Prolog

4 1 0
                                    

Rinduku sudah menumpuk
Hari penuh penantian membuatku lelah
Lalu kapan kau akan mengubur semua itu??

---🌼---

Semua sudah aku persiapkan dengan matang. Kenapa tidak, ini adalah hari yang paling spesial, dimana aku akan melihat mata coklat keabuan nya yang membuatku tak kuasa menatapnya lebih lama. Setelah sekian lamanya aku hanya bisa memandang dibalik layar. Dan tentu setelah itu dia akan memeluk ku dengan kuat yang mungkin akan membuat nafasku berhenti sejenak. Entah itu karena pelukannya yang terlalu erat atau malah karena jantung ku yang tak kuasa menahan rasa saat didekapnya.

Yaa Tuhan...
Jangan sampai jantungku benar-benar berhenti untuk selamanya. Karena aku tidak akan sanggup menjadi penyebab kesedihanya. Itu benar-benar menyakitkan. Bila kau ingin mencabut nyawa salah satu dari kami maka aku mohon cabut saja sekaligus nyawa kami berdua. Agar nantinya tidak akan ada yang menyakiti dan yang tersakiti.

"Pagi Bunda"

"Eh sayang, tumben pagi gini udah rapi sekali, anak mentel bunda mau kemana?" Tanya bunda sambil menggoda ku.

"Iih tu kan bunda pasti lupa deh"

Hmm yaa begitulah bundaku yang suka lupa, maklum namanya juga orang tua yang hobby nya lupaan. Yaah meskipun wajahnya yang hanya kelihatan tua dikit dari wajahku. Namun kodrat nya sebagai orang yang sudah tua tetap melekat dalam dirinya.

"Kemaren kan Qila udah kasi tau bunda kalau hari ini Qila akan menjemput Pangeran keduanya Qila bunda" jawabku dengan senyum kebahagiaan.

"Oh iyaa maaf bunda lupa, biasalah". Cengiran bunda selalu bikin aku gemez, mau kesel tapi udah keburu sirna.

"Bunda, hadiah yang Qila bikin buat Zuardi kemaren udah selesai bunda kadoin kan bun?" Tanyaku memastikan bunda yang mungkin sudah menyelesaikannya.

"Oh tentu belum dong, kan bisa dikerjakan sekarang." Dengan santainya bundaku bilang BELUM, diiringi dengan tampang datarnya, ingin ku berkata cinta padanya. Wajahku mulai membiru tak kuasa ingin marah tapi tidak mungkin, neraka cukup mengingatkan ku akan dosa. Jadi aku memilih menahan dengan senyuman mautku.

"Bunda zeyeng kan tau hadiah itu mau Qila bawa sekarang, dan bunda sendiri kan yang minta biar bunda saja yang kadoin, dengan alasan seni Qila yang masih standar dibawah kesenian bunda yang super indah itu."

"Sayang, duduk dulu dong, santuy, mending kamu sarapan dulu, jangan mikirin itu dulu."

Aku gak tau seni teater apalagi yang dihidangkan bunda untuk serapan pagi hari ini, yang jelas aku cukup menikmati dengan amarah yang sudah tak terbendung lagi, dan wajar saja aku terbawa perasaan hingga menumbuhkan tanduk ku, mendelimakan mataku, dan memecahkan mutiara bening ku.
Sungguh kali ini aku tidak bisa menahannya. Kado yang aku persiapkan dari jauh-hari agar bisa kuberikan dihari yang spesial ini, dimana hari yang paling ku tunggu-tunggu setelah sekian lama penantian.

"Ya ampun Qila, hanya perkara bungkusan kado doang nak, kamu sampe nangis gini"

"Perkara kado doang bunda bilang, Qila udah persiapkan semuanya dengan matang, gak boleh sampe ada yg tercela sedikitpun bunda, dan Qila gak mau telat sedetik pun menyambut kedatangan zuardi bunda." Dengan hati-hati aku mengucapkannya pada bundaku tercinta agar jangan sampai aku melukai hatinya.

"Tenang sayang, semua sudah bunda selesaikan dengan baik dan indah, mana mungkin bunda dengan santai begini dalam keadaan masih ada tugas yang belum terselesaikan." Begitulah bundaku yang selalu suka drama dalam drama.

---🌼---

Dreett.. dreett..
Getaran dering hp ku yang berhasil mengagetkan ku. Sebuah video call dari kekasih.

"Hy sayang.." serta lambaian dari layar hp ku.

"Hy, kamu udah dimana?

"Ini aku baru mau jalan"

"Hujan ya disitu?

"Iya sayang deras kali malahan, yaudah ntar aku kabari lagi ya, bay sayang"

Akhirnya zuardi pulang juga ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya di Negara yang ia iadamkan. Ya sebenarnya dari satu hari yang lalu ia udah sampai di Indonesia, tapi ia ingin menepati janjinya dulu mengunjungi makam neneknya dikampung. Neneknya adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Karena ia sering ditinggal kerja oleh kedua orangtuanya. jadi sang nenek lah yang menemani hari-harinya dirumah. Tapi sayang baru saja ia sampai di negeri orang, ia mendapat kabar duka bahwasanya sang nenek sudah tiada. Karena itulah ia berjanji ketika ia pulang nanti akan mendatangi makam neneknya terlebih dahulu.

Kali ini aku yang menghubungi Lazuardi, karena tak sabar ku menggebu ingin mengetahui dia sudah sampai dimana.

"Ya hallo sayang"

"Kamu udah sampai dimana?"

"Ya hallo, sayang, halloo.. kamu dengar aku gak?"

"Hallo? Zuzu, hal.."

Tuut tuut tuut..

---🌼---

Gimana guys, cukup menarik tidak?😢
Aku harap kalian masih penasaran untuk lanjut🤗

---🌼---

Jangan lupa vote and tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya!!☺️

Terimakasih sudah membaca, semoga kalian suka🥰

LazuardiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang