Insane 05 | Epilog (🦊x💎)

492 64 8
                                    

.

.

.
⚠️️Harsh Words, Violence⚠️

.

Happy Reading
.

.

💎💎💎

YEDAM POV

Persidangan dimulai dari pagi hari. Aku memberanikan diri untuk ikut menghadiri sidang tersebut bukan untuk memberi kesaksian, aku hanya ingin melihat jalannya persidangan tersebut.

Asahi memandangku dan bertanya berulang kali apakah aku akan mengikuti sidang tersebut. Mau tak mau aku hanya bisa meyakinkan temanku tersebut bahwa aku baik-baik saja.

"Apa kau yakin Yedam?, beberapa minggu ini halusinasimu kan datang lagi?" Tanya Asahi

Perkataan Asahi itu tidak ada salahnya, sejak aku melarikan diri dari akademi itu. Aku berkali -kali jatuh dalam kegelapan yang artinya halusinasi dan mimpi burukku kembali, aku bermimpi terpanggang dalam bara api dengan panas yang menyengat kulit.

Trauma akan rasa sakit dan perlakuan orang yang aku percaya itu cukup menyakitkan. Setelah aku kabur dari akademi itu, aku meminta perlindungan dari organisasi internasional yang menjadi sponsor diriku.

Mereka membantuku untuk pulih dari kegilaan dan kegelapan yang menarikku, bahkan aku bisa mengikuti sidang ini karena aku di dampingi oleh psikiater yang sudah dipercaya.

Aku menatap ruang persidangan yang cukup ramai, dengan topi dan maskerku yang menutup wajahku. Aku berharap tidak ada orang yang akan mengenaliku.

Aku melihat orangtuaku sudah lebih dulu datang dan berdiskusi dengan pengacara. Lalu aku menatap ke sisi lain dan melihat mereka sedang tertawa dengan pakaian rapih dan senyum meyakinkan.

Deg.....Deg....Deg!!!!

Aku bisa merasakan debaran jantungku semakin cepat, nafasku tercekat bahkan untuk bernafas saja sulit. Mataku berair, badanku gemetar menunjukan ketakutan dan mengingat segala mimpi buruk yang pernah terjadi akan terulang kembali.

Pandanganku tidak lepas dari mereka dan aku mulai merasakan bahwa pandanganku menggelap namun aku berusaha untuk menahannya. Asahi yang berada disampingku segera mengalihkan pandanganku

Psikiater yang mendampingiku juga segera menopang badanku dan menenangkan diriku yang mungkin saja lepas kendali maupun hilang kesadaran.

Aku mendudukan diriku di kursi terdekat dalam ruang persidangan, berusaha menstabilkan debaran jantungku yang mulai menggila. Asahi menutup telingaku dan membisikan beberapa kata.

"Jangan khawatir, semua akan berjalan lancar"
.

.

.

.

.

Persidangan-pun dimulai, rentetan tuntutan, kejadian dan kesaksian diberikan dari ke 2 pihak. Mereka yang pernah kuanggap sebagai rumah dengan mudahnya mengatakan kebohongan demi kebohongan yang memojokkan diriku.

What if Yedam | YEDAM X ALL (TREASURE) | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang