——————
"Kita bertemu lagi, [Name].""Em, hallo."
Kali ini mereka bertemu lagi. Awalnya [Name] sempat menolak ikut ke Tokyo lagi, tapi berkat bujukan Noya—sebenarnya tidak bisa disebut bujukan juga—akhirnya [Name]pun ikut. Oh lebih tepatnya ikut secara terpaksa.
"Sudah kuduga kan, kita akan bertemu lagi."
"Begitulah," [Name] berusaha menghindar dari tatapan Kuroo yang intens dengan menatap tak tentu arah.
"Aku masuk dulu. Dah," Berkata sedatar mungkin untuk menutupi rasa gugup yang menghampiri dirinya. Asal kalian tau itu sangat sulit. Apalagi di depan orang itu.
"Aku senang kita bertemu lagi," Kata Kuroo saat [Name] melewatinya. Berusaha tak mendengar apapun [Name] terus berjalan membentangkan jarak antara dia dan lelaki berjambul itu.
"Kau kenal dengannya?" Kuroo terkejut. Entah sejak kapan Kenma sudah di samping Kuroo yang sedang menatap ke arah perginya [Name].
"Yaa. Dia teman lamaku," Kuroo menggaruk belakang kepalanya ragu. "Memangnya kenapa?"
"Tidak ada. Hanya bertanya," Kenma mulai melangkah menjauhi Kuroo.
•••
"Sore ini kau ingin melakukan apa?"
[Name] terlonjak kaget karena dia sedang memungut bola, tiba-tiba ada seseorang yang bertanya tanpa ia sadari kehadirannya. Biasanya indra [Name] itu tajam, bisa merasakan apa yang mendekatinya. [Name]pun segera memberikan tatapan tajam pada sang pelaku.
"Jangan mengagetkan seseorang seperti itu!"
Tapi tatapan tajam itu terlihat menggemaskan di mata Kuroo. "Hahaha, maaf ya."
"Jadi, sore ini kau ingin melakukan apa?"
"Entahlah, memang kenapa?" [Name] kembali menyibukkan diri lagi dengan melanjutkan memasukkan bola pada keranjangnya. Walau sebenarnya, [Name] berusaha menghindar dari tatapan sang Adam.
"Jika kau kosong, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," Sial. Tatapan itu masih setia menatapnya. Bisa-bisa, jaga imagenya yang dilakukan selama ini akan berujung sia-sia.
"Kemana? Jangan memanfaatkan aku yang tidak tau banyak tentang kota ini," Syukurlah, [Name] masih bisa berfikir dengan baik.
"Suatu tempat. Ya.. pokoknya aku akan menunggumu nanti."
Seperti tidak ingin menerima penolakan, Kuroo langsung membalikkan tubuhnya dan membentangkan jarak antara dia dan [Name]. Sedangkan sang Hawa, dia masih mencerna apa sebenarnya terjadi. Kemana Kuroo mengajaknya? Apa yang akan dilakukan? Apakah ...?
Tidak, tunggu. Memangnya boleh pergi keluar saat sedang melakukan kamp latihan ini? "Lupakan! Kenapa harus memikirkan tentang ini?!"
[Name] menghela nafas untuk meredam segala yang ia pikirkan. Dan kembali fokus memungut bola dan memasukkan ke keranjang.
•••
"Kenapa...? Kenapa aku mempersiapkan diri sebaik ini?"
[Name] menggerutu kesal menyadari dirinya begitu bersemangat untuk bertemu dengan Kuroo. Sampai-sampai ia meminta saran pakaian yang cocok kepada Kiyoko. Padahal dia tidak membawa banyak pakaian bagus.
Akhirnya ia pergi dengan mengenakan kaos berlengan pendek berwarna abu—yang bergambar pandai pada kiri dadanya—dengan bawahan training hitam yang lumayan bermerek. Rambutnya ia biarkan digerai karena terlalu bingung mau menatanya bagaimana. Tidak lupa tangannya tersemat gelang yang biasa ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise: Kuroo Tetsuro «FAP 2»
Fanfiction"Aku janji," Katanya. Tapi nyatanya, dia tak kunjung datang. Ini kisah tentang janji, janji di masa lalu yang masih melekat di ingatan. Entah beruntung atau apa, dengan baiknya takdir memberikan kesempatan untuk mereka bertemu. Tapi, apa maksudnya t...