~
“peran budak yang di jual?” Anak lelaki bermata sipit itu mengerenyit bingung.
Untuk merayakan acara kelulusan mereka di JHS, sekolah mengadakan acara pentas seni yang wajib diikuti setiap perwakilan kelas. Dari semua yang di tampilkan, salah satu yang membuat para guru tertarik adalah drama musical dari kelasnya. Cerita yang mengisahkan kejahatan dunia pada anak-anak, remaja dan wanita itu di buat langsung oleh salah satu siswa. Dia Na Jaemin. Salah satu siswa kebanggaan sekolah yang berprestasi di berbagai bidang. Tapi dari semua peran, kenapa harus peran budak yang dijual?
“pasti ada kesalahan. Jaemin tak mungkin memberimu peran itu. ayo kita temui Jaemin-“
“Jeno.”
Anak lelaki yang di panggil Jeno itu terdiam sambil menggenggam pergelangan tangan mungil gadis yang sudah dari lahir bersama nya sebagai sahabat. Iris coklat tua itu menatap nya dengan hangat dan sedikit memelas. Tatapan yang selalu ia suka. Phoebe, gadis berambut sepunggung itu menarik Jeno agar duduk di kursi kosong di hadapannya. Ia sedikit mengangkat dress putih polos di bawah lututnya yang berhiaskan renda cantik lalu ikut duduk di hadapannya.
“Jaemin bilang ia membutuhkanku untuk peran ini. aku pikir tak masalah, lagipula ini drama pertama yang aku mainkan sebagai salah satu tokoh penting.” Phoebe tersenyum.
“ya tapi-“ Jeno rasanya tak bisa mengatakan apapun saat lagi-lagi Phoebe melayangkan tatapan memelasnya. Jeno itu berhati lembut walaupun tampangnya kaku dan dingin.
“Lee Jeno ayolaaaaah ~” Gadis itu merengek. “biarkan aku memerankannya ya?”
Jeno menghela nafas. Phoebe itu keras kepala namun apapun keputusannya harus di setujui Jeno dan itu sangat menggemaskan baginya. Bahkan sahabat se-perpopokannya yang tak lain adalah Jaemin tak pernah Phoebe tanya seperti Jeno. Alasannya jelas, Phoebe dan Jaemin itu sama. Berisik, keras kepala dan pemarah. Sementara mereka berdua akan bertengkar hebat, Jeno di sana yang akan melerai keduanya. Dari pada sahabat Jeno malah lebih terlihat seperti Baby sitter untuk Phoebe dan Jaemin.
“oke, tapi lain kali jangan menerima peran aneh hm?” Jeno mengelus puncak kepala gadis yang sudah seperti adik baginya tersebut.
“aku memilikimu dan si berandal Jaemin jadi semuanya akan baik-aaaaa!!” Phoebe memekik terkejut ketika sepasang tangan mengangkat badannya.
Phoebe menoleh dan menatap si pelaku yang malah tersenyum lebar. Posisi nya sekarang ia berada di pangkuan Jaemin yang kini sudah duduk di kursi yang tadi ia tempati. Ya, Jaemin. Sebenarnya, Phoebe tak akan mengenal Jaemin jika bukan karena Jeno. Dua lelaki itu terikat hubungan sepupu dan tanpa sadar ketiganya menjadi sahabat.
“siapa yang kau sebut berandal hm?” Jaemin memasang smirk nya sambil mengelus surai hitam panjang yang selalu jadi favoritenya tersebut.
“kau! Menyingkir aku harus tampil sekarang Nam Jaemin!” Phoebe memberontak dan Jaemin melepaskan tangannya dari sekitar pinggang gadis itu.
“aku pergi dulu~ Jeno tolong rekam penampilanku oke? Dan kau!” Phoebe menunjuk Jaemin. “akan kubuktikan kalau aku bisa memerankannya huh!”
Gadis itu pergi meninggalkan kedua remaja tanggung itu yang tenggelam dalam kekehan mereka. gemas. Ya Phoebe selalu terlihat gemas ketika menggebu-gebu. Jeno menghentikan kekehannya dan menatap Jaemin di hadapannya.
“kau yakin memberi peran itu untuk Phoebe? Ia pantas mendapat peran yang lebih layak kalau kau tahu maksudku Nam.” Ujar Jeno.
“kau yang tak mengerti Lee. Aku yakin berlian cantik kita itu cocok memerankannya. Ia akan sangat mempesona dalam peran rebutan banyak orang alam acara lelang.” Jawaban Jaemin sukses membuat Jeno menautkan alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINEFIELD [ NCT DREAM]
FanfictionBagaimana bisa waktu merubahnya sejauh ini? Tak ada tatapan polos nan suci. Hanya ada tatapan tajam namun mengundang gairah. Siapa yang bisa mengira jika seorang gadis bisa mempengaruhi hidup 7 lelaki itu begitu dalam. Mereka ternodai cinta, obse...