BAB 7 : Mulut Lembut 🔞

165 10 2
                                    

-Fuse-

Aku terbangun di sofa phi Ana dan duduk menatap ke seirang yang berbaring di ranjang, tersenyum tak berdaya. Bangun, aku pergi dan mencuci mukaku dan menggelengkan kepalaku beberapa kali. Kemarin malam aku hampir mabuk dan jadi beruntung pagi ini bahwa aku tidak hangover. Semua gelas itu dari phi Nuea berlebihan saat dia diam-diam terus mencampurkannya sebelum diberikan padaku. Akhirnya, aku bahkan tidak tahu berapa banyak aku miliki.

"Uh..." aku tersandung saat melihat orang di ranjang berputar. Dia meraih guling sebelum memeluk itu dan mengubur wajahnya. Sejujurnya, aku cemburu itu. Aku menghela nafas lega bahwa kemarin malam aku memutuskan tidur di atas sofa.

Jika aku tidur disampingnya itu akan meenjadi siksaan untukku. Kemarin malam aku banyak menciumnya, dan aku mengakui aku ingin terus menciumnya meskipun berpikir aku mabuk, jadi itu bagus bahwa phi menghentikannya kalau tidak dia mungkin tidak akan mendapat tidur tadi malam.

"Phi Ana, ini jam 9 pagi," aku berjalan dan menyentuh lengannya perlahan.

"Urgh..sungguh?" dia mengerang dan membuat suara menggoda, dan tangan kecilnya terulur seolah ingin ditarik ke atas, tapi wajahnya jelas menunjukkan dia masih mengantuk, mata tajamnya perlahan menatapku, sebelum tertutup lagi.

"Jika kau memprovokasiku lagi akau tidak akan melepaskanmu," kataku.

"Bagaimana aku memprovokasimu? Aku baru bangun, setiap orang yang bangun tidur seperti ini," suara seraknya bicara kembali. Aku ingin berdebat karena tidak semua orang bangun tidur begitu imut seperti ini. Tidak Kampan, atau Mark atau bahkan phi Bar yang sungguh imut, tapi tidak seperti orang ini.

"Apakah kau ingin aku memberi tahumu apa yang memprovokasi?" aku berbisik pelan.

"Tidak perlu," katanya mendorong wajahku menjauh. Kaki rampingnya berjalan kearah kamar mandi tanpa berbalik menatapku lagi. Meninggalkanku disini diatas ranjang dengan kehangatannya. Bisakah aku hanya berbaring kembali sebentar? Tidak tidur hanya memeluk guling yang sama dan berbaring di tempat yang sama seperti dia cukup bagus.

Rrr̴

Aku berbalik ke kiri dan kanan mencoba menemukan sumber suara. Ponsel phi Ana di bawah bantal dan aku menatap nama pemanelpon sedikit mengernyit. Apa yang terlupakan tadi malam?

"Swadee krab.."

[Jalang sialan! Apa yang terjadi? Kemarin malam kau meninggalkanku dengan anak-anak itu. Aku kembali dan mereka mengatakan kau menghilang dengan suamimu. Kenapa kau meninggalkanku! Sialan, aku sangat kacau aku bahkan tidak tahu bagaimana terbangung di kamar Yiwaa] suara manis dari orang kecil itu tidak mau berhenti. Bahkan tidak ada celah untukku bicara karena dia tetap mengomeli phi Ana karena meninggalkannya di bar.

"Phi..phi Paula."

[Keparat!] telpon terputus jadi semua yang bisa kulakukan adalah duduk dan menatap terkejut. Siapa orang ini?

Rrrr̴

Aku akan meletakkan telpon, tapi lalu nomor sama berdering lagi jadi aku menekan dengan tenang menerima.

"Ya?"

[Ai Fuse, bagaimana itu kau menjawab ponsel phi Ana? Apa yang kau lakukan pada phi Ana? Apakah aku perlu mengajukan mas kawin, atau mengajukan keluhan tentang perampasan anak di bawah umur] saat ini bukan suara yang sama, tapi phi Yiwaa tanpa ragu.

(TN: phi Yiwaa lucu dia seperti ibu yang menangkap basah anaknya wkwkwkw)

"Aku tidak melakukan apapun, aku hanya berbaring disini mengawasinya,"

[Bohong! Kau banyak berbohong. Sebelum itu berkencan dengannya jadi aku bahkan tidak berani menghentikannya, lalu kau pergi bersama dan mengatakan padaku hanya tidur dan mengawasinya. Pergi dapatkan instruksi dari Ai Bar tentang cara berbohong dulu lalu kembali padaku]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang