inspiration from "Dua Lipa - New Rules".
Karena hutang orang tuanya, Chenle harus tinggal bersama 4 orang dengan 4 aturan yang cukup tidak masuk akal.
"Kau hanya harus menaati beberapa rules ini. Patuhi semuanya, atau kau akan menyesalinya."
➷➷➷➷➷
N...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆
Setelah kejadian tadi malam, Chenle jadi enggan berurusan dengan Mark, ataupun dengan ketiga saudara itu.
Rasanya kesal sekali. Chenle yakin jika dia baru saja menunjukkan sedikit kebodohan pada empat saudara itu dengan gampangnya karena mau saja menuruti apa yang mereka mau, salah satunya melanggar 4 aturan utama itu.
Ah, tidak. Dia hanya baru melanggar salah satunya saja.
Dan, Chenle yakin jika dia tidak akan dengan gampangan selanjutnya untuk melanggar 3 aturan sisanya.
Tidak akan pernah lagi. Camkan ini.
Chenle keluar dari kamarnya, dan berjalan menuju ruang makan karena sudah jamnya untuk sarapan.
Semoga enggak ketemu sama mereka.
Sayang seribu sayang, doanya malah enggak terwujud sama sekali.
Meja makan pagi ini sangat lengkap (orangnya), dan Chenle adalah orang terakhir yang muncul.
Lebih sialnya lagi, tempat duduk yang kosong adalah di sebelah Mark.
"Kenapa diam saja, Chenle? Duduk sekarang, dan makan sarapanmu." Chenle hanya tersenyum kecil, kemudian menurutinya.
Haah~
Chenle menghela napasnya setelah duduk. Dia berusaha fokus menatap makanan yang ada di depannya daripada menoleh ke arah Mark yang sedang menatapnya.
Iya. Mark sekarang sedang menatapnya saat ini.
"Aku mau bicara setelah ini." Chenle langsung merinding mendengar bisikan dari Mark barusan.
Tidak tahu apa yang mau dibicarakan nantinya oleh Mark.
"Sudah kenyang tadi?" Dan, Chenle yakin itu tidak penting.
Termasuk pertanyaan yang keluar barusan, sangat tidak penting.
Tidakkah manusia di depannya ini tahu dengan pasti, jika dia sudah sarapan bersama dan tentunya perut merasa kenyang.
"Kau hanya ingin aku kesini dan menjawab pertanyaannya tadi?"
Mark hanya terkekeh, begitu menyadari pertanyaannya yang bodoh barusan.