Chaeyoung sekarang tengah berdiam diri didalam apartemennya,ia sangat malas untuk keluar rumah,bahkan sudah beberapa hari ini ia tak hadir ke rumah sakit.
Sebenarnya Chaeyoung hanya tak ingin bertemu dengan Jimin lagi,pria itu seakan-akan penjahat bagi diri Chaeyoung. Seandainya waktu itu ia tak meminta Jimin menolongnya mungkin semua ini juga tidak akan terjadi,sekarang Chaeyoung sangat menyesal dengan dirinya sendiri.
Chaeyoung mengambil pil pencegah kehamilan yang pernah Jimin berikan sebelum kejadian itu terjadi.Setiap hari Chaeyoung akan terus rutin untuk meminumnya karena ia tak ingin jika akan hamil diluar nikah.
Chaeyoung juga dengan sengaja mengganti nomor telfonnya beserta sandi apartemennya agar Jimin tidak dapat menemui dan menghubunginya lagi.
"Apakah aku harus keluar dari kota ini?" Pikir Chaeyoung,sudah sebaiknya seperti itu mungkin karena dari kecil Seoul adalah kota yang mengejamkan bagi Chaeyoung.
Mulai dari kepergian sang ayah yang bahkan belum pernah Chaeyoung temui,lalu disusul oleh sang ibu yang juga meninggal di salah satu rumah sakit Seoul.Dan sekarang ia telah diperkosa dua kali di kota ini juga,sungguh mengerikan sekali.
"Bunda,Seoul memang kota yang sangat jahat,aku tidak akan pernah bahagia tinggal disini" ucap Chaeyoung yang memegang sebuah bingkai yang tak lain adalah foto pernikahan ayah dan ibunya.Air matanya menetes apalagi setelah mengingat kejadian yang sudah terlewatkan bertahun-tahun lalu tentang kepergian sang ibu.
"Aku akan kembali ke rumah paman Seokjin saja dan melupakan tentang pekerjaanku,aku sekarang tak ingin menjadi doktet,dokter itu sangat jahat"
Sepertinya Chaeyoung harus kembali lagi ke Gwaechon dan tinggal bersama dengan paman dan bibinya.Semakin lama Chaeyoung tinggal disini maka semakin banyak juga hal yang tidak menyenangkan datang padanya,dan Chaeyoung tidak suka itu.
Chaeyoung mulai mengemasi barang-barangnya,ia membawa sebuah koper berukuran cukup besar dengan warna pink pucat itu keluar dari dalam lemari miliknya.
~
Jimin termenung sambil menatap segelas air putih dihadapannya,belum lagi sebuah wedding card di atas mejanya itu makin membuatnya semakin pusing.
Itu undangan pernikahan Taeyong dengan Seulgi,Taeyong sendiri lah yang memberikan itu pada Jimin tadi.
"Mau itu besok,lusa ataupun hari lain saya tidak akan pernah datang ke acara itu dokter Taeyong,daripada menyaksikan pernikahan kalian lebih baik jika saya memikirkan bagaimana caranya agar saya bisa menemui wanita yang saya cintai itu dan berbicara lagi dengannya"
Ceklek..
Spontan Jimin langsung melihat kearah pintu ruangannya.
"Dokter Jimin apakah kau sama sekali tidak tahu tentang keberadaan Chaeyoung?" Tanya Jennie yang melangkah mendekat kearah dimana Jimin berada.
Jimin menggeleng membuat Jennie sedikit putus asa,karena ia pikir Jimun akan tahu tentang keberadaan Chaeyoung "Bukankah kau sangat dekat dengannya? Aku pikir kau akan mengetahui keberadaannya"
"Aku tidak tahu"
"Baiklah kalau begitu aku keluar karena aku hanya ingin menanyakan hal itu saja,terimakasih" Setelah mendapat balasan dari Jimin berupa sebuah anggukan,Jennie langsung pergi dari dalam ruangan pribadi Jimin meninggalkan pria itu sendiri didalamnya.
"Pikirkan Park Jimin,kau yang telah menghancurkan semuanya,kau benar-benar bodoh.Dimana janjimu pada ibunya kemarin,kau tidak menjaganya kau malah merusaknya" sampai detik ini Jimin masih terus dibaluti oleh rasa bersalah atas kelakuannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚈𝚘𝚞𝚗𝚐 𝙳𝚘𝚌𝚝𝚘𝚛 || 𝙹𝚒𝚛𝚘𝚜é
Teen FictionJimin tak pernah berpikir untuk menikah setelah ia ditinggalkan oleh sang tunangan,namun mengapa kehadiran Kim Chaeyoung itu berbeda dengan wanita lainnya. [PJM X PCY] Sebelum baca wajib follow!!! Rank: 03 in #pjm