~
"Disana-angh!"
Lelaki bersurai gelap itu menyeringai puas dan semakin menggerakan miliknya brutal. Kamar bernuansa elegan itu penuh dengan suara kulit beradu kulit dan desahan nikmat dari wanita yang tengah di gagahi di atas ranjang. Tak butuh waktu lama wanita tersebut mencapai putihnya namun lelaki itu masih saja bergerak cepat.
"keluarkan didalam-ahh buat aku hamil tuan-aaa!" wanita itu terkejut ketika satu tamparan keras mendarat di pipinya.
"kau pikir aku sudi?" lelaki itu menggeram layaknya hewan buas dan tak lama ia menarik miliknya yang langsung mengeluarkan cairan miliknya tepat diatas tempat tidur.
"tuan mhh." Wanita itu menggodanya lagi namun rasanya ia sudah tak bernafsu walaupun miliknya masih berdiri menantang. Lantas bukannya memenuhi hasratnya, ia malah berdiri dan memakai bathrobenya.
"ini bayaranmu. Keluar sekarang. Kau sudah selesai." Lelaki itu melempar segepok uang ke hadapan wanita tersebut dan berjalan kekamar mandi.
"cih sesuai dengan rumor. Lelaki itu tak mungkin melakukan lebih dari satu ronde padahal ia terlihat masih berdiri." Gerutu si wanita lalu bangkit untuk meninggalkan kamar tersebut.
Lelaki itu termenung di depan cermin wastafel setelah membersihkan dirinya. Walaupun sudah memenuhi kebutuhan biologisnya, tapi ia merasa tak puas dan lega. Wanita dengan rambut panjang bergelombang dan iris abu-abu adalah wanita yang selalu ia cari dalam kriteria memuaskan miliknya. Tapi walaupun sudah memenuhi kriteria tersebut, ia tetap saja tak merasa puas bahkan ia malah merasa kosong.
"Jaemin kau didalam?"
lelaki itu menoleh kearah pintu ketika suara yang ia kenal terdengar dari balik pintu.
Jaemin mengusap wajahnya dan berjalan keluar hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya. Ia melirik sebentar sahabat nya yang kini sudah duduk nyaman di sofa maroon di dekat tempat tidur. Tanpa merasa terganggu ia berjalan kearah lemari dan memakai kemejanya."apa yang kau lakukan disini Jeno?" tanyanya.
"Paman Nam meminta kita pulang untuk makan malam nanti. Tentu saja aku menjemputmu." Jawab Jeno.
Jaemin mendecih. "makan malam dalam rangka?" terselip kalimat curiga dalam kata-katanya.
"kau pasti sudah menduga. Perjodohanmu dengan putri dari perusahaan Jung. Ingat dengan gadis bernama Ryujin?"
Jaemin tak menanggapi sahabatnya tersebut dan dengan tak tahu malu memakai celananya di hadapan Jeno. Lelaki bermata sipit itu mengalihkan pandangannya setelah mengumpat yang di balas tawa kecil dari Jaemin.
"kau tahu jelas kalau aku tak suka perjodohan itu." Jawab Jaemin dingin.
Jeno menghela nafas lelah akan kata-kata Jaemin yang sudah ia tebak sebelumnya. Ia menyandarkan tubuhnya ke belakang dan menatap langit-langit kamar hotel yang terukir cantik di sana.
"Jaem apa kau masih yakin jika berlianmu masih diluar sana?"
Jaemin berhenti mengancingkan kemejanya. Topik yang sangat sensitif baginya jika membahas tentang berlian miliknya. Mata tajam itu menatap pantulan cermin dan melanjutkan kegiatannya mengancingkan kemejanya. Setelah selesai dengan pakaiannya, Jaemin berjalan ke meja nakas kecil untuk menuangkan redwine kedalam dua gelas yang belum tersentuh sejak acara bercinta nya tadi. ia menyodorkan satu gelas pada Jeno yang segera disambut oleh lelaki berambut abu-abu tersebut.
"aku tak pernah menyerah sepertimu Jeno." Sarkas Jaemin.
"aku tak menyerah sialan!"Jeno menggeram tak terima. "aku masih mencarinya. Tapi kau juga perlu melanjutkan hidupmu. Kita pasti menemukannya, tapi Jaem tolong lanjutkan hidupmu juga."
"dia hidupku sialan." Gumam Jaemin lalu meminum redwine nya hingga tandas. "kau menemukan petunjuk lain?"
"Bibi Kim ada di inggris setelah menikah dengan seorang lelaki disana. Anggota ku bilang ia tak menemukan sosok lain lagi selain Bibi Kim, suami barunya dan putra kecil mereka Joshua. Menurut informasi mereka sudah menetap di inggris sejak 3 tahun terakhir. Namun tak ada yang mengatakan jika keluarga itu punya seorang putri."
Jaemin duduk di hadapan Jeno setelah meletakan gelasnya di meja. " sudah periksa kampung halaman nya?"
"Nenek dari pihak ibunya sudah meninggal 3 tahun yang lalu dan kini rumah itu hanya di huni adik bibi kim dan suaminya. Aneh sekali aku tak bisa menemukan keluarga dari pihak ayahnya." Jelas Jeno.
"jadi dia tak ada disana?"
"setelah ibunya menikah, ia tak tinggal disana lagi. Menurut informasi yang kudapat gadis itu menghilang dari rumahnya dan tak ada yang tahu kemana ia pergi."
Bersamaan dengan itu, Jaemin melempar gelas di meja ke dinding di belakang Jeno. Nafasnya memburu dan ia berjalan gelisah di hadapan Jeno yang tampak sudah terbiasa dengan hal itu. ia membuka satu kancing teratasnya ketika rasa sesak melingkupinya. Lagi, ia merasa gagal menemukan sosok yang hilang entah kemana 8 tahun yang lalu. Jaemin dan Jeno bukannya tak becus mencari seorang gadis dalam 8 tahun belakangan ini tapi selain pandai menyembunyikan diri, akses nya dalam melakukan sesuatu terbatas oleh pengawasan dari kedua ayah mereka.
Siapa yang tak kenal Lee Donghae? Ia adalah pemilik perusahaan teknologi terkenal Luido Corp yang kini tengak berada di puncaknya. Begitu pula Nam Goongmin yang merupakan pemilik perusahaan properti dan senjata yang juga bekerja sama dengan Negara. Hal itu lantas membuat keduanya jadi sasaran sang ayah yang nantinya akan mewariskan singasana mereka kepada putra sulung mereka. tapi sayangnya Jeno dan Jaemin tak sebodoh itu di peralat sebagai pewaris. Keduanya membentuk kelompok pembunuh bayaran di dunia underground yang bahkan menghasilkan banyak keuntungan dengan memanfaatkan para pelanggan yang tak takut akan dosa.
"Jaemin tenang. Kita kan menemukannya." Itu adalah kalimat yang sama dalam 8 tahun terakhir namun selalu berhasil membuat seorang Jaemin tenang.
Jaemin yang mengusulkan membentuk kelompok tersebut. selain menghasilkan uang, ia juga melebarkan relasi di underground untuk menemukan gadis nya. Tujuan utama Jaemin dan Jeno yang sampai saat ini belum berhasil. Jeno masih terlihat normal karena dia hanya bergerak dalam mencari informasi dan penyamaran. Tapi Jaemin benar-benar gila. 3 tahun belakangan ini membunuh menjadi pelampiasan terbaik dalam melupakan sejenak bagaimana gadisnya tak berada dalam genggamannya.
'kenapa ia begitu tergila-gila pada gadis itu?'
Tak ada yang tahu kecuali Jaemin dan Jeno. Semua orang terdekat mereka tak ada yang tahu alasan kenapa mereka mencari gadis itu mati-matian.
"Phoebe." Lirih Jaemin. Ada nada kerinduan dari lirihannya memanggil gadis yang selalu ia sebut miliknya tersebut.
Jeno yang melihat itu ikut merasa miris. Ia juga sangat merindukan gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya tersebut.
"panggil Jisung dan Chenle. aku akan menemui mereka setelah acara makan malam sialan itu."
~
Pict by pinterest
![](https://img.wattpad.com/cover/294576535-288-k460564.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MINEFIELD [ NCT DREAM]
FanfictionBagaimana bisa waktu merubahnya sejauh ini? Tak ada tatapan polos nan suci. Hanya ada tatapan tajam namun mengundang gairah. Siapa yang bisa mengira jika seorang gadis bisa mempengaruhi hidup 7 lelaki itu begitu dalam. Mereka ternodai cinta, obse...