepenting Kaisar. Tapi gelang ini, sangat berharga," Tatapan Kuroo menjadi menyendu. Yaku sedikit dapat melihat tatapan penyesalan dari matanya.

"Dari mantanmu?"

"Tidak bisa dibilang mantan. Tapi dia orang baik yang malah aku sia-siakan," Tatapan Kuroo menjadi semakin sendu, karena dia memang merasa bersalah.

To Be Continue

——————

Promise: Kuroo Tetsuro «FAP 2»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang