07. PERHATIAN

1.1K 139 5
                                    

Cerita ini hanya fiksi tidak ada niatan untuk merendahkan pihak mana pun, di mohon kebijakannya dalam membaca.
~~~~

Keesokan paginya Ningning terbangun karena suara ketukan pintu. Ningning sangat kaget saat melihat jam yang ada di meja samping tempat tidurnya sudah menunjukkan jam 7 yang menandakan dia akan telat sampai di kampus. Dengan terburu-buru Ningning langsung pergi kekamar mandi.

Selesai mandi Ningning langsung buru-buru mengambil baju yang akan dia kenakan, kemudian mengambil semua barang yang akan dia bawa ke kampus. Saat membuka pintu Ningning berpapasan dengan mama Krystal. "kamu baru bangun? Kakak kamu tadi ketok pintu kamar kamu tapi gak ada sautan jadi mama kira kamu belum bangun, Ayuk buruan sarapan udah siang ini nanti kamu telat" ucap Krystal.

"aduh ma, gak sempet kalo aku sarapan dulu, aku langsung jalan aja ya, bey mama" kata Ningning kemudian mencium pipi sang mama dan berlalu turun menuju arah garasi mobil.

***

Sekarang Ningning sudah sampai di kampus dan sedang berbaris di lapangan dengan muka menahan malu, karena coba saja kalian bayangkan sekarang ningning berdiri sambil memegang tongkat dan ember yang ternyata peserta lainnya tidak membawa kedua benda itu, lalu tidak hanya itu kerena ningning kesiangan sehingga membuat dia terburu-buru dan salah mengenakan seragam yang diharuskan. Jika kalian tanya kenapa Ningning bisa sampai telat jawabannya adalah karena ulah Renjun yang menyuruhnya membawa tongkat dengan ukuran yang sangat susah di cari, maka dari itu sekarang dia harus berbaris dilapangan bersama peserta lain yang telat dan tidak mengenakan atribut lengkap.

"buat kalian yang telat dan tidak memakai atribut yang lengkap, lari keliling lapangan tiga kali sambil teriak saya tidak akan mengulanginya lagi" ucap seorang kakak tingkat dengan name tag bertuliskan Ryujin "dan untuk kamu yang megang tongkat sama ember, lari keliling lapangan lima kali sambil berteriak sama seperti yang lain" kata kakak itu lagi. Ningning yang mengetahui itu hanya bisa pasrah.

Sekarang mereka semua berlari keliling lapangan, satu putaran sudah dilewati, kemudian dua putaran, tiga putaran, dan pada putaran keempat hanya tersisa Ningning sendiri yang berlari. Sekarang dia sudah mersa bebar-benar capek dan lemas pasalnya karena kesiangan tadi ningning jadi tidak sempat untuk sarapan terlebih dahulu.

Renjun yang sedang berjalan di koridor samping lapangan melihat Ningning yang sedang berlari sendirian sambil berteriak, dia merasa senang karna dia bisa membalas tingkah tengil Ningning. Tetapi sedetik kemudian dia merasa kasian, rasanya dia sudah sangat keterlaluan pada Ningning. Saat dia ingin menghampiri Ningning dan menyuruhnya berhenti saja, tiba-tiba Ningning terjatuh. Renjun pun segera berlari menghampiri Ningning. Ternyata gadis itu pingsan, dengan cepat Renjun langsung mengangkat tubuh Ningning dan membawanya ke unit kesehatan kampus.

Sesampainya di unit kesehatan Renjun langsung membaringkan tubuh Ningning di kasur yang berada di sana. Petugas yang berjaga di sana pun langsung segera memeriksa keadaan Ningning.

"sepertinya maag dia kambuh karena mungkin tadi dia belum sempat sarapan dan juga dia terlihat kelelahan" kata petugas tersebut "sebaiknya sekarang kamu belikan dia makanan dulu, saya akan ambilkan obat dan air hangat" lanjut petugas tersebut kemudian pergi untuk mengambil obat serta air hangat. Renjun juga segera pergi dari sana untuk membelikan Ningning makanan di kantin. Ada rasa bersalah dalam diri Renjun, dia benar-benar tidak tau akan seperti ini jadinya.

Saat berjalan menuju kantin Renjun berpapasan dengan Hyunjin "Jin gue izin gak ikut acara dulu ya?" ucap Renjun kepada Hyunjin.

"loh kenapa emang? Nanti yang ngawasin kelompok lo siapa? Kan lo yang minta sendiri mau jadi pembimbing, gimana sih lo" ucap Hyunjin rada kesel dia sama Renjun udah ngilang gitu aja gak balik-balik sekalinya nongol malah minta izin.

"satu anggota di kelompok yang gue bimbing dia sakit tadi pingsan, makannya gue harus jagain dia, lagi gimana sih kok gak ada yang ngawasin peserta yang lagi di hukum, kalo tadi gue gak lewat sana terus gak ada yang liat dia pingsan di tengah lapangan gimana coba" ucap renjun yang juga ikut kesal, karena menurut dia panitia yang bertugas mengawasi peserta yang sedang di hukum sudah lali dalam tugasnya.

"kenapa sih lo panik banget? nanti biar gue urus soal ke lalaian itu, sekarang yang penting lo juga jangan ikut lalai dalam tugas lo, biar anggota kelompok lo itu nanti di jaga sama bagian kesehatan, sekarang pokoknya lo harus tetep bimbing kelompok lo"

"okey, tapi gue beliin dia makanan di kantin dulu, soalnya dia belom sarapan, gak lama kok" ucap Renjun pada akhirnya dan langsung segera melanjutkan jalannya menuju kantin.

***

Ningning terbangun di sebuah ruangan yang terlihat asing, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan mendapati seorang wanita sedang duduk di bangku yang berada tepat disamping ranjangnya.

"kamu udah siuman? Apa yang kamu rasain? Pusing atau apa?" ucap wanita tersebut yang menggunakan nametag bertuliskan Saeron.

"masih rada pusing kak, terus perut aku rada gak enak juga" jawab ningning dengan suara yang lemah khas orang sakit.

"ya udah ini kamu minum obat maag dulu ya, abis itu makan" ucap saeron sambil menyodorkan sesendok obat maag cair dan air hangat kepada Ningning.

"kak, aku gak napsu makan" kata ningning sesudah meminum obatnya.

"makan dulu biar kamu gak makin sakit" ucap Saeron dan pada akhirnya Ningning memakan makanan tersebut.

Di sela-sela makannya Ningning mengingat kejadian pingsan tadi dia penasaran siapa yang membawanya pergi ke Unit Kesehatan, seingat dia saat itu sedang tidak ada orang, kakak panitia yang mengawasinya juga sedang tidak ada disana.

"oh iya, tadi Renjun titip ke aku katanya nanti kamu pulangnya sama dia aja" ucap Saeron tiba-tiba yang buat Ningning bingung.

"Bang Renjun? Kok dia bisa tau aku pingsan?"

"iya Renjun, dia yang bawa kamu kesini" jawab Saeron.

Kemudian Ningning melanjutkan makannya. Selesai Ningning makan Saeron izin pergi ke toilet sebentar kepada Ningning, awalnya Ningning menyuruh Saeron untuk kembali saja ke aula karena dia sudah sedikit mendingan dan tidak perlu di jagain lagi, tetapi Saeron menolak karena Renjun sudah berpesan agar dia menunggu Ningning sampai Renjun selesai dengan urusannya.

Jujur Ningning rada aneh dengan sikap Renjun yang sepertinya sangat mengkhawatirkan dirinya, padalah bukannya ini yang Renjun inginkan melihat Ningning dipermalukan dan berujung di hukum. Sampai sekarang Ningning masih kesal dengan Renjun meski dia lah yang telah menolong Ningning saat pingsan.

***

Saeron melihat jam ditangannya yang menunjukan waktu 16.00 menandakan bahwa sedikit lagi para maba akan di pulangkan "Ning, sedikit lagi kayaknya Renjun bakal dateng soalnya udah mau jam pulang juga, kakak izin pergi ya soalnya ada yang mau kakak urus juga, kamu gak papa kan kakak tinggal?" ucap Saeron.

"iya gak papa kak, aku juga udah enakan kok, makasih ya kak, maaf udah ngerepotin"

"iya enggak papa kok" setelahnya Searon pun pergi keluar dari ruangan unit kesehatan.

Terbesit di pikiran Ningning untuk segera keluar juga dari ruangan itu, kerena dia tidak mau di antar oleh Renjun lagi pula pasti supirnya sudah menjemput dia dan menunggunya di parkiran.


***

Hallo semuanya aku balik lagi nih, gimana ceritanya kira-kira tingkah Renjun ke Ningning udah gereget belum nih, boleh dong di komen ya dan terimakasih buat kalian yang udah mau baca cerita ini. Untuk kali ini aku double update nih dan masih dengan interaksi antara Renjun dan Ningning. buat kalian yang penasaran kira-kira Ningning bakal pulang sendiri atau bareng sama Renjun bisa lansung liat aja kelanjutan dari cerita ini.

Btw jangan lupa di votes ya, maksih semuanya 🤗🤗

Tertukar | NCT DREAM X AESPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang